tag:blogger.com,1999:blog-18656651571806182922024-03-13T19:30:03.633-07:00Mimbar Onlinemimbarnya umat IslamAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.comBlogger45125tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-694769041459370062014-10-19T04:37:00.003-07:002014-10-19T04:47:11.803-07:00 Pemuda Muhammad Dan Bi’tsah (Pengangkatan)<div style="text-align: justify;">
<i>ab : PERIODE MAKKAH<br />
Sub : Dari Bi’tsah Hingga Hijrah</i><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglIb45OD4aE65BBPR4H2Exck-KGYwAKNlr9x3tCsrOLKUIDWMfvRFlitFYtDcDLbvdLed-DZYR_ylDgKPV9PGkxOmWqe_sNIMJfccD_IrejwOYzy4nOZC2OICkdLleqo0LixppiilWQDg/s1600/alquran-banner.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglIb45OD4aE65BBPR4H2Exck-KGYwAKNlr9x3tCsrOLKUIDWMfvRFlitFYtDcDLbvdLed-DZYR_ylDgKPV9PGkxOmWqe_sNIMJfccD_IrejwOYzy4nOZC2OICkdLleqo0LixppiilWQDg/s1600/alquran-banner.jpg" height="142" width="320" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah Saw berumur 35 tahun saat dilakukan perbaikan bangunan
Ka’bah oleh kaum Quraisy. Mereka bermaksud memberi atap pada Ka’bah.
Ketika pembangunan sampai pada rukun (sudut Ka’bah) mereka berselisih
tentang Hajar Aswad. Tiap suku ingin memperoleh kehormatan
meletakkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nyaris
terjadi perang hingga mereka sepakat orang pertama yang masuk Masjidil
Haram akan memutuskan permasalahan. Muhammad yang masuk, mereka pun
rela. Muhammad meletakkan Hajar Aswad di atas kain dan berkata “tiap
suku memegang sudut kain, angkat bersama-sama”. Setelah sampai beliau
yang memasangnya. Begitulah Muhammad berhasil mncegah terjadinya perang
dengan penuh kebijaksanaan. Beliau menajadi rahmat di kalangan umatnya
yang tidak bisa baca tulis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Muhammad mendapati dalam dirinya kegelisahan yang misterius. Tidak
tahu dari mana dan sampai kapan. Tidak terpikir sedikitpun wahyu akan
sgera datang. Muhammad saw genap berusia 40 tahun. Kegelisahan tersebut
mendorongnya untuk senang menyendiri. Meninggalkan rumah, merambah
celah-celah bukit batu Mekah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah saw bersabda:</div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote>
“Aku benar-benar mengenal batu di Mekah. Ia senantiasa mengucapkan salam padaku sebelum aku diangkat menjadi Nabi”.</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Muhammad menyepi di gua Hira’ beberapa mlm berturut-turut dengan
membawa bekal. Beliau beribadah dan berdoa menurut millah agama Ibrahim
yang lurus dan fitrah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Muhammad dan Bi’tsah .. bagaikan berita gembira di suatu pagi dan
terbitnya kebahagiaan. Itulah Bi’tsah (pengangkatan Muhammad saw sebagai
Nabi dan Rasul). Dalam satu kesempatan, datanglah pada beliau hari yang
telah ditetapkan. Saat itu tgl 17 Ramadhan tahun ke 41 sejak kelahiran
atau 6 Agustus 610M.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika itu beliau dalam keadaan terjaga dan sadar sepenuhnya.
Malaikat mendatanginya seraya berkata “Bacalah”, beliau menjawab “Aku
tidak bisa membaca”. Rasulullah bercerita “Ia menarik dan mendekapku
hingga aku kepayahan. Ia lepaskan dan kembali berkata, “Bacalah!”, “Aku
tidak bisa membaca” jawabku. Begitulah hingga tiga kali. Kemudian
malaikat melepaskannya dan mengatakan “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan ..” (Al-Alaq 1-5)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itulah hari pertama kenabian & wahyu pertama Al-Quran, dengan
penyebutan qalam(pena) pada seorang ummi yang tinggal di negeri yang
sulit ditemukan pena. Rasulullah saw merasa ketakutan. Masa fatrah (masa
vakum kenabian) memang berlangsung lama. Beliau kawatir dan pulang ke
rumah dengan gemetar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika sampai di rumah, Muhammad saw berkata pada istrinya, “selimuti
aku, selimuti aku, aku sangat takut”. Kadhijah menanyakan apa sebabnya.
Rasulullah saw menceritakan kisahnya. Kadhijah pun memahami karena
beliau wanita yang cerdas. Ia sering mendengar tentang kenabian dan
malaikat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Maka Kadhijah pun berkata dengan penuh kekuatan, keimanan dan dukungan :</div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote>
“Tidak akan terjadi apa-apa! Demi Allah, Dia tidak akan
mempermalukan engkau. Engkau menyambung hub. kasih sayang, meringankan
beban orang-orang yang menderita, memberi orang yang kehilangan,
menghormati tamu dan selalu menolong”***</blockquote>
<br />
Klik: <a href="http://boemi-islam.net/sejarah-islam/siroh-nabi/pemuda-muhammad-dan-bitsah-pengangkatan/" target="_blank">http://boemi-islam.net</a> >> <span class="post-byline">March 28, 2013</span> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-78046142894194723702014-10-14T11:05:00.001-07:002014-10-14T11:05:21.437-07:00Pelajaran dari Perang Badar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu6zbeF3opZ3Idh1Ns79TBzeQ69Cvzv5d2W1xdewX6r1YimcgWy2atlS9AWXscrw2Q73mXavoi1YPvevGUs9csgTIKadgoyllI_iN6Df3qDvECce77oJbuXetqFsNp-tw_TTpHE88Y3_Q/s1600/perang-badar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu6zbeF3opZ3Idh1Ns79TBzeQ69Cvzv5d2W1xdewX6r1YimcgWy2atlS9AWXscrw2Q73mXavoi1YPvevGUs9csgTIKadgoyllI_iN6Df3qDvECce77oJbuXetqFsNp-tw_TTpHE88Y3_Q/s1600/perang-badar.jpg" height="430" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perang badar yang penuh berkah terjadi pada hari Jum’at 17 Ramadhan
tahun ke- 2H, peperangan yang mesihkan antara haq dan bathil, maka oleh
Allah Ta’ala dinamakan dengan <em>Yaum Furqan</em> (hari pembeda).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Latar belakang peperangan ini, Suatu ketika terdengarlah kabar di
kalangan kaum muslimin Madinah bahwa Abu Sufyan beserta kafilah
dagangnya, hendak berangkat pulang dari Syam menuju Mekkah. Jalan mudah
dan terdekat untuk perjalanan Syam menuju Mekkah harus melewati Madinah.
Kesempatan berharga ini dimanfaatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan para shahabat untuk merampas barang dagangan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya Rasulullah Shallallahu a’alaihi wa sallam bersama tiga
ratus sekian belas sahabat dari muhajirin dan anshar, Rasulullah tidak
membuat persiapan besar untuk keluar ke Badar, mereka tidak berangkat
kecuali hanya membawa satu atau dua kuda perang, dan tujuh puluh onta
setiap onta dinaikin dua atau tiga orang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun tentara musyrikin jumlahnya sekitar 1000 orang, , 600 baju
besi, 100 kuda, dan 700 onta serta dengan persenjataan lengkap, setiap
hari menyembelih 9 sampai 10 onta, Berangkat dengan penuh kesombongan
dan pamer kekuatan di bawah pimpinan Abu Jahal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka kalau ditimbag kekauatan keduanya, akan nampak bahwa pasukan
kafir quraisy lebih kuat, namun Allah karuniakan kemenagan saat kepada
kaum muslimin, faktor yang menjadikan kemenangan ada di pihak kaum
muslimin meskipun kalah jumlah dan perangkat perang adalah <em>i’timad</em> (bersandar) terhadap Allah Ta’ala, para mujahidin benar- benar memahami ayat Allah,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ</strong></div>
“Dan tidaklah kemenangan itu, selain dari Allah yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana,” (Ali Imran : 126)
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka ketika jumlah sedikit dari kaum Thalut, pasukan Jalut,</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ
أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً
كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata,
“Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan keompok besar dengan izin
Allah. ”Dan Allah bersama Orang- orang sabar” (Al-Baqarah : 249).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun saat ini setan berhasil membuat takut kebanyakan kaum muslimin
dari kekuatan Amerika dan sekutunya, sehingga banyak mereka yang
menisbatkan kepada ilmu dan dakwah menutupi ketakutan itu dengan dalih
maslahah dan kebijaksanaan,akan tetapi hal itu tidak akan berpengaruh
terhadap mujahidin yang memahami kalam Allah,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut- nakuti (kamu)
dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada
mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman.” (Ali
Imran : 175)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka ketika Amerika mengatakan, “siapa yang lebih kuat dari kita ?”
maka takutlah orang yang melihat keperkasaannya lupa akan kekuatan
Allah, namun para mujahidin yang sabar akan mengatakan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang
Menciptakan mereka. Dia lebih hebat kekuatan-Nya dari mereka ? (Fushilat
: 15)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Allah Berkehendak Lain</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para shahabat keluar dari
Madinah dengan harapan dapat menghadang kafilah dagang Abu Sufyan.
Merampas harta mereka sebagai ganti rugi terhadap harta yang
ditinggalkan kaum muhajirin di Makah. Meskipun demikian, mereka merasa
cemas bisa jadi yang mereka temui justru pasukan perang. Oleh karena
itu, persenjataan yang dibawa para shahabat tidaklah selengkap
persenjataan ketika perang. Namun, Allah berkehendak lain. Allah
mentakdirkan agar pasukan tauhid yang kecil ini bertemu dengan pasukan
kesyirikan. Allah hendak menunjukkan kehebatan agamanya, merendahkan
kesyirikan. Allah gambarkan kisah mereka dalam firmanNya,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>وَإِذْ يَعِدُكُمُ اللَّهُ إِحْدَى
الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ
الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ
بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu
dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu
menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjata-lah yang
untukmu (kamu hadapi, pent. Yaitu kafilah dagang), dan Allah menghendaki
untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan
orang-orang kafir.” (Qs. Al Anfal: 7)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah gambaran orang shaleh. Harapan Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dan
para shahabat tidak terwujud. Mereka menginginkan harta kafilah dagang,
tetapi yang mereka dapatkan justru pasukan siap perang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jiwa manusia selalu mengutamakan kemudahan hal- hal yang nyamana
daripada bersusah payah dalam mencapai tujuan, akan tetapi setiap jiwa
harus tahu bahwa kemuliaan harus ditempuh dengan susah payah bahkan
dengan hilangnya nyawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka sesungguhnya jihad meskipundi dalamnya ketakutan, rasa lapar,
dan berkurangnya harta dan jiwa, tetapi manfaatnya bagi Islam dan
muslimin sangat besar,maka ketika pemahaman jihad hilang dari hati kaum
muslimin, dan mereka lebih suka condong ke dunia, dan takut mati, Allah
timpakan pada mereka kehinaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak heran kalau ditemukan kelompok yang berintisab pada ilmu dan
dakwah, jalan mereka untuk memperjuangkan Islam dan menolak kedhaliman
melalui jarur siasat dengan tunduk terhadap hukum positif, dan
mengatakan inilah cara terbaik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lainnya mengatakan, “ tashfiyyah dan tarbiyyah jalan perubahan.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada pula syaikh yang meyakinkan manusia, bahwa menegakkaan gama ini
dengan kertas suara, dengan menghindari tertumpahnya darah dan
terbunuhnya jiwa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada pula yang mengajak manusia datang ke istana Presiden, sambil
menangis sampai luluh hati sang pimpinan, dengan harapan dapat
menerapakan syariat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun Mukmin Shadiq meninggalkan segala kenyamanan tersebut, dan memilih jihad sebagai jalan terbaik,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ
يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
“Allah Memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran
yang mereka perselisihkan. Allah Memberi petunjuk kepada siapa yang Dia
Kehendaki ke jalan yang lurus” (Al-Baqarah : 213). [AH]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi: fi Dhilalis Sirah, Syaikh Manshur Asy-Syami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
klik... <a href="http://panjimas.com/kajian/2014/07/11/4722/" target="_blank">http://panjimas.com</a> >> Jum`at, 13 Ramadhan 1435H / July 11, 2014
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-297492456558904382014-10-14T10:45:00.002-07:002014-10-14T10:45:27.734-07:00Pemimpin Kafir dan Murtad, Jangan ditaati!!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpKJOXQsfVnW59GLBsk16wj0k45hf85HvO5B4Y9_3TsNtJNEoeS08zgbu22sj1MKKMnhmYtGvVelEjBmjZBwKcxudeHFwEHBOj3C5JtzO0yuMduBuVaMug_FM4BPpx-mIMtJ_ot6EUusA/s1600/asterysleader.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpKJOXQsfVnW59GLBsk16wj0k45hf85HvO5B4Y9_3TsNtJNEoeS08zgbu22sj1MKKMnhmYtGvVelEjBmjZBwKcxudeHFwEHBOj3C5JtzO0yuMduBuVaMug_FM4BPpx-mIMtJ_ot6EUusA/s1600/asterysleader.jpg" height="408" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Mentaati penguasa merupakan salah satu kewajiban seorang Muslim. Allah swt berfirman:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b> فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ
إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا</b>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya,
dan ulil amri di antara kalian. Kemudian, jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan Rasul
(sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.”</span> [TQS.
al-Nisaa’:59]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika menafsirkan surat al-Nisa’:59, Imam Nasafiy menyatakan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
ودلت الآية على أن طاعة الأمراء واجبة إذا وافقوا الحق فإذا خالفوه فلا
طاعة لهم لقوله عليه السلام ” لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق ” . وحكي أن
مسلمة بن عبد الملك بن مروان قال لأبي حازم : ألستم أمرتم بطاعتنا بقوله :
و«أولي الأمر منكم»؟ فقال أبو حازم : أليس قد نزعت الطاعة عنكم إذا خالفتم
الحق . بقوله «فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله» أي القرآن و«الرسول» في
حياته وإلى أحاديثه بعد وفاته { ذلك } إشارة إلى الرد أي الرد إلى الكتاب
والسنة</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">“Ayat ini menunjukkan bahwa taat kepada para pemimpin adalah wajib,
jika mereka sejalan dengan kebenaran. Apabila ia berpaling dari
kebenaran, maka tidak ada ketaatan bagi mereka. Ketetapan semacam ini
didasarkan pada sabda Rasulullah saw, “Tidak ada ketaatan kepada makhluk
dalam kemaksiyatan kepada Allah.”[HR. Ahmad]. Dituturkan bahwa Maslamah
bin Abdul Malik bin Marwan berkata kepada Abu Hazim,” Bukankah engkau
diperintahkan untuk mentaati kami, sebagaimana firman Allah, “dan
taatlah kepada ulil amri diantara kalian..” Ibnu Hazim menjawab,
“Bukankah ketaatan akan tercabut dari anda, jika anda menyelisihi
kebenaran, berdasarkan firman Allah, “jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah, yakni kepada Rasul
pada saat beliau masih hidup, dan kepada hadits-hadits Rasul setelah
beliau saw wafat..”</span>[1]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pendapat senada juga dikemukakan oleh al-Hafidz al-Suyuthi dalam
kitab Tafsirnya, al-Durr al-Mantsûr, Imam Syaukani dalam Fath al-Qadîr,
dan serta kalangan mufassir lainnya. Ibnu al-‘Arabiy, dalam kitab Ahkâm
al-Qur’ân, menyatakan: <span style="color: red;">“Kemudian mereka diperintahkan untuk mentaati pemimpin (ulil amri)
yang telah diperintahkan oleh Rasulullah. Ketaatan kepada mereka
bukanlah ketaatan mutlak, akan tetapi yang dikecualikan dalam hal
ketaatan dan apa yang diwajibkan kepada mereka….”</span>[2]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Dalam kitab Minhâj al-Sunnah, Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah berkata: <span style="color: red;">“Sesungguhnya, Nabi saw telah memerintahkan untuk taat kepada imam
(pemimpin) legal yang memiliki kekuasaan, dan mampu mengatur urusan
masyarakat. Tidak ada ketaatan bagi pemimpin yang tidak dikenal dan
tidak legal. Tidak ada ketaatan bagi orang yang tidak memiliki kekuasaan
dan tidak memiliki kemampuan apapun, secara asal. “</span>[3]
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam hadits-hadits shahih juga dituturkan mengenai kewajiban
mentaati penguasa (ulil amriy), baik yang adil maupun fasik. Imam
Bukhari menuturkan sebuah riwayat dari Abi Salamah bin ‘Abdirrahman,
bahwasanya ia mendengar Abu Hurairah berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى
اللَّهَ وَمَنْ أَطَاعَ أَمِيرِي فَقَدْ أَطَاعَنِي وَمَنْ عَصَى أَمِيرِي
فَقَدْ عَصَانِي</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">“Rasulullah saw telah bersabda, “Siapa saja yang mentaati aku, maka
dia telah mentaati Allah swt, dan barang siapa bermaksiyat kepadaku,
sungguh dia telah bermaksiyat kepada Allah. Siapa saja yang mentaati
pemimpinku, maka dia telah mentaatiku; dan barangsiapa tidak taat kepada
pemimpinku, maka dia telah berbuat maksiyat kepadaku..”</span> [HR. Bukhari]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hisyam bin ‘Urwah meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ra, bahwasanya ia menyatakan, bahwa Rasulullah saw bersabda:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
سَيَلِيْكُمْ بَعْدِي وُلَاةٌ فَيَلِيْكُمُ الْبِرَّ بِبِرِّهِ
وَالْفَاجِرُ بِفُجُوْرِهِ فَاسْمَعُوْا لَهُمْ وَأَطِيْعُوْا فِي كُلِّ
مَا وَافَقَ الْحَقَّ وَصَلُّوْا وَرَاءَهُمْ فَإِنْ أَحْسَنُوْا فَلَكُمْ
وَلَهُمْ وَإِنْ أًَسَاءُوْا فَلَكُمْ وَعَلَيْهِمْ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">“Setelahku akan ada para penguasa, maka yang baik akan memimpin
kalian dengan kebaikannya, sedangkan yang jelek akan memimpin kalian
dengan kejelekannya. Untuk itu, dengar dan taatilah mereka dalam segala
urusan bila sesuai dengan yang haq. Apabila mereka berbuat baik, maka
kebaikan itu adalah hak bagi kalian. Apabila mereka berbuat jelek maka
kejelekan itu hak bagi kalian untuk mengingatkan mereka, serta kewajiban
mereka untuk melaksanakannya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Bukhari menuturkan sebuah hadits dari ‘Abdullah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda kepada kami:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
سَتَكُونُ أَثَرَةٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ تُؤَدُّونَ الْحَقَّ الَّذِي عَلَيْكُمْ
وَتَسْأَلُونَ اللَّهَ الَّذِي لَكُمْ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">“Kalian akan melihat pada masa setelahku, ada suatu keadaan yang
tidak disukai serta hal-hal yang kalian anggap mungkar. Mereka (para
shahabat) bertanya, “Apa yang engkau perintahkan kepada kami, wahai
Rasulullah? Beliau menjawab, “Tunaikanlah hakmereka, dan memohonlah
kepada Allah hak kalian.”</span> [HR. Bukhari]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Abu Raja’,
dari Ibnu ‘Abbas, dinyatakan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ
لَيْسَ أَحَدٌ مِنْ النَّاسِ خَرَجَ مِنْ السُّلْطَانِ شِبْرًا فَمَاتَ
عَلَيْهِ إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">“Barangsiapa membenci sesuatu yang ada pada pemimpinnya, hendaklah ia
bersabar. Sebab, tak seorangpun boleh memisahkan diri dari jama’ah,
sekalipun hanya sejengkal, kemudian dia mati, maka matinya adalah
seperti mati jahiliyyah.”</span> [HR. Bukhari]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam Syarh an-Nawawi ‘alâ Shahiih Muslim telah dinyatakan, <span style="color: red;">
“Memisahkan diri dari mereka —maksudnya, para penguasa— hukumnya jelas
haram, berdasarkan ijma’ kaum Muslim, walaupun para penguasa itu orang
yang fasik dan zalim. Banyak hadits yang menunjukkan pengertian seperti
pendapat saya ini”</span>.[4]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hadits-hadits di atas merupakan hujjah yang sangat jelas wajibnya
seorang Muslim mentaati penguasa meskipun ia terkenal fasik dan dzalim.
Bahkan di dalam riwayat-riwayat lain, Rasulullah saw telah memberikan
penegasan (ta’kîd) agar kaum Muslim tetap mentaati penguasa dalam
kondisi apa pun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<strong>Kapan Penguasa Tidak Boleh Ditaati?</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun kaum Muslim diperintahkan untuk tetap mentaati penguasa
dzalim dan fasiq[5], dan dilarang memerangi dengan pedang, akan tetapi
dalam satu kondisi; kaum mukmin wajib memisahkan diri dari mereka, tidak
memberikan ketaatan kepada mereka, dan diperbolehkan memerangi mereka
dengan pedang, yaitu, jika mereka telah menampakkan kekufuran yang
nyata. Ketentuan semacam ini didasarkan pada riwayat-riwayat berikut
ini. Imam Muslim menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya Rasulullah saw
bersabda:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
سَتَكُونُ أُمَرَاءُ فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ عَرَفَ بَرِئَ
وَمَنْ أَنْكَرَ سَلِمَ وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ قَالُوا أَفَلَا
نُقَاتِلُهُمْ قَالَ لَا مَا صَلَّوْا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">“Akan datang para penguasa, lalu kalian akan mengetahui kemakrufan
dan kemungkarannya, maka siapa saja yang membencinya akan bebas (dari
dosa), dan siapa saja yang mengingkarinya dia akan selamat, tapi siapa
saja yang rela dan mengikutinya (dia akan celaka)”. Para shahabat
bertanya, “Tidaklah kita perangi mereka?” Beliau bersabda, “Tidak,
selama mereka masih menegakkan sholat” Jawab Rasul.</span>” [HR. Imam Muslim]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tatkala berkomentar terhadap hadits ini, Imam Nawawi, dalam Syarah Shahih Muslim menyatakan:<br />
“قوله صلى الله عليه وسلم : ( ستكون أمراء فتعرفون وتنكرون فمن عرف فقد برئ
ومن أنكر سلم , ولكن من رضي وتابع , قالوا : أفلا نقاتلهم ؟ قال : لا . . .
ما صلوا ” هذا الحديث فيه معجزة ظاهرة بالإخبار بالمستقبل , ووقع ذلك كما
أخبر صلى الله عليه وسلم . وأما قوله صلى الله عليه وسلم : ( فمن عرف فقد
برئ ) وفي الرواية التي بعدها : ( فمن كره فقد برئ ) فأما رواية من روى (
فمن كره فقد برئ ) فظاهرة , ومعناه : من كره ذلك المنكر فقد برئ من إثمه
وعقوبته , وهذا في حق من لا يستطيع إنكاره بيده لا لسانه فليكرهه بقلبه ,
وليبرأ . وأما من روى ( فمن عرف فقد برئ ) فمعناه – والله أعلم – فمن عرف
المنكر ولم يشتبه عليه ; فقد صارت له طريق إلى البراءة من إثمه وعقوبته بأن
يغيره بيديه أو بلسانه , فإن عجز فليكرهه بقلبه . وقوله صلى الله عليه
وسلم : ( ولكن من رضي وتابع ) معناه : لكن الإثم والعقوبة على من رضي وتابع
. وفيه : دليل على أن من عجز عن إزالة المنكر لا يأثم بمجرد السكوت . بل
إنما يأثم بالرضى به , أو بألا يكرهه بقلبه أو بالمتابعة عليه . وأما قوله :
( أفلا نقاتلهم ؟ قال : لا , ما صلوا ) ففيه معنى ما سبق أنه لا يجوز
الخروج على الخلفاء بمجرد الظلم أو الفسق ما لم يغيروا شيئا من قواعد
الإسلام .</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sabda Nabi saw, “(Satukûnu umarâu fa ta’rifûa wa tunkirûn faman
‘arifa faqad bari`a wa man ankara salima, wa lakin man radhiya wa
tâba’a, qâlû: afalâ nuqâtiluhum? Qâla: Lâ…mâ shallû)”, hadits ini, di
dalamnya terkandung mukjizat yang sangat nyata mengenai informasi yang
akan terjadi di masa mendatang, dan hal ini telah terjadi sebagaimana
yang dikabarkan oleh Nabi saw. Adapun sabda Rasulullah saw, “(faman
‘arafa faqad bari`a) dan dalam riwayat lain dituturkan, “(faman kariha
faqad bari`a). Adapun riwayat dari orang yang meriwayatkan, “(faman
kariha faqad bari`a), maka hal ini sudah sangat jelas. Maknanya adalah,
”Siapa saja yang membenci kemungkaran tersebut, maka terlepaslah dosa
dan siksanya. Ini hanya berlaku bagi orang yang tidak mampu mengingkari
dengan tangan dan lisannya, lalu ia mengingkari kemungkaran itu dengan
hati. Dengan demikian, ia telah terbebas (dari dosa dan siksa). Adapun
orang yang meriwayatkan dengan redaksi ”(faman ’arafa bari`a), maknanya
adalah –Allah swt yang lebih Mengetahui–, ”Siapa saja yang menyaksikan
kemungkaran, kemudian ia tidak mengikutinya, maka ia akan mendapat jalan
untuk terlepas dari dosa dan siksanya dengan cara mengubah kemungkaran
itu dengan tangan dan lisannya. Dan jika tidak mampu, hendaknya ia
mengingkari kemungkaran itu dengan hatinya. Sedangkan sabda beliau,
”(walakin man radhiya wa tâba’a)”, maknanya adalah, akan tetapi, dosa
dan siksa akan dijatuhkan kepada orang yang meridloi dan mengikuti.
Hadits ini merupakan dalil, bahwa orang yang tidak mampu melenyapkan
kemungkaran tidak akan berdosa meskipun hanya sukût (mengingkari
kemungkaran dengan diam). Namun, ia berdosa jika ridlo dengan
kemungkaran itu, atau jika tidak membenci kemungkaran itu, atau malah
mengikutinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun sabda Rasulullah saw, ”(Afalâ nuqâtiluhum? Qâla” Lâ, mâ
shalluu), di dalamnya terkandung makna sebagaimana disebutkan
sebelumnya, yakni tidak boleh memisahkan diri dari para khalifah, jika
sekedar dzalim dan fasik, dan selama mereka tidak mengubah salah satu
dari sendi-sendi Islam”.[6]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hadits ‘Auf bin Malik yang diriwayatkan Imam Muslim, juga diceritakan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ لَا مَا أَقَامُوا فِيكُمْ الصَّلَاةَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">“Ditanyakan,”Ya Rasulullah, mengapa kita tidak memerangi mereka
dengan pedang?!‘ Lalu dijawab, ”Tidak, selama di tengah kalian masih
ditegakkan shalat.”</span> [HR. Imam Muslim]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam riwayat lain, mereka berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
قَالُوا أَفَلَا نُقَاتِلُهُمْ قَالَ لَا مَا صَلَّوْا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">“Kami bertanya, ‘Ya Rasulullah, mengapa kita tidak mengumumkan perang
terhadap mereka ketika itu?!‘ Beliau menjawab, ‘Tidak, selama mereka
masih sholat.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Ubadah bin Shamit, bahwasanya dia berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
دَعَانَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعْنَاهُ
فَقَالَ فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ
وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا
وَأَثَرَةً عَلَيْنَا وَأَنْ لَا نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ إِلَّا أَنْ
تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنْ اللَّهِ فِيهِ بُرْهَانٌ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">“Nabi SAW mengundang kami, lalu kami mengucapkan baiat kepada beliau
dalam segala sesuatu yang diwajibkan kepada kami bahwa kami berbaiat
kepada beliau untuk selalu mendengarkan dan taat [kepada Allah dan
Rasul-Nya], baik dalam kesenangan dan kebencian kami, kesulitan dan
kemudahan kami dan beliau juga menandaskan kepada kami untuk tidak
mencabut suatu urusan dari ahlinya kecuali jika kalian (kita) melihat
kekufuran secara nyata [dan] memiliki bukti yang kuat dari Allah.”</span> [HR.
Bukhari]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hadits-hadits ini telah mengecualikan larangan untuk memisahkan diri dan
memerangi penguasa dengan pedang pada satu kondisi, yakni ”kekufuran
yang nyata”. Artinya, jika seorang penguasa telah melakukan kekufuran
yang nyata, maka kaum Mukmin wajib melepaskan ketaatan dari dan
diperbolehkan memerangi mereka dengan pedang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Al-Hafidz Ibnu Hajar, tatkala mengomentari hadits-hadits di atas
menyatakan, jika kekufuran penguasa bisa dibuktikan dengan ayat-ayat,
nash-nash, atau berita shahih yang tidak memerlukan takwil lagi, maka
seorang wajib memisahkan diri darinya. Akan tetapi, jika bukti-bukti
kekufurannya masih samar dan masih memerlukan takwil, seseorang tetap
tidak boleh memisahkan diri dari penguasa.[7]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imam al-Khathabiy menyatakan; yang dimaksud dengan “kufran bawahan“
(kekufuran yang nyata) adalah “kufran dzâhiran bâdiyan” (kekufuran yang
nyata dan terang benderang)[8]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
‘Abdul Qadim Zallum, dalam Nidzâm al-Hukmi fi al-Islâm, menyatakan,
bahwa maksud dari sabda Rasulullah saw “selama mereka masih mengerjakan
sholat“, adalah selama mereka masih memerintah dengan Islam; yakni
menerapkan hukum-hukum Islam, bukan hanya mengerjakan sholat belaka.
Ungkapan semacam ini termasuk dalam majaz ithlâq al-juz`iy wa irâdât
al-kulli (disebutkan sebagian namun yang dimaksud adalah
keseluruhan).[9]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih menurut ‘Abdul Qadim Zallum, riwayat yang dituturkan oleh ‘Auf
bin Malik, Ummu Salamah, dan ‘Ubadah bin Shamit, seluruhnya berbicara
tentang khuruj ‘ala al-imaam (memisahkan diri dari imam), yakni larangan
memisahkan diri dari imam. Ini termaktub dengan jelas pada redaksi
hadits: “ Para shahabat bertanya, “Tidaklah kita perangi mereka?” Beliau
bersabda, “Tidak, selama mereka masih menegakkan sholat” Jawab Rasul.”
[HR. Imam Muslim]. Dengan demikian, hadits ini merupakan larangan bagi
kaum Muslim untuk memisahkan diri dari penguasa, meskipun ia terkenal
fasiq dan dzalim.[10]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih menurut ‘Abdul Qadim Zallum; akan tetapi, larangan memisahkan
diri dari penguasa telah dikecualikan oleh potongan kalimat berikutnya,
yakni,” kecuali jika kalian (kita) melihat kekufuran secara nyata dan
memiliki bukti yang kuat dari Allah.”[HR. Bukhari]. Ini menunjukkan,
bahwa seorang Muslim wajib memisahkan diri dari penguasa, bahkan boleh
memerangi mereka dengan pedang, jika telah terbukti dengan nyata dan
pasti, bahwa penguasa tersebut telah terjatuh ke dalam “kekufuran yang
nyata.” [11]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukti-bukti yang membolehkan kaum Muslim memerangi khalifah haruslah
bukti yang menyakinkan (qath’iy). Ini didasarkan pada kenyataan, bahwa
kekufuran adalah lawan keimanan. Jika keimanan harus didasarkan pada
bukti-bukti yang menyakinkan (qath’iy), demikian juga mengenai
kekufuran. Kekufuran harus bisa dibuktikan berdasarkan bukti maupun
fakta yang pasti, tidak samar, dan tidak memerlukan takwil lagi.
Misalnya, jika seorang penguasa telah murtad dari Islam, atau mengubah
sendi-sendi ‘aqidah dan syariat Islam berdasarkan bukti yang
menyakinkan, maka ia tidak boleh ditaati, dan wajib diperangi.
Sebaliknya, jika bukti-bukti kekufurannya tidak pasti, samar, dan masih
mengandung takwil, seorang Muslim tidak diperkenankan mengangkat pedang
di hadapannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Nawawiy, di dalam Syarah Shahih Muslim menyatakan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
قال القاضي عياض : أجمع العلماء على أن الإمامة لا تنعقد لكافر , وعلى أنه
لو طرأ عليه الكفر انعزل , قال : وكذا لو ترك إقامة الصلوات والدعاء إليها ,
….. قال القاضي : فلو طرأ عليه كفر وتغيير للشرع أو بدعة خرج عن حكم
الولاية , وسقطت طاعته , ووجب على المسلمين القيام عليه , وخلعه ونصب إمام
عادل إن أمكنهم ذلك.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Qadliy ‘Iyadl menyatakan, “Para ulama telah sepakat bahwa imamah
tidak sah diberikan kepada orang kafir. Mereka juga sepakat, seandainya
seorang penguasa terjatuh ke dalam kekafiran, maka ia wajib
dimakzulkan. Beliau juga berpendapat, “Demikian juga jika seorang
penguasa meninggalkan penegakkan sholat dan seruan untuk sholat…Imam
Qadliy ’Iyadl berkata, ”Seandainya seorang penguasa terjatuh ke dalam
kekufuran dan mengubah syariat, atau terjatuh dalam bid’ah yang
mengeluarkan dari hukm al-wilayah (tidak sah lagi mengurusi urusan
pemerintahan), maka terputuslah ketaatan kepadanya, dan wajib atas kaum
Muslim untuk memeranginya, memakzulkannya, dan mengangkat seorang imam
adil, jika hal itu memungkinkan bagi mereka”.[12]</div>
<div style="text-align: justify;">
Patut dicatat, kewajiban memerangi penguasa yang telah terjatuh ke
dalam “kekufuran yang nyata” berlaku bagi penguasa yang sebelumnya
menerapkan sistem Islam, kemudian ia mengubahnya menjadi sistem kufur.
Pada saat itu, umat Islam harus mencegah tindakan tersebut sekalipun
dengan mengangkat senjata. Sedangkan apabila penguasa itu sejak awal
menerapkan sistem kufur, maka tindakan yang dilakukan terhadapnya tidak
dengan mengangkat senjata. Namun, melalui aktivitas dakwah yang
mengikuti thariqah dakwah Rasulullah saw dalam mengubah masyarakat kufur
menjadi masyarakat Islam. Dan thariqah dakwah Rasulullah saw dalam
mengubah masyarakat kufur menjadi masyarakat Islam tidak menggunakan
kekerasan dan senjata. Beliau saw melakukan pembinaan (tatsqif),
berinteraksi dengan umat (tafaa’ul ma’a al-ummah), dan pengambilalihan
kekuasaan (istilaam al-hukm).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Status Penguasa Dalam Sistem Kufur</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para ulama telah sepakat; seorang Muslim wajib memisahkan diri dari
penguasa yang telah terjatuh kepada kekufuran yang nyata, berdasarkan
hadits-hadits shahih di atas. Mereka juga sepakat mengenai bolehnya
memerangi penguasa yang telah terjatuh kepada kekufuran yang nyata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam Syarh an-Nawawi ‘alâ Shahîh Muslim, dijelaskan sebagai
berikut,” al-Qâdhi ‘Iyâdh berkata, “Para ulama’ telah sepakat, bahwa
jabatan imamah tidak boleh diserahkan kepada orang kafir, kalau
tiba-tiba kekufuran itu menimpa dirinya. Dalam kondisi semacam ini ia
wajib dipecat. Beliau berkata,” Ketentuan ini juga berlaku jika ia
meninggalkan penegakkan sholat dan dakwah untuk mendirikan sholat. Lalu,
Imam Nawawi berkata,” al-Qaadhi berkata,” “Seandainya khalifah terjatuh
ke dalam kekufuran, atau mengubah syariat, atau melakukan bid’ah yang
bisa mengeluarkan dirinya dari jabatan kepala negara; maka ia tidak
wajib ditaati. Kaum Muslim wajib mengangkat senjata, mencopotnya, dan
mengangkat imam adil yang baru, jika mereka mampu melakukan hal
itu.”.[13]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanyaannya, kapan seorang penguasa dianggap telah terjatuh kepada
”kekufuran yang nyata”, sehingga kaum Muslim harus melepaskan ketaatan
kepada mereka?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dr. Muhammad Khair Haekal menyatakan; penguasa dianggap telah
terjatuh kepada kekufuran yang nyata, jika ia berada dalam
kondisi-kondisi berikut ini;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Kekufuran nyata yang terjadi pada diri penguasa itu sendiri. Para
ulama berpendapat mengenai wajibnya “munâza’ah” (merebut kekuasaan) dari
penguasa yang telah keluar dari Islam[14]. Dalilnya adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari ‘Ubadah bin Shaamit ra,
bahwasanya ia berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
دَعَانَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعْنَاهُ
فَقَالَ فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ
وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا
وَأَثَرَةً عَلَيْنَا وَأَنْ لَا نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ إِلَّا أَنْ
تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنْ اللَّهِ فِيهِ بُرْهَانٌ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">“Nabi SAW mengundang kami, lalu kami mengucapkan baiat kepada beliau
dalam segala sesuatu yang diwajibkan kepada kami bahwa kami berbaiat
kepada beliau untuk selalu mendengarkan dan taat [kepada Allah dan
Rasul-Nya], baik dalam kesenangan dan kebencian kami, kesulitan dan
kemudahan kami dan beliau juga menandaskan kepada kami untuk tidak
mencabut suatu urusan dari ahlinya kecuali jika kalian (kita) melihat
kekufuran secara nyata [dan] memiliki bukti yang kuat dari Allah.”</span> [HR.
Bukhari dan Muslim]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Kekufuran nyata yang terjadi pada individu-individu kaum Muslim
karena kemurtadan mereka dari Islam, namun hal ini tidak diingkari atau
dicegah oleh penguasa. Ketentuan ini didasarkan pada riwayat-riwayat
yang bertutur wajibnya merebut kekuasaan ketika telah terjadi kekufuran
yang nyata pada individu-individu kaum Muslim, dan penguasa tidak
mengingkari kekufuran ini. Menurut Dr. Mohammad Khair Haekal, kekufuran
tersebut tidak dibatasi hanya kepada penguasa saja atau selain penguasa.
Hadits-hadits itu hanya ditaqyiid (dibatasi) dengan kata “bawahan”
(nyata) belaka; yakni kekufuran tersebut terjadi secara terang-terangan,
telah tersebar luas, dan sudah tidak bisa diingkari lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Kekufuran nyata yang berasal dari sistem pemerintahannya, yakni,
ketika penguasa tersebut menegakkan sistem pemerintahan di atas aqidah
kufur, walaupun penguasa itu belum dianggap kafir. Ketentuan ini
didasarkan pada riwayat-riwayat yang menuturkan wajibnya merebut
kekuasaan dari penguasa jika telah tampak kekufuran yang nyata. Frase
“kekufuran nyata” yang terdapat di dalam nash-nash tersebut tidak hanya
diterapkan kepada penguasa yang jatuh kepada kekufuran maupun kepada
selain penguasa; akan tetapi juga bisa diberlakukan pada sistem
pemerintahan yang ditegakkan di atas aqidah kufur, misalnya atheisme
maupun sekulerisme; dan selanjutnya, sistem ini dipaksakan dan
diberlakukan di tengah-tengah masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, jika seorang penguasa memerintahkan rakyatnya
melakukan kemaksiyatan, namun selama sistem aturannya menganggap
kemaksiyatan itu sebagai tindak penyimpangan terhadap aturan, maka dalam
kondisi semacam ini belum terwujud apa yang disebut dengan “kekufuran
yang nyata”, baik pada penguasa maupun sistem pemerintahannya. Namun,
bila kemaksiyatan yang dilakukannya berpijak kepada sistem aturan yang
justru melegalkan dan mensahkan tindak kemaksiyatan tersebut, misalnya,
karena sistem aturannya dibangun berdasarkan sekulerisme–, maka
kemaksiyatan semacam ini dianggap sebagai “kekufuran yang nyata“[15].</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan penjelasan Dr. Muhammad Khair Haekal di atas dapatlah
disimpulkan bahwa penguasa-penguasa yang menjadikan aqidah kufur sebagai
asas negara –semacam demokrasi dan sekulerisme–, serta menerapkan
aturan-aturan kufur telah terjatuh kepada tindak ”kekufuran yang nyata”
(kufran shurahan), walaupun secara individu mereka masih mengerjakan
sholat. Begitu pula jika mereka tidak lagi menyeru rakyat untuk
menegakkan sholat dengan cara menegakkan sanksi bagi orang yang tidak
mengerjakan sholat; atau jika mereka sudah mengubah salah satu sendi
dari Islam; maka dalam kondisi semacam ini mereka tidak boleh ditaati,
bahkan kaum Muslim wajib memisahkan diri dari mereka dan memakzulkan
mereka jika memungkinkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Pendapat ini sejalan dengan penjelasan Imam Syaukaniy ketika menafsirkan firman Allah swt, surat An Nisa’ ayat 59;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
“وأولي الأمر هم : الأئمة ، والسلاطين ، والقضاة ، وكل من كانت له ولاية شرعية لا ولاية طاغوتية”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ulil amriy adalah para imam, sultan, qadliy, dan setiap orang yang
memiliki kekuasaan syar’iyyah[16] bukan kekuasaan thaghutiyyah[17]”.[18]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walhasil, penguasa-penguasa di negeri-negeri kaum Muslim saat ini
telah terjatuh ke dalam kekufuran yang nyata. Kaum Muslim wajib
memisahkan diri dari mereka, tidak memberikan ketaatan kepada mereka,
dan dengan sekuat tenaga berjuang untuk mengganti system kufur tersebut
menjadi system Islam. Inilah pendapat yang lurus, suci, dan dipegang
oleh para ulama-ulama wara’.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayangnya, ketentuan semacam ini telah dikaburkan dan diselewengkan
oleh ulama-ulama salatin yang rela berkhianat terhadap umat Islam untuk
melanggengkan eksistensi penguasa dan pemerintahan kufur melalui
fatwa-fatwa culas dan penuh dengan pengkhianatan. Ulama-ulama ini tidak
segan-segan dan malu-malu menyerukan kepada umat Islam agar mereka tetap
mentaati penguasa-penguasa sekarang, padahal para penguasa itu telah
terjatuh ke dalam “kekufuran yang nyata”. WaLlâhu al-Hâdiy al-Muwaffiq
ila Aqwâm al-Thâriq.</div>
<div style="text-align: justify;">
(Syamsuddin R/Zidan ).<br />
________________________________________<br />
[1] Imam Nasafiy, Madaarik al-Tanziil wa Haqaaiq al-Ta`wiil, surat al-Nisaa’:59<br />
[2] Ibnu al-‘Arabiy, Ahkaam al-Quran, tafsir surat al-Nisaa’:59<br />
[3] Minhaaj al-Sunnah, juz 1/115<br />
[4] Imam al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, juz VIII, hal. 35.<br />
[5] Yang dimaksud penguasa fasiq dan dzalim yang tetap harus ditaati
adalah penguasa-penguasa yang masih menerapkan sistem Islam untuk
mengatur urusan negara dan rakyat, namun berbuat dzalim dan fasiq.
Dengan kata lain, selama mereka masih menerapkan sistem pemerintahan
Islam, menjadikan aqidah Islamiyyah sebagai landasan dasar negara dan
masyarakat, serta menerapkan syariat Islam untuk mengatur urusan rakyat;
kaum Muslim wajib mentaati mereka, meskipun penguasa tersebut dzalim
dan fasiq.<br />
[6] Imam al-Nawawiy, Syarah Shahih Muslim, juz 12/243-244<br />
[7] Al-Hafidz Ibnu Hajar, Fath al-Baariy, juz 13/8-9<br />
[8] Ibid, juz 13/8<br />
[9] ‘Abdul Qadim Zallum, Nidzam al-Hukmi fi al-Islaam, hal. 257-258<br />
[10] Ibid, hal. 258-260<br />
[11] Ibid, hal. 259-260<br />
[12] Imam Muslim, Syarah Shahih Muslim, juz 8, hal. 35-36<br />
[13] Imam al-Nawawiy, Syarah Shahih Muslim, juz VIII, hal. 35-36.<br />
[14] Imam al-Nawawiy, Syarah Shahih Muslim, juz 8, hal. 35-36. Al-Hafidz Ibnu Hajar, Fath al-Baariy, juz 13, hal. 8<br />
[15] Dr. Mohammad Khair Haekal, al-Jihaad wa al-Qitaal fi al-Siyaasah
al-Syar’iyyah, juz 1, hal. 130-131. Buku ini merupakan desertasinya
untuk meraih gelar doctor dari Kuliah al-Imam al-Auza’iy, pada
al-Dirasah al-Islaamiyyah di Beirut pada tahun 1412 H. Desertasi ini
meraih gelar imtiyaaz ma’ al-tanwiih (summa cum laude); bahkan jika ada
gelar yang lebih tinggi daripada summa cum laude tentu beliau akan
meraihnya.<br />
[16] Kekuasaan atau pemerintahan yang didasarkan pada aqidah dan syariat Islam.<br />
[17] Kekuasaan atau pemerintahan yang didasarkan pada aqidah dan system kufur.<br />
[18] Imam al-Syaukaniy, Fath al-Qadiir, juz 2, hal. 166.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
klik: <a href="http://panjimas.com/kolom/2014/05/27/wajib-tidak-taat-pada-pemimpin-kafir-dan-murtad/" target="_blank">http://panjimas.com</a> >> Selasa, 27 Rajab 1435H / May 27, 2014</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-10529995193596112572014-10-12T19:45:00.002-07:002014-10-12T19:45:44.660-07:00Umat Islam Indonesia, Sadarilah Masalah Besar Ini<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTAX8kxJfC1Ky31hHhrJAoaKObHz4YJnhryOWOWcak-gy59B2YEo_r9HEC7fXZkCS5ZmfQaXVcANq_6Mccn3R_R28BNPWwWDmNzY2TFiiyTZ5ypa5BClX6ksP8pGhdLOhZS4MgKwe6x10/s1600/jokowi_2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTAX8kxJfC1Ky31hHhrJAoaKObHz4YJnhryOWOWcak-gy59B2YEo_r9HEC7fXZkCS5ZmfQaXVcANq_6Mccn3R_R28BNPWwWDmNzY2TFiiyTZ5ypa5BClX6ksP8pGhdLOhZS4MgKwe6x10/s1600/jokowi_2.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
by: <strong>Hartono Ahmad Jaiz</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Posisi Indonesia secara geopolitik
sangat strategis, karena letak posisi geografisnya, sumber alam yang
dimilikinya, dan jumlah populasinya yang sangat besar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Indonesia merupakan negara ketiga
populasi terbesar di dunia, sesudah Cina dan India. Bahkan menjadi
negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Indonesia akan memasuki milenium baru, abad baru dan dunia baru. Semua sudah berubah. Ini dibutuhkan pemimpin visioner.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pemimpin Indonesia akan bertemu
dengan pemimpin global, seperti Presiden AS, Barack Obama, Perdana
Menteri Inggris David Cameron, Perdana Menteri Jerman Angela Merkel,
Presiden Rusia Vladimir Putin, Kepala Kebijakan Uni Eropa Ashton,
Perdana Menteri Jepang Senso Abe, Sekjen PBB Ban Kii-mon, Perdana
Menteri Turki Erdogan, dan sejumlah tokoh dunia lainnya. Itu sebuah
keniscayaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dapatkah pemimpin Indonesia mendatang
duduk sejajar dan bermartabat, ketika harus berhadapan dengan para
pemimpin global itu. Dapatkah pemimpin Indonesia melakukan komunikasi
dan melakukan perundingan ‘directly’ (langsung) dengan mereka, dan
memiliki ‘leverage’ (nilai tawar) yang terhormat, dan membawa
kepentingan Indonesia sebagai bangsa terhormat?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah yang menjadi persoalan masa depan
Indonesia. Indonesia tidak dapat dipimpin oleh tokoh seperti Jokowi,
yang saat wawancara dengan wartawati <em>Bloomberg</em> hanya dapat mengatakan (seputar), <strong><em>“I DON’T THINK ABOUT THAT’</em></strong>. Ini terlalu sederhana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita harus berani realistis melihat
figur dan tokoh yang berlaga di pilpres 2014. Jangan sampai pilpres 2014
ini, hanya akan melahirkan ‘disaster’ (bencana), dan hanya membuat
kesedihan bagi 250 juta rakyat Indonesia. Tidak lagi kita bisa berkata
‘pokoke’ Jokowi. (lihat voa-islam.com, Selasa, 19 Sya’ban 1435 H / 17
Juni 2014 08:09 wib, <strong>Jokowi :Ojo Dumeh, Ora Opo-Opo, I Don’t Think About That .. ).</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ingatlah, Islam telah wanti-wanti (memperingatkan dengan pesan yang sungguh-sungguh):</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ( البخاري)</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
“Idzaa wussidal amru ilaa ghoiri ahlihi
fantadziris saa’ah.” Apabila perkara diserahkan kepada orang yang
bukan ahlinya maka tunggulah kiamat. (HR Al-Bukhari dari Abi Hurairah).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada peringatan yang perlu diperhatikan
pula, yaitu keadaan lebih buruk lagi di mana akan datang zaman, pendusta
justru dipercaya sedang yang jujur justru didustakan, lalu pengkhianat
malah dipercaya. Dan di sana berbicaralah ruwaibidhah, yaitu Orang yang
bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan umum. Itulah yang diperingatkan
dalam Hadits:</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ
خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ
وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ
فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ
التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>“Akan datang kepada manusia
tahun-tahun penuh kedustaan, saat itu pendusta dipercaya, sedangkan
orang benar justru didustakan, pengkhianat diberikan amanah, orang yang
amanah justru dikhianati, dan saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang
bertanya: “Apakah Ruwaibidhah itu?” Beliau bersabda: “Seorang laki-laki
yang bodoh namun dia membicarakan urusan orang banyak.”</em> (HR. Ibnu
Majah No. 4036, Ahmad No. 7912, Al-Bazzar No. 2740 , Ath-Thabarani dalam
Musnad Asy-Syamiyyin No. 47, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak ‘Alash
Shahihain No. 8439, dengan lafaz: “Ar Rajulut Taafih yatakallamu fi
Amril ‘aammah – Seorang laki-laki bodoh yang membicarakan urusan orang
banyak.” Imam Al-Hakim mengatakan: “Isnadnya shahih tapi Bukhari dan
Muslim tidak meriwayatkannya.” Imam Adz-Dzahabi juga menshahihkan dalam
At-Talkhis-nya, / seperti dikutip dkwtncom).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Antara besarnya Indonesia yang
merupakan negeri Muslim terbesar di dunia dan pentingnya kepemimpinan
yang mampu mengelolanya dengan baik, termasuk dalam hal sangat penting
yang telah diwanti-wanti oleh hadits-hadits tersebut. Satu urusan saja
bila diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka akan hancur. Betapa akan
hancurnya bila urusan sangat besar (dengan berbagai urusan besar)
justru diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, bahkan sudah dikenal
tidak amanah lagi, misalnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga kita diberi kesadaran
sebaik-baiknya oleh Allah Ta’ala yang Maha Membolak-balikkan hati,
sehingga tidak terjerumus kepada kehancuran atas ketidak jelian kita
sendiri. Amiiin ya Rabbal ‘alamiin.****</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
klik:: <a href="http://www.nahimunkar.com/umat-islam-indonesia-sadarilah-masalah-besar-ini/" target="_blank">www.nahimunkar.com</a> >> <span>18 June 2014</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-17199853759335931772014-10-12T18:19:00.002-07:002014-10-12T18:19:29.745-07:00Doa Mohon dikaruniai Akhlaq yang Mulia dan Dijauhkan dari akhlaq yang tercela<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifoAuBFWX4XsfcffHix6cQDec5y_L__fSSpy5TbO8aFZxqmCqa9IlrCt6I58pKXvraBugmF5KeIiYdAAfAIU2c9-9Jy-79bqQAT8q9_eThIdnaVWrTiGzQY1XYi1pYp9SOpev75Nbxd-I/s1600/Doa+Setelah+Sholat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifoAuBFWX4XsfcffHix6cQDec5y_L__fSSpy5TbO8aFZxqmCqa9IlrCt6I58pKXvraBugmF5KeIiYdAAfAIU2c9-9Jy-79bqQAT8q9_eThIdnaVWrTiGzQY1XYi1pYp9SOpev75Nbxd-I/s1600/Doa+Setelah+Sholat.jpg" height="330" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sahabat Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwasanya saat melaksanakan sholat tahajud di
waktu malam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam membaca doa istiftah
sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ
صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا
شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنْ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ أَنْتَ
الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ
نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا إِنَّهُ لَا
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ. وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا
يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ
عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ. لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي
يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ
وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“<i>Aku hadapkan wajahku kepada Dzat
yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan berserah diri
kepada-Nya dan aku bukanlah dari golongan kaum musryik. Sesungguhnya shalatku,
ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah karena Allah, Rabb semesta alam. Tidak
ada sekutu bagi-Nya, demikianlah aku diperintah dan aku termasuk golongan
orang-orang muslim. Ya Allah, Engkau adalah Raja tidak ada sesembahan yang haq
kecuali Engkau. Mahasuci Engkau dan sepenuh pujian kepada-Mu. </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Allah, Engkau adalah Rabbku dan
aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi diriku sendiri dan aku telah mengaku
dosaku. Maka ampunilah seluruh dosaku, sebab tidak ada yang bisa mengampuni
dosa selain Engkau.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berilah aku petunjuk kepada akhlak
yang paling baik, karena tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepada akhlak
yang paling baik selain Engkau.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jauhkanlah aku dari akhlak yang
paling buruk, karena tidak ada yang bisa menjauhkan dari akhlak yang paling
buruk selain Engkau.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aku penuhi panggilan-Mu dan aku
ikuti perintah-Mu. Seluruh kebaikan berada di tangan-Mu dan keburukan tidak
dinisbahkan kepada-Mu.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aku mendapat taufik karena-Mu dan
aku bersandar kepada-Mu. </span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maha Suci dan Maha Tinggi Engkau.
Aku meminta ampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu.” </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(<b>HR. Muslim no. 771, Abu Daud no. 760, Tirmidzi no. 3421,
dan An-Nasai no. 897</b>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(muhib al majdi/<a href="http://www.arrahmah.com/rubrik/doa-mohon-dikaruniai-akhlak-mulia-dan-dijauhkan-dari-akhlak-tercela.html" target="_blank"><span style="color: blue;">arrahmah.com</span></a>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">klik. <a href="http://www.arrahmah.com/rubrik/doa-mohon-dikaruniai-akhlak-mulia-dan-dijauhkan-dari-akhlak-tercela.html#sthash.X0Ind12p.dpuf" target="_blank">www.arrahmah.com</a> >> </span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Jum'at,
11 Zulqa'dah 1435 H / 5 September 2014 10:40 </span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-1860705197384233892014-10-11T05:26:00.002-07:002014-10-11T05:26:47.949-07:00RAHMAH EL YUNUSIYAH ; Syaikhah Dunia Pendidikan Perempuan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaV7WwAhKVQwjbz6MtKAM4RHYKZhDQM0CgF7vjB44AE0Spu593h345m0a24uXiY7b3Vi2c-3OM7cSY6fSa_xZNzXnYPXGy9lvc88TjGFSMQ8gqXNg8UTurvPMO-6YYmMMVY-4nycpeTWg/s1600/rahmah-el-yunusiyah-_120407072031-895.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaV7WwAhKVQwjbz6MtKAM4RHYKZhDQM0CgF7vjB44AE0Spu593h345m0a24uXiY7b3Vi2c-3OM7cSY6fSa_xZNzXnYPXGy9lvc88TjGFSMQ8gqXNg8UTurvPMO-6YYmMMVY-4nycpeTWg/s1600/rahmah-el-yunusiyah-_120407072031-895.jpg" height="442" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; text-indent: 42.55pt;">Negeri Minangkabau terkenal telah melahirkan begitu banyak tokoh utama di negeri ini, baik alim ulama maupun para cendekia. Tidak hanya hanya kaum pria yang menonjol, tapi juga kaum wanitanya. Salah satu tokoh perempuan hebat dari negeri ini adalah Rahmah El-Yunusiyah. Tidak diragukan lagi Rahmah el-Yunusiyah adalah salah satu tokoh wanita hebat yang dimiliki negeri ini. Meskipun tidak diangkat sebagai salah satu pahlawan nasional, tetapi beliau menorehkan sejarah hidupnya denga tinta emas. Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang yang tetap eksis hingga hari ini merupakan salah satu bukti perjuangannya. Bahkan beliau adalah perempuan pertama yang mendapat gelar Syaikhah dari Universitas Al-Azhar Mesir. Penganugerahan gelar syaikhah yang diberikan pada tahun 1957 ini dimaksudkan untuk menghormati jasa-jasa beliau dalam bidang pendidikan kaum perempuan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Rahmah El-Yunusiyah dilahirkan pada hari Jumat 20 Desember 1900 di Bukit Surungan, Padang Panjang, Sumatera Barat. Anak bungsu dari lima bersaudara ini merupakan putri dari pasangan Muhammad Yunus dan Rafiah. Rahmah berasal dari keluarga yang taat beragama. Ayahnya adalah seorang ulama besar yang menjabat sebagai kadi di negeri Pandai Sikat, Padang Panjang. Dia juga seorang haji yang pernah mengenyam pendidikan agama selama empat tahun di Mekkah. Kakak sulungnya, Zainuddin Labay merupakan seorang tokoh pembaharu sistem pendidikan Islam Diniyah School yang didirikan tahun 1915. Zainudin Labay mengusai beberapa bahasa asing yaitu Inggris, Arab, Belanda. Dengan kemahirannya berbahasa asing menyebabkan wawasan Zainuddin sangat luas. Dialah yang menjadi guru, pemberi inspirasi, dan pendorong cita-cita Rahmah el-Yunusiyah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Meski hanya mengenyam pendidikan dasar selama tiga tahun di Diniyah School, tapi Rahmah El-Yunusiyah memiliki wawasan yang luas. Dia lebih banyak belajar otodidak dan juga belajar langsung kepada kedua kakak laki-lakinya, Zainuddin Labay dan Mohammad Rasyid. Seperti kebanyakan orang Melayu lainnya yang menyeimbangkan antara pendidikan umum dan agama, Rahmah pun intens belajar agama. Pagi hari sekolah di Diniyah School, sore hari mengaji kepada para ulama. Beliau mengaji kepada Haji Abdul Karim Amrullah alias Haji Rasul, ayahanda dari ulama terkenal Buya Hamka. Selain mengaji kepada Haji Rasul, Rahmah juga mengaji kepada Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, Syekh Abdul Latif Rasyidi, Syekh Mohammad Jamil Jambek dan syekh Daud Rasyidi. Lingkungan relijius dan cendekia seperti inilah yang telah menumbuhkan kepribadian Rahmah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Rahmah dikenal sebagai sosok yang cerdas, lincah, menyukai hal-hal baru, dan memiliki tekad baja. Jika sudah menginginkan sesuatu, maka tiada seorang pun yang mampu menghalanginya. Karena kecerdasannya, setelah lulus sekolah dia diminta menjadi guru bagi almamaternya. Disela-sela kesibukannya mengajar, dia mengikuti kursus kebidanan di RSU Kayu Taman (1931-1935). Ia juga belajar ilmu kesehatan dan pertolongan pertama pada kecelakaan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pada saat itu masih sangat sedikit perempuan yang bersekolah. Paradigma masyarakat Melayu memandang perempuan hanyalah makhluk kelas dua yang tidak perlu bersekolah tingi. Percuma bersekolah jika akhirnya hanya masuk ke dapur. Perempuan masa itu sangat pasif dan belum mampu memberikan kontribusi riil bagi kemajuan agama dan bangsanya. Rahmah sangat prihatin dengan kondisi ini. Ia berpendapat pendidikan sangat penting bagi kaum perempuan. Dengan pendidikan maka kaum perempuan mampu mengangkat harkat dan martabatnya, mampu melahirkan generasi penerus yang berkualitas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Berangkat dari keprihatinan inilah Rahmah El-Yunusiyah bertekad untuk mendirikan sekolah khusus bagi kaum perempuan. Dibantu oleh kakak sulungnya Zainuddin Labay, akhirnya Rahmah El-Yunisiyah berhasil mewujudkan mimpinya. Pada tanggal 1 November 1923 berdirilah Madrasah Diniyah Li al-Banat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bahu membahu dengan Zainuddin Labay, Rahmah mengelola sekolah ini. Awalnya murid sekolah ini hanya 71 orang yang terdiri dari kaum ibu-ibu muda. Bertempat di serambi masjid Pasar Usang, mereka belajar ilmu-ilmu agama dan Bahasa Arab. Seiring berjalannya waktu, murid Rahmah pun bertambah. Akan tetapi baru sepuluh bulan sekolah ini berjalan, Zainuddin Labay dipanggil oleh Alloh SWT, meninggal dalam usia muda. Rahmah sangat terpukul dengan musibah ini. Dia kehilangan seseorang yang selalu membimbing, mengarahkan dan memberi semangat untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Tapi Rahmah pun segera bangkit, tidak larut dalam kedukaan. Dia tetap melanjutkan keberadaan Madrasah Diniyah Li al-Banat bahkan membuat keputusan untuk memberikan pengajaran klasikal lengkap dengan sarananya seperti gedung, meja, bangku, papan tulis, kapur dan sebagainya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Rahmah berjuang keras untuk mendirikan gedung bagi sekolahnya. Berkat kegigihannya, gedung sekolah itu pun dapat berdiri diatas tanah wakaf dari ibundanya sendiri, Ummu Rafiah. Diatas bangunan sederhana dari bambu berukuran 12 X 7 m inilah kegiatan belajar-mengajar berlangsung setiap hari.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Rahmah El-Yunusiyah selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi lembaga pendidikannya. Dia ingin mendirikan gedung yang layak bagi para muridnya, bukan dari bambu. Akhirnya Rahmah memutuskan untuk mengadakan tour penggalangan dana .</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pada tahun 1927, dia menggalang dana di Aceh dan Sumatera Utara selama tiga bulan. Selain penggalangan dana, tour ini juga bertujuan sebagai ajang study banding bagi para calon guru di Madrasah Diniyah Li al-Banat. Rahmah menghadap para sultan, mempresentasikan visi dan misi sekolahnya. Dia juga mengunjungi sekolah-sekolah ternama pada masa itu. Dari penggalangan dana ini, Rahmah berhasil membangun gedung dan asrama yang mampu menampung 275 murid dari 350 total murid keseluruhan. Selain perbaikan sarana fisik, Rahmah juga mengadakan perbaikan kurikulum. Jika sebelumnya hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama, maka selanjutnya Rahmah memasukan pelajaran umum seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Belanda, menulis latin, berhitung, tata buku, hitung rugi laba, kesehatan, ilmu alam, ilmu tubuh manusia, ilmu bumi, ilmu tumbuhan, ilmu binatang dan menggambar. Sedangkan program ekstra kurikulernya meliputi renang, musik, menganyam, bertenun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Berkat kegigihannya, lembaga pendidikannya mengalami perkembangan yang sangat pesat. Di tahun 1926 ia membuka kelas <i>Menjesal School</i>. Kelas ini ditujukan bagi para wanita yang belum bisa baca tulis. Kemudian tahun 1934 Rahmah berhasil mendirikan</span><span style="border: 0px; color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">sekolah Taman Kanak Kanak (<i>Freubel School</i>) dan Junior School (setingkat HIS). Ia juga mendirikan Diniyah School Putri tujuh tahun yang terdiri dari tingkat Ibditaiyah selama empat tahun dan tingkat Tsanawiyah selama tiga tahun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="rahmah-el-yunussiyah2" class="alignleft size-full wp-image-6613" src="http://serbasejarah.files.wordpress.com/2013/05/rahmah-el-yunussiyah2.jpg?w=547" style="display: inline; float: left; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-right: 12px; max-width: 100%;" />Dalam kenyataannya, Rahmah el Yunusiyyah menghadapi problem tenaga pendidik untuk lembaga pendidikan yang dibukanya. Guna memenuhi tuntutan tersebut, ia membuka <i>Kulliyat al Mu’alimat al Islamiyah </i>pada tahun 1937. <i>Kulliyatul Mu’alimat al Islamiyyah</i> ini bertujuan untuk mencetak tenaga guru muslimah profesional. Jangka waktu pendidikannya ditempuh selama tiga tahun.</span><span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Setahun sebelumnya, yaitu tahun 1936 Rahmah berhasil mendirikan sekolah tenun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<i><span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Diniyah School</span></i><span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Putri Padang Panjang mendapat tempat di hati masyarakat. Lulusannya sangat diminati. Tidak hanya di Sumatra dan Jawa bahkan hingga masyarakat Malaysia dan Singapura. Rahmah kemudian membuka cabang<i>Diniyah School</i> di beberapa tempat. Ketika ia mengikuti Kongres Perempuan Indonesia mewakili Sumatera Barat di tahun 1935, Rahmah sekaligus membuka cabang di Kwitang dan Tanah Abang. Kemudian di tahun 1950, ia membuka cabang di Jatinegara dan Rawasari.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Rahmah juga berusaha menyempurnakan institusinya dengan cara memiliki lembaga pendidikan setingkat perguruan tinggi. Cita-cita ini terlaksana pada tahun 1967 dengan berdirinya Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Dakwah. Pada tahun 1969. Kedua fakultas ini berubah namanya menjadi Fakultas Dirasah Islamiyyah. Ijazah Sarjananya diakui setara dengan Ijazah Fakultas Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dalam mengelola lembaga pendidikannya, Rahmah memilih sikap independen tidak berafiliasi kepada pihak manapun, baik pemerintah maupun <span class="skimlinks-unlinked" style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">partai.Sikap</span> ini terlihat jelas ketika Rahmah menolak subsidi dana pendidikan dari pemerintah kolonial Belanda. Rahmah juga menolak penggabungan sekolah-sekolah Islam di Minangkabau. Dia berpendapat, independensi menyebabkan sekolah bebas untuk berjalan sesuai dengan visi dan misi sendiri, sehingga mampu menghasilkan para pelajar yang cerdas, shalihah dan militan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Disamping berjuang di bidang pendidikan, Rahmah juga turut berperan aktif dalam organisasi kemasyarakatan. Dia pernah aktif di beberapa organisasi, diantaranya yaitu Serikat Kaum Ibu Sumatera (SKIS), Taman Bacaan, Anggota Daerah Ibu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pada masa pendudukan Jepang Rahmah aktif di organisasi <i>Gyu Gun Ko En Kai</i>,<i>Haha no Kai</i>. Sewaktu pecah perang pasifik, Rahmah menjadikan Diniyah School sebagai Rumah Sakit darurat. Kemudian ketika berita proklamasi kemerdekaan belum sampai kepada khalayak ramai, Rahmah adalah orang yang pertama kali mengibarkan bendera merah putih di Sumatera Barat. Sungguh luar biasa keberaniannya. Di era kemerdekaan, Rahmah mengayomi Laskar Sabilillah dan Laskar Hizbulwatan. Ia juga turut mempelopori terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Keberhasilannya dalam mengelola Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang mendapat apresiasi tidak hanya dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri. Rektor Universitas Al Azhar Mesir, Dr.Syaikh Abdurrahman Taj mengadakan kunjungan ke Perguruan pada tahun 1955. Kemudian beliau mengadopsi sistem pendidikan Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang tersebut ke Universitas Al Azhar yang pada waktu itu belum memiliki pendidikan khusus bagi perempuan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Rahmah El-Yunusiyyah berhasil mewarnai kurikulum Al-Azhar. Atas jasanya tersebut, Rahmah mendapat gelar Syaikhah dari Universitas Al Azhar pada tahun 1957. Beliaulah wanita pertama yang mendapat gelar syaikhah. Prestasi yang sangat membanggakan bagi Rahmah khususnya dan bagi bangsa Indonesia umumnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 42.55pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Rahmah El-Yunusiyyah telah berhasil membuktikan kepada dunia bahwa muslimah Indonesia bukanlah perempuan yang terbelakang. Bahwa muslimah taat bisa berkontribusi bagi agama dan bangsanya. Beliau berhasil mewujudkan cita-citanya karena keyakinannya yang teguh kepada Alloh serta tekadnya yang membaja. Rahmah tutup usia pada tanggal 26 Februari 1969. Meskipun beliau telah tiada tapi semangatnya tetap mengalir hingga hari ini. Kisah hidupnya tetap memberi inspirasi bagi seluruh muslimah Indonesia. <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Selamat jalan Syaikhah….perjuanganmu akan selalu kami kenang</em></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: navy; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">* Penulis : Widi Astuti</em></strong></span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: navy; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">klik : <a href="http://serbasejarah.wordpress.com/2013/05/03/rahmah-el-yunusiyah-syaikhah-dunia-pendidikan-perempuan/" target="_blank">http://serbasejarah.wordpress.com</a> >></em></strong></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-67134027589235103682014-10-11T05:20:00.000-07:002014-10-11T05:20:11.224-07:00Idealisme Politik Islam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPnGkpMXb2pf9WaI30j2zSX2K1-eLv8sGNOMgSmazOUtQU7GI9CyrLxAeev6Qdx_LjFrOO5dmaFYuJRWsXYUpzNCS7R9dF-kxJpxnypp8jktJ1FvYSbfjrRkBXGdYe-l_Ru4b_ZXZsgzc/s1600/The_Curve_by_haidoz.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPnGkpMXb2pf9WaI30j2zSX2K1-eLv8sGNOMgSmazOUtQU7GI9CyrLxAeev6Qdx_LjFrOO5dmaFYuJRWsXYUpzNCS7R9dF-kxJpxnypp8jktJ1FvYSbfjrRkBXGdYe-l_Ru4b_ZXZsgzc/s1600/The_Curve_by_haidoz.jpg" height="424" width="640" /></a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Oleh: Tiar Anwar Bachtiar<br />(Peserta Program Kaderisasi Ulama BAZNAS-DDII; Ketua Umum PP Pemuda Persis)</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Tidak ada seorang hamba pun yang diamanahi untuk memimpin rakyat oleh Allah, lalu ia mati dan pada saat mati ia berkhianat pada rakyatnya, kecuali Allah Swt. mengharamkan surga baginya,” </i>demikian sabda Rasulullah Swt. (HR Muslim; bab <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Fadhîlah Al-Imâm Al-‘Âdil wa ‘Uqûbatuhu</i>).</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Politik adalah salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia, sekalipun bukan satu-satunya yang paling utama. Masih banyak bidang lain dalam kehidupan manusia yang juga tidak kalah penting dibandingkan dengan politik. Akan tetapi karena dalam praktiknya selalu penuh dengan intrik dan melibatkan orang banyak secara kolosal, politik menjadi terlihat lebih menarik dan hingar bingar sehingga seolah-olah politik merupakan segala-galanya dalam kehidupan manusia.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Hal seperti itu wajar terjadi mengingat politik dalam kenyataan yang kita saksikan berkait erat dengan kekuasaan. Para ahli bahkan menyebutnya sebagai suatu fenomena <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">a constrained use of social power </i>(penggunaan kekuasaan sosial secara paksa) (Goodin and Hens Dieter Klingemann. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">A New Handbook of Political Sicence. </i>hal. 7). Sementara kekuasaan itu sendiri ada di mana-mana, bahkan dalam diri setiap orang. Ketika kekuasaan itu dipertemukan dengan kekuasaan lain, maka terjadilah saling desak kekuasaan hingga terjadi negosiasi dan kesepakatan siapa yang boleh menggunakan kekuasaannya—secara paksa—dan siapa yang harus menerima dikuasai orang lain. Oleh sebab itu, tidak heran apabila politik selalu akan ramai diperbincangkan. Itu pula yang menyebabkan para pakar banyak yang menyebut bahwa inti dari kegiatan politik adalah soal kekuasaan.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kalau ditanyakan tujuan apa yang ingin dicapai dengan berpolitik di dalam Islam, jawaban normatif yang disepakati hampir semua ulama segera dapat kita tulis. Tujuan tersebut adalah:<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pertama, </i>ingin menegakkan Islam (<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">himâyah al-dîn</i>)<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </i>dan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">kedua, </i>mewujudkan kesejahteraan umat (<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ri’âsah syu’ûn al-ummah</i>). (Rasyid Ridha. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al-Khilâfah aw Al-Imâmah Al-‘Uzhmâ. </i>hal. 35; Shalah Al-Shawi. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al-Wajîz fi Fiqh Al-Khilâfah. </i>hal. 5.) Tujuan politik dalam Islam sama sekali tidak memberi ruang bagi pragmatisme pribadi dan kelompok. Politik digunakan bukan untuk menumpuk keuntungan pribadi; juga bukan untuk menegakkan kepentingan kelompok (<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">‘ashabiyyah</i>). Hanya dua yang boleh mendapatkan manfaat dari kegiatan politik, yaitu “agama” dan “rakyat”.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Oleh sebab tujuan politik yang begitu mulia, Imam Ghazali menyebutnya para pemegang kekuasaan ini sebagai orang yang mendapat nikmat yang besar. Tidak ada nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. melebihi kenikmatan memegang kekuasaan. Dengan kekuasaan politik yang dipegang, seseorang dapat menjadi orang yang diutamakan oleh Allah Swt. untuk masuk surga. Di mata Allah, para penguasa memiliki derajat yang mulia dan lebih dicintai. Dikatakan oleh Rasulullah Swt., <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Adilnya seorang raja dalam sehari lebih dicintai oleh Allah Swt. daripada ibadah tujuh puluh tahun.” </i>(Abu Hamid Al-Ghazali. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al-Tibr Al-Masbûk fî Nashî<span style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">h</span>ah Al-Mulûk. </i>hal. 18)</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Tentu saja nikmat yang besar bagi para pemegang kekuasaan itu sepanjang ia dapat berlaku adil. Pemimpin yang zhalim, justru ia akan berubah menjadi musuh Allah Swt., bukan lagi kekasih-Nya. Musuh-musuh Allah Swt. adalah mereka yang tidak mau mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya. Penguasa yang tidak mensyukuri nikmatnya adalah penguasa yang zhalim dan korup. Bagi mereka Allah menyediakan siksa yang amat berat. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Tidak ada seorang hamba pun yang diamanahi untuk memimpin rakyat oleh Allah, lalu ia mati dan pada saat mati ia berkhianat pada rakyatnya, kecuali Allah Swt. mengharamkan surga baginya,” </i>demikian sabda Rasulullah Swt. (HR Muslim; bab <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Fadhîlah Al-Imâm Al-‘Âdil wa ‘Uqûbatuhu</i>).</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ini menunjukkan bahwa wilayah politik adalah wilayah yang kedudukannya bisa sangat mulia. Politik di dalam Islam menempati posisi yang penting, asal politik dipergunakan sesuai <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">track</i>-nya, yaitu untuk menjaga tegaknya agama dan menyejahterakan rakyat. Betapa tidak mulia. Para politisi ini akan bekerja bukan untuk kepentingannya, melainkan untuk kepentingan orang lain; dan terutama untuk kepentingan agama Allah Swt. Betapa mulianya orang yang memegang pekerjaan ini. Oleh sebab itu, politisi yang tidak bekerja sesuai dengan akadnya sebagai politisi, dia dinamakan “pengkhianat”. Dia mengkhianati amanah Allah Swt. dan amanah rakyat sekaligus. Dosanya pun tidak kepalang tanggung, sama seperti pahalanya.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pentingnya posisi politik bahkan diletakkan hanya satu garis di bawah kerasulan. Ketaatan kepada pemagang posisi politik tertinggi (<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ulil-amri</i>) harus diberikan setelah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya (QS Al-Nisâ’ [4]: 59). Sekalipun ketaatan ini bersyarat, yaitu sepanjang tidak bertentangan dengan ketaatan pada Allah dan rasul-Nya, namun pernyataan secara khusus tentang posisi <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ulil-amri </i>ini menyatakan bahwa politik adalah sesuatu yang amat penting dan memiliki kedudukan yang tinggi. Oleh sebab itu pula, memisahkan Islam—sebagai agama—dengan politik adalah perbuatan sia-sia. Selain amat mustahil, juga tidak sesuai dengan karakter ajaran Islam yang <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">syâmil-mutakâmil.</i></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Selain memuji sebagai pekerjaan yang sangat penting, Islam juga mengingatkan bahwa memegang posisi politik adalah memegang posisi yang penuh fitnah. Dalam sebuah hadis yang tercantum dalam <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sunan Al-Nasâ’i </i>bab <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ittibâ’ Al-Shaid </i>dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw. pernah mengatakan, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Siapa yang tinggal di hutan dia akan kering (dari informasi; </i>kurang pergaulan<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">); siapa yang mengikuti binatang buruan, dia akan lalai; dan siapa yang mengikuti (dekat-dekat) penguasa, dia akan terkena fitnah.” </i>Al-Suyûthi menyebut bahwa yang dimaksud<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“terkena fitnah” </i>dalam hadis tersebut adalah <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“hilangnya agama” </i>atau <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“dikhawatirkan sudah tidak lagi memperhatikan agamanya, karena ingin mendapatkan keridhoan penguasa.” </i>(Al-Suyuthi. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Syarh Sunan Al-Nasâ’i. </i>Jil. 6 hal. 50.)<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></i></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Berdekat-dekatan dengan penguasa saja dapat menimbulkan fitnah yang besar, yaitu hilangnya agama, apalagi menjadi penguasa. Menjadi penguasa secara psikologis memang membuat orang cenderung merasa dirinya paling segalanya sehingga tidak sedikit yang lupa daratan. Ini terlihat saat yang bersangkutan kehilangan posisi dan kedudukannya. Tidak sedikit yang mengidap penyakit kejiwaan yang sering disebut <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">post power-syndrom. </i>Oleh sebab itu, tanpa bekal keimanan, keilmuan, dan mental baja, banyak orang yang terjerumus dalam kubangan dunia politik. Mereka terjerumus dalam lumpur dosa akibat mengkhianati amanah yang dipikulnya. Kesempatan untuk berkhianat pada amanah sangat terbuka lebar bagi mereka yang memegang kekuasaan. Tidak salah pula dalam konteks ini apabila politik dikatakan sebagai suatu medan yang <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">high risk high value.</i></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dari sini dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa Islam tidak menempatkan politik sebagai sesuatu yang tidak perlu didekatkan dengan agama. Justru dalam pandangan Islam, politik harus didasarkan pada agama. Agama harus menjadi landasan pertama dan utama dalam politik. Sekali politik dijauhkan dari agama, maka pada saat itulah politik akan menjadi lading perebutan kekuasaan yang sangat barbarian. Satu sama lain akan saling membunuh untuk mendapatkan kekuasaan. Seandainya pun ada mekanisme-mekanisme lahiriah seperti yang diciptakan dalam demokrasi modern, tanpa landasan agama mekanisme-mekanisme apapun tetap akan dikapitalisasi untuk kepentingan-kepentingan pribadi dan tetap akan menjadi lahan untuk saling menghancurkan satu sama lain, bukan untuk menegakkan niat dan cita-cita politik sesungguhnya.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Hal lain yang menarik dari pandangan Islam tentang politik ini adalah bahwa penekanan utama masalah politik ada pada penguasa dan kekuasaannya itu. Sementara mengenai urusan teknis dalam politik seperti sistem pemilihan, pembuatan struktur kekuasaan dan birokrasi pemerintahan serta persoalan-persoalan teknis lainnya tidak diatur secara rigid. Para yuris Muslim diberi keleluasaan untuk berijtihad didasarkan pada prinsip-prinsip umum ajaran dan hukum Islam. Ini menunjukkan bahwa wilayah politik praktis memiliki keluasan ruang kreatif bagi umat Islam sehingga dimungkinkan dapat terus berinovasi mengikuti perubahan dan perkembangan zaman.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sekalipun Islam memberikan keleluasaan dalam berijtihad menentukan hal-hal teknis dalam berpolitik praktis, namun tentu hal-hal prinsip dalam Islam tidak boleh berlaku dalam politik Islam. Misalnya bahwa politik Islam harus dilandaskan pada prinsip <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">tauhid </i>yang meletakkan supremasi pengaturan kehidupan kepada Allah Swt., termasuk kehidupan politik. Hak prepogatif tidak diberikan pada “kebebasan manusia” sebagaimana filsafat politik yang berlaku saat ini, melainkan kepada ketundukan manusia pada Allah Swt. Oleh sebab itu, penghormatan terhadap hak-hak individu sebagaimana dikenal dalam ketentuan hak asasi manusia yang menjadi prinsip umum sistem politik demokrasi harus diletakkan setelah pengakuan terlebih dahulu atas hak-hak Allah Swt. atas hambanya. Prinsip ini berimplikasi pada kesadaran untuk mendahulukan wahyu dalam mengatur persoalan politik daripada keinginan dan akal manusia. Bila suatu hal diperintahkan atau dilarang secara <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">qoth’i </i>oleh wahyu, maka itulah yang didahulukan sekalipun bertentangan dengan keinginan dan kesenangan manusia.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Politik yang bertauhid juga sudah pasti tidak akan bersetuju dengan sekularisme dalam berpolitik. Sekularisme menghendaki politik steril sama sekali dari intervensi agama. Politik harus murni sebagai hasil negosiasi antar-manusia dan menghasilkan kebijakan-kebijakan politik yang disepakati para pendukungnya. Kalaupun agama menjadi bagian dari urusan manusia, maka “agama”-lah yang diurus oleh politik dan bukan sebaliknya. Agama yang dimaksud bukan agama sebagai ajaran, melainkan agama sebagai kepentingan manusia sehingga harus diatur oleh politik. Dalam hal ini agama menjadi objek, bukan subjek dalam politik. Sekularisme dalam politik adalah bentuk lain dari syirik modern yang dipraktikkan dalam berpolitik. Politik Islam pasti akan menghindari sejauh-jauhnya perilaku semacam ini.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sebagaimana tujuan utama yang telah dijelaskan di atas, politik Islam pun harus menjadi kekuatan yang dapat menegakkan dan melindungi syariat-syariat Allah Swt. dalam berbagai aspek. Tidak boleh ada usaha-usaha manusia yang dibiarkan menolak, merusak, dan menghancurkan syari’at Allah Swt. ini. Kekuatan politik Islam adalah kekuatan politik yang harus menjalankan fungsi <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">amar ma’rûf </i>dan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">nahyi munkar. </i>Tentu saja fungsi itu dasarnya adalah ketentuan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ma’rûf </i>dan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">munkar </i>yang berlaku dalam ajaran Islam. Walhasil, politik Islam adalah anasir pelindung utama tegaknya ajaran-ajaran Islam; sambil pada saat yang sama politik Islam adalah alat untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Wallâhu A’lamu bi Al-Shawwâb.***</i></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin-bottom: 5px; outline: 0px; padding: 5px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="divider" style="background: url(http://insistnet.com/wp-content/themes/u-design/styles/style1/images/heading_underline.png) 0px 100% repeat-x scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px; clear: both; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 14px; line-height: 23.799999237060547px; margin: 0px 0px 20px; outline: 0px; padding: 20px 0px 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
</div>
<div class="postmetadata" style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; clear: both; color: #333333; font-family: Arial; font-size: 13px; margin: 7px 0px 5px !important; outline: 0px; padding: 0px !important; vertical-align: baseline;">
<span style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Klik >> <a href="http://insistnet.com/idealisme-politik-islam/" target="_blank">http://insistnet.com</a> >> 02/04/2014 </span> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-12768101154724093512014-10-11T05:13:00.000-07:002014-10-11T05:13:05.764-07:00Mengapa Kematian Dirahasiakan oleh Allah?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2bew6I0XqLygj1B9GjKPgTf2O5oOIDb-hIt4r60-JdKYOeR7QYDnOI9RLrtVEdg2EgqImoAF0QKX5HioxEADD60Vb4U1mEfY-CdSzs0dj5mwurww-CaU6zwiyHwhfgIO578AS2v_ZjfY/s1600/Wanita-Ditemui-Mati.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2bew6I0XqLygj1B9GjKPgTf2O5oOIDb-hIt4r60-JdKYOeR7QYDnOI9RLrtVEdg2EgqImoAF0QKX5HioxEADD60Vb4U1mEfY-CdSzs0dj5mwurww-CaU6zwiyHwhfgIO578AS2v_ZjfY/s1600/Wanita-Ditemui-Mati.jpg" height="460" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
KEMATIAN pasti akan tiba pada setiap individu. Tapi, hanya satu yang kita tidak tahu, yakni kedatangannya. Setiap manusia pasti tidak akan bisa mengetahui kapan ajal akan menjemputnya. Hanya Allah sajalah yang tahu kapan waktu terakhir kita untuk hidup di dunia. Sehingga, menjadi rahasia Allah-lah kematian itu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Mengapa Allah SWT merahasiakan kematian?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<strong style="box-sizing: border-box;">1. Supaya Manusia Tidak Cinta Dunia</strong></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="color: red;">Dunia ini hanya sebagai persinggahan sementara saja dan kehidupan abadi adalah dialam akhirat. Cinta dunia menyebabkan manusia menjadi lupa kehidupan abadinya di akhirat. Dengan mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, bagaimana sebuah bangsa dihancurkan oleh azab Allah sebab karena cinta dunia yang berlebihan dan melupakan akhiratnya. Rasullullah SAW bersabda “Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir dan akhirat adalah surga bagi orang mukmin dan penjara bagi orang kafir.”</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<strong style="box-sizing: border-box;">2. Supaya Manusia Menyegerakan Amal</strong></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="color: red;">Perbuatan baik selayaknya untuk segera dilakukan, jika ditunda maka ditakutkan akan menjadi fitnah dan tidak jadi dilakukan. Seperti sedekah, ketika sedang ada rezeki sebaiknya segerakan untuk menyedekahkan sebagian rezeki kita dan jika ditunda malah tidak jadi karena digunakan untuk kebutuhan lainnya. Dengan mengingat kematian yang bisa datang kapan saja manusia menjadi lebih ringan dan semangat untuk beramal.</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<strong style="box-sizing: border-box;">3. Mencegah Perbuatan Maksiat</strong></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="color: red;">Dengan mengingat kematian manusia akan lebih berkonsentrasi pada kehidupan akhirat, apalagi kematian yang tidak tentu kapan dan dimana. Orang mukmin pasti takut jika kematian menjemputnya pada saat sedang bermaksiat, dengan begitu manusia akan menghindari perbuatan maksiat demi mendapatkan khusnul khotimah.</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<strong style="box-sizing: border-box;">4. Agar Menjadi Manusia yang Cerdas</strong></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="color: red;">Manusia yang cerdas adalah manusia yang tahu bahwa kehidupan akhirat adalah kekal abadi dan pilihan surga adalah pilihan yang terbaik. Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang cerdas adalah yang merendahkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sementara orang bodoh adalah orang yang mengikuti diri pada hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan angan-angan kosong.” [rika/islampos/bangirul]</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="color: blue;">Klik:: <a href="http://www.islampos.com/mengapa-kematian-dirahasiakan-oleh-allah-138590/" target="_blank">www.islampos.com</a> >> </span><span style="color: #333333; font-size: 12px; line-height: 17px;">Sabtu 16 Zulhijjah 1435 / 11 October 2014 16:50</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-22689745333971283122014-10-11T02:12:00.000-07:002014-10-11T02:12:12.562-07:00WANITA dalam Islam<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Bismillaahirrahmaanirrahiem</div>
<div style="text-align: justify;">
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah saw. juga atas mereka yang berjalan bersamanya.</div>
<br />
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Mungkin ini adalah bahasan yang sering terulang. Namun, kita akan terus membahasnya, apalagi di tengah serangan gencar yang dilakukan oleh para musuh seputar konsep Islam tentang wanita dan keluarga. Hal ini terjadi di antaranya karena ketidaktahuan mereka atas sikap Islam terhadap masalah wanita.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdHp1zUYAH4QVemxnWn6OOPoHUgZi6iBQ8FZXLZsZyQYH04-QVU87B-lsgl0rIjjZJfeV2kljy3PzutpyoDiEKE4uDoKUD5W2atDDAB0BW-HdFT7_oy2f3wxoVsUkZKpkrD87GikWN4co/s1600/muslimah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdHp1zUYAH4QVemxnWn6OOPoHUgZi6iBQ8FZXLZsZyQYH04-QVU87B-lsgl0rIjjZJfeV2kljy3PzutpyoDiEKE4uDoKUD5W2atDDAB0BW-HdFT7_oy2f3wxoVsUkZKpkrD87GikWN4co/s1600/muslimah.jpg" height="427" width="640" /></a></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></strong></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Wanita dalam Islam</strong></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Umar bin Khathab pernah berkata, “Pada masa jahiliyah, wanita itu tak ada harganya bagi kami. Sampai akhirnya Islam datang dan menyatakan bahwa wanita itu sederajat dengan laki-laki.”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri tiga kali quru’. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.</span> (Q.S. Al-Baqarah: 228)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Persamaan yang dimaksudkan oleh Islam ini meliputi segala aspek, termasuk masalah hak dan kewajiban. Hal ini sangat dipahami oleh para wanita Islam dan oleh karenanya mereka pegang ajaran Islam dengan sangat kuat. Khadijah, Umu Habibah, Ummu Salamah dan Nusaibah binti Ka’ab adalah sebagian contoh dari para wanita tersebut.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Adapun peran wanita dalam rumah tangga tak kalah besarnya. Rasulullah mengatakan bahwa wanita adalah juga pemimpin di rumah dan ia akan dimintakan pertanggungjawaban atas perannya tersebut. Dalam sejarah para muslimah telah memainkan perannya dalam berbagai bidang; di medan jihad, di masjid dan juga di rumah. Namun dengan tetap menjaga akhlaq dan adab Islami. Ini dilakukan dengan tetap menjaga perannya yang utama yaitu mendidik anak, menjaga keluarga yang dibangun atas mawaddah dan rahmah, juga tetap menciptakan suasana tenang dan damai dalam rumah tangga.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan sampai waktu</span>. (Q.S. An-Nahl: 80)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Usaha Pembaratan</strong></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Manakala umat Islam tidak komitmen dengan agamanya, maka kondisi wanita juga akan terpuruk sebagaimana terpuruknya kondisi para lelaki. Jika kondisinya demikian, maka Barat yang ternyata lebih unggul dari kita akan kembali bersemangat untuk kembali menjajah dan merampas kekayaan kita. Perang pemikiran yang mereka lakukan adalah pembuka atas perang militer yang akan mereka lakukan. Hal ini telah terbukti dan berhasil mereka lakukan.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bahkan ketika perang militer yang mereka lakukan menemukan kegagalan, maka pengaruh pemikiran mereka tetap bercokol, terutama di otak-otak pemikir dan cendekiawan kita. Salah seorang dari mereka pernah berkata, “Semakin dalam aku mengenal Eropa, maka semakin bertambah rasa cintaku padanya. Aku merasa bagian darinya. Dialah ideologiku yang aku perjuangkan sepanjang hidupku. Aku tak percaya Timur dan aku lebih percaya pada Barat.” (Salamah Musa ; Buku Kemarin dan Hari ini)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ada lagi seorang dari mereka berkata, “Jalan menuju kebangkitan sudah sangat jelas, yaitu dengan cara kita menempuh jalan yang telah ditempuh bangsa Eropa. Lalu, agar kita dapat berubah seperti mereka, maka segala apa yang ada pada mereka harus kita ambil. Pahit, manis, kebaikan, keburukan dan termasuk hal-hal yang disukai juga yang dibenci (Toha Husein, masa depan pengetahuan di Mesir)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Wanita Eropa</strong></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Gerakan pembebasan wanita -sesuai dengan ediologi Barat- merupakan pintu masuk bagi pemikiran-pemikiran asing itu ke negeri kita. Belakangan, gerakan ini terasa sangat gencar dilakukan. Terutama saat isu globalisasi meruak. Juga pada saat Amerika dan Zionis berkuasa atas dunia ini tanpa ada yang mampu menyainginya.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Mereka memaksakan pemikiran ini pada bangsa-bangsa muslim. Berbagai cara mereka tempuh agar tujuan tercapai. Lembaga semisal PBB dipakai sebagai alat guna terwujudnya segala target-target mereka. Diselengarakanlah KTT-KTT yang mengangkat isu seputar masalah wanita.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Lalu keluarlah berbagai keputusan dan kesepakatan yang sesuai dengan keinginan mereka. Pada akhirnya berbagai keputusan ini dipaksakan agar diterima oleh semua anggota PBB dengan pengawasan ketat yang mereka lakukan. Selanjutnya, hal-hal ini menjadi senjata-senjata untuk menekan pemerintahan yang ada untuk mau merubah UU dan berbagai peraturan yang sesuai dengan keputusan-keputusan KTT tadi.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hancurnya Keluarga</strong></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Masalah selanjutnya bukan lagi hanya seputar masalah wanita dan hak-hak mereka saja. Akan tetapi, menjadi meluas dan melebar meliputi bagaimana membangun rumah tangga seperti cara dan gaya yang sesuai dengan peradaban Barat. Berkembanglah pemikiran bahwa membina rumah tangga tak perlu lagi memperhatikan aturan dan nilai-nilai. Peran “ibu” tak lagi menjadi tugas wanita saja. Peranan itu sebenarnya adalah tanggung jawab masyarakat. Bahkan, peran itu dapat dilakukan oleh wanita dan laki-laki.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sebenarnya, di Eropa pemikiran dan ideologi ini melahirkan banyak permasalahan. Sebagai contoh di Perancis tercatat 53 % anak-anak yang lahir tak memiliki bapak yang jelas. Di banyak negara Eropa semakin berkembang trend enggan mempunyai anak bahkan enggan untuk menikah. Hubungan laki-laki dan wanita sekadar hubungan seks bebas tanpa ada ikatan, tak ada aturan yang mengikat. Dan selanjutnya mereka menuntut agar dilegalkannya aborsi sebagai dampak langsung dari merebaknya budaya seks bebas.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Hal ini juga berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas dengan sangat tajam. Pada tahun 1998 tingkat kriminalitas di Amerika mencapai angka yang sangat fantastis. Tindakan perkosaan terjadi setiap 6 menit, penembakan terjadi setiap 41 detik, pembunuhan setiap 31 menit. Dana yang dikeluarkan untuk menanggulangi tindakan kejahatan saat itu mencapai 700 juta dolar per tahun (angka ini belum termasuk kejahatan Narkoba). Angka ini sama dengan pemasukan tahunan (income) 120 negara dunia ketiga.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kejahatan atas wanita</strong></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Merebaknya kejahatan memberikan bahaya tersendiri buat para wanita di Eropa. Hingga PBB pada 17 Desember 1999 mengeluarkan keputusan bahwa tanggal 25 November merupakan hari anti kekerasan pada wanita.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Anehnya, para musuh Islam langsung saja menjadikan hal ini sebagai celah untuk menyerang Islam. Mereka mengatakan bahwa dalam Islam, wanita diperlakukan dengan amat kejam karena wanita boleh dipukul pada saat melakukan pembangkangan pada suami setelah segala cara telah ditempuh.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.</span> (Q.S. An Nisa: 34)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kita akui bahwa banyak para suami yang salah dalam menerapkan ayat di atas. Hal ini lahir karena lemahnya komitmen mereka pada Islam ditambah dengan kebodohan dalam memahami konsep Islam. Diperparah lagi dengan sikap wanita yang sudah sangat melampaui batas sehingga emosi sang suami tak tertahankan lagi. Bahkan keduanya dalam posisi tertekan karena sistem yang ada dan berlaku adalah sistem thagut sehingga kerusakan terjadi di mana-mana. Sebenarnya dalam konsep Islam terdapat solusi bagi permasalahan ini.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ada banyak fakta dan data yang seharusnya diperhatikan oleh mereka yang terbuai dengan Barat. Di Eropa dan Amerika pada setiap 15 detik terjadi kekerasan atas wanita. Belum lagi jika ditambah dengan aksi pemerkosaan setiap harinya. Sehingga Amerika tercatat sebagai negara tertinggi dalam hal kekerasan terhadap wanita. Menurut catatan UNICEF, 30% kekerasan pada wanita terjadi di Amerika dan 20% di Inggris.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Belum lagi kejahatan perbudakan yang terjadi di Amerika, CNN pernah menyiarkan laporan bahwa pada tahun 2002 jutaan anak-anak dan wanita dijual belikan di Amerika setiap tahunnya. Lebih dari 120 ribu wanita berasal dari Eropa Timur dan beberapa negara miskin lainnya dikirim ke Eropa untuk dipekerjakan sebagai budak seks. Lalu lebih dari 15 ribu wanita yang mayoritas berasal dari Meksiko dijual ke Amerika untuk dipekerjakan di komplek-komplek pelacuran.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bisnis haram ini bahkan merenggut kemerdekaan anak-anak di dunia, hingga Sidang Umum PBB pada pertemuan yang ke 54 mengeluarkan keputusan pada 25 Mei 2000 tentang hak anak. Sebuah keputusan yang mendesak agar dilakukan pencegahan agar tak lagi terjadi jual beli anak apalagi kemudian dipekerjakan sebagai budak seks seperti yang terdapat pada jaringan internet.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Konsep perlindungan anak dalam Islam</strong></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Memperhatikan apa yang terjadi di Barat, seharusnya membuat kita berfikir panjang jika ingin menempuh jalan yang telah ditempuh oleh Barat.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah</span>. (Q.S. An-Nisa: 27-28)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Mari kita berpegang teguh pada petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Pandangan kita atas masalah ini adalah berlandaskan pada konsep agama kita yang hanif.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Diharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan yang disembelih untuk berhala. Dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.</span> (Q.S. Al Maidah: 3)</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kita tahu bahwa wanita mendapatkan berbagai tekanan termasuk dirampasnya hak-hak mereka yang telah diberikan oleh Islam. Namun, jika kita berbicara mengenai problem ini, tentunya tak dapat dipisahkan dengan beberapa problematika lain yang ada.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Krisis pada hal ini tak dapat dilepaskan dari krisis besar yang dihadapi umat Islam. Sesungguhnya pemikiran akan adanya konflik antara laki-laki dan wanita adalah sebuah hal aneh dan tak akan ditemui dalam konsep Islam. Ini adalah produk impor dari masyarakat barat yang memang senang membuat konflik dan pertentangan dalam berbagai hal. Mereka melakukan penentangan pada agama, alam, juga atas segala hal.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kita bahkan yakin bahwa problem yang dihadapi oleh wanita muslimah juga merupakan dampak dari apa yang terjadi di Barat. Baratlah penyebab dari segala hal yang terjadi di Palestina, mereka yang mendukung Israel dengan segala dukungan; materi dan persenjataan.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dalam penjara Israel terdapat lebih dari delapan ribu tawanan. Mereka meninggalkan para istri, ibu dan anak-anak perempuan, bahkan di antara mereka terdapat sekitar 100 tawanan wanita. Mengapa Barat diam saja atas semua ini.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Di Palestina terdapat lebih dari 250 wanita yang telah menemui syahidnya, belum lagi para wanita yang menderita luka-luka pasca intifadhah.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bukankah mereka juga punya hak yang harus dibela. Mengapa media Barat diam seribu bahasa atas hal ini, sementara mereka melakukan berbagai usaha dan upaya pada saat satu atau dua orang wartawati mereka tertawan di Irak atau di wilayah konflik lainnya.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Adapun tentang wanita di Irak, cukuplah bagi kita apa yang disampaikan oleh organisasi dunia pada 22 Februari 2005 yang mengatakan bahwa kondisi wanita Irak tak jauh berbeda dengan kondisi manakala mereka berada di bawah pemerintahan Sadam Husein.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Hal ini menjelaskan bahwa kemerdekaan dan kebebasan wanita seperti yang di gembar-gemborkan Amerika sama sekali tak menyentuh mereka. Bahkan kondisi mereka di bawah penjajahan Amerika jauh lebih buruk lagi. Mereka menerima perlakuan kasar, dianiaya, dilecehkan bahkan diperkosa.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Rasanya kita tak perlu lagi menceritakan apa yang dialami oleh para muslimah di Bosnia. Bagaimana mereka diperkosa dan disiksa oleh tentara Serbia Eropa di hadapan para tentara PBB, juga di hadapan dunia internasional.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Namun, meski dalam kondisi demikian, wanita muslimah akan tetap tegar. Melalui merekalah lahir para pejuang, para syuhada, juga para mujahidin. Wallahu A’lam.****</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22.5px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
klik... <a href="http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/wanita-dalam-islam.htm#.VDjuUpSSyPw" target="_blank">www.eramuslim.com</a> >> <span style="background-color: #eeeeee; font-size: 13px; line-height: 30px;">Sabtu, 17 Zulhijjah 1435 H / 11 Oktober 2014</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-53268062448088079242014-10-11T00:01:00.002-07:002014-10-11T00:01:09.364-07:00Pelajaran dari Juraij<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXVwAydz1WK_3pWmWgtQZ9UjNc1DSXpfiniX-xVjqzbm-6iXJRjYF1pK01PM1A7WeboSWam1rvXuvULXDwrupY9_E9wIj126N4Xm6M0a4gvFV5slKh2lbuoh87jZp_ndR9WQDFMZmbq3g/s1600/anak+derhaka.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXVwAydz1WK_3pWmWgtQZ9UjNc1DSXpfiniX-xVjqzbm-6iXJRjYF1pK01PM1A7WeboSWam1rvXuvULXDwrupY9_E9wIj126N4Xm6M0a4gvFV5slKh2lbuoh87jZp_ndR9WQDFMZmbq3g/s1600/anak+derhaka.jpg" height="400" width="320" /></a></div>
<em style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Kisah Juraij ini merupakan kisah yang sangat berharga yang disampaikan oleh Rasulullah Saw supaya umatnya mengambil pelajaran. Imam Muslim menempatkan hadits berkaitan dengan Juraij ini ke dalam bab “berbuat baik, menyambut silaturahim dan adab.”</em><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Rasulullah Saw bersabda: Tidak ada bayi yang dapat berbicara ketika masih berada dalam buaian kecuali tiga bayi: bayi Isa bin Maryam, dan bayi dalam perkara Juraij. </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Juraij adalah seorang laki-laki yang rajin beribadah. Ia membangun tempat peribadatan dan senantiasa beribadah di tempat itu. Ketika sedang melaksanakan shalat sunnah, tiba-tiba ibunya datang dan memanggilnya; 'Hai Juraij! ' Juraij bertanya dalam hati; 'Ya Allah, manakah yang lebih aku utamakan, melanjutkan shalatku ataukah memenuhi panggilan ibuku?' Akhirnya ia pun meneruskan shalatnya itu hingga ibunya merasa kecewa dan beranjak darinya. </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Keesokan harinya, ibunya datang lagi kepadanya sedangkan Juraij sedang melakukan shalat sunnah. Kemudian ibunya memanggilnya; 'Hai Juraij! ' Kata Juraij dalam hati; 'Ya Allah, manakah yang lebih aku utamakan, memenuhi seruan ibuku ataukah shalatku? ' Lalu Juraij tetap meneruskan shalatnya hingga ibunya merasa kecewa dan beranjak darinya. </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Hari berikutnya, ibunya datang lagi ketika Juraij sedang melaksanakan shalat sunnah. Seperti biasa ibunya memanggil; 'Hai Juraij! ' Kata Juraij dalam hati; 'Ya Allah, manakah yang harus aku utamakan, meneruskan shalatku ataukah memenuhi seruan ibuku?' Namun Juraij tetap meneruskan shalatnya dan mengabaikan seruan ibunya. </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Tentunya hal ini membuat kecewa hati ibunya. Hingga tak lama kemudian ibunya pun berdoa kepada Allah; 'Ya Allah, janganlah Engkau matikan ia sebelum ia mendapat fitnah dari perempuan pelacur! ' </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Kaum Bani Israil selalu memperbincangkan tentang Juraij dan ibadahnya, hingga ada seorang wanita pelacur yang cantik berkata; 'Jika kalian menginginkan popularitas Juraij hancur di mata masyarakat, maka aku dapat memfitnahnya demi kalian.' </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Rasulullah Saw pun meneruskan sabdanya: 'Maka mulailah pelacur itu menggoda dan membujuk Juraij, tetapi Juraij tidak mudah terpedaya dengan godaan pelacur tersebut. Kemudian pelacur itu pergi mendatangi seorang penggembala ternak yang kebetulan sering berteduh di tempat peribadatan Juraij. Ternyata wanita tersebut berhasil memperdayainya hingga laki-laki penggembala itu melakukan perzinaan dengannya sampai akhirnya hamil. </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Setelah melahirkan, wanita pelacur itu berkata kepada masyarakat sekitarnya bahwa; 'Bayi ini adalah hasil perbuatan aku dengan Juraij.' Mendengar pengakuan wanita itu, masyarakat pun menjadi marah dan benci kepada Juraij. Kemudian mendatangi rumah peribadatan Juraij dan bahkan menghancurkannya. Selain itu, mereka pun bersama-sama menghakimi Juraij tanpa bertanya terlebih dahulu kepadanya. </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Lalu Juraij bertanya kepada mereka; 'Mengapa kalian lakukan hal ini kepadaku?' Mereka menjawab; 'Kami lakukan hal ini kepadamu karena kamu telah berbuat zina dengan pelacur ini hingga ia melahirkan bayi dari hasil perbuatanmu.' Juraij berseru; 'Dimanakah bayi itu? 'Kemudian mereka menghadirkan bayi hasil perbuatan zina itu dan menyentuh perutnya dengan jari tangannya seraya bertanya; 'Hai bayi kecil, siapakah sebenarnya ayahmu itu?' Ajaibnya, sang bayi langsung menjawab; 'Ayah saya adalah si fulan, seorang penggembala.' </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Kemudian Rasulullah Saw bersabda, 'Akhirnya mereka menaruh hormat kepada Juraij. Mereka menciuminya dan mengharap berkah darinya. Setelah itu mereka pun berkata; 'Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu ini dengan bahan yang terbuat dari emas.' Namun Juraij menolak dan berkata; 'Tidak usah, tetapi kembalikan saja rumah ibadah seperti semula yang terbuat dari tanah liat.' Akhirnya mereka pun mulai melaksanakan pembangunan rumah ibadah itu seperti semula. </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Dan bayi ketiga, ada seorang bayi sedang menyusu kepada ibunya, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang gagah dan berpakaian yang bagus pula. Lalu ibu bayi tersebut berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah anakku ini seperti laki-laki yang sedang mengendarai hewan tunggangan itu! ' Ajaibnya, bayi itu berhenti dari susuannya, lalu menghadap dan memandang kepada laki-laki tersebut sambil berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu! ' Setelah itu, bayi tersebut langsung menyusu kembali kepada ibunya. </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Abu Hurairah berkata; 'Sepertinya saya melihat Rasulullah Saw menceritakan susuan bayi itu dengan memperagakan jari telunjuk beliau yang dihisap dengan mulut beliau.' Rasulullah Saw meneruskan sabdanya: 'Pada suatu ketika, ada beberapa orang yang menyeret dan memukuli seorang wanita seraya berkata; 'Kamu wanita tidak tahu diuntung. Kamu telah berzina dan mencuri.' Tetapi wanita itu tetap tegar dan berkata; 'Hanya Allah lah penolongku. Sesungguhnya Dialah sebaik-baik penolongku.' Kemudian ibu bayi itu berkata; 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu! ' Tiba-tiba bayi tersebut berhenti dari susuan ibunya, lalu memandang wanita tersebut seraya berkata; 'Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah aku sepertinya! ' Demikian pernyataan ibu dan bayinya itu terus berlawanan, hingga ibu tersebut berkata kepada bayinya; 'Celaka kamu hai anakku! Tadi, ada seorang laki-laki yang gagah dan menawan lewat di depan kita, lalu kamu berdoa kepada Allah; 'Ya Allah, jadikanlah anakku seperti laki-laki itu! Namun kamu malah mengatakan; 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu! Kemudian tadi, ketika ada beberapa orang menyeret dan memukuli seorang wanita sambil berkata; 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu! 'Tetapi kamu malah berkata; 'Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu! ' Mendengar pernyataan ibunya itu, sang bayi pun menjawab; 'Sesungguhnya laki-laki yang gagah itu seorang diktator hingga aku mengucapkan; 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu!' Sementara wanita yang dituduh mencuri dan berzina itu tadi sebenarnya adalah seorang wanita yang shalihah, tidak pernah berzina, ataupun mencuri. Oleh karena itu, aku pun berdoa; 'Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu!'. </span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">Kisah Juraij mengajarkan kepada kita tentang adab terhadap orang tua, terutama ibu. Betapa kita tidak boleh membuatnya kecewa, harus senantiasa berbuat baik, dan menjaga adab terhadapnya.</span><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;" /><strong style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">[shodiq ramadhan]</strong><br />
<strong style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;"><br /></strong>
<strong style="background-color: white; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; text-align: justify;">klik ... <a href="http://www.suara-islam.com/read/index/11670/Pelajaran-dari-Juraij" target="_blank">www.suara-islam.com</a> >> </strong><span style="background-color: white; color: #999999; font-family: SegoeL, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, Geneva, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 25px;">Senin, 18/08/2014 09:50:17</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-66640948186250842432014-10-10T23:35:00.001-07:002014-10-10T23:37:37.294-07:00Lahirnya Pers Islam di Indonesia<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihP2QhhIGegahlR8wjCv9sEukQk-iWmXPaBNEE91DXwOOIP9I6Qe6UE0SQYUs1mvlyqa-IZhdnTfXyd8JRNuQ1Ortg76XLklbgFkFrjiB1vlQg8EUzMC8QoxNKuuzO1VKRtg2yv0NbTao/s1600/oetoes.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihP2QhhIGegahlR8wjCv9sEukQk-iWmXPaBNEE91DXwOOIP9I6Qe6UE0SQYUs1mvlyqa-IZhdnTfXyd8JRNuQ1Ortg76XLklbgFkFrjiB1vlQg8EUzMC8QoxNKuuzO1VKRtg2yv0NbTao/s1600/oetoes.JPG" height="640" width="480" /></a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br />
Oleh : Beggy Rizkiyansyah <em style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(Pegiat Jejak Islam untuk Bangsa)</em></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Salah satu hal yang turut menentukan perjuangan umat Islam adalah penguasaan media massa. Melalui media massa, peperangan pemikiran yang sengit, penyebaran ilmu serta penguasaan opini di masyarakat dapat dikuasai. Perjuangan umat Islam di Indonesia melalui media massa nyatanya memang telah berurat dan berakar, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Jika kita bercermin dari lembaran sejarah, akan terlihat media massa Islam menjadi roda-roda penggerak perjuangan umat Islam, menjadi minyak yang membakar perjuangan umat Islam, bahkan seiring sejalan dengan terbit atau terpuruknya nasib umat di negeri ini.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Selama berabad-abad, Umat Islam di Indonesia telah menjadi satu bagian penting dari umat Islam di dunia. Ulama-ulama melayu-nusantara merajut ukhuwah sekaligus jaringan keilmuan dengan ulama-ulama lain berbagai penjuru dunia. Mereka membaur, memusat di Mekkah dan Madinah yang menjadi pusat menimba ilmu di dunia. Para penuntut ilmu itu membentuk suatu komunitas jawi <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(ashab al-jawiyun)</i>. Entah mereka berasal dari Sumatera, Malaya, Jawa, Sulawesi atau bagian lain dari nusantara, mereka akan dikenal sebagai orang Jawi. Komunitas ini berperan besar dalam transmisi ilmu di nusantara. Selepas menuntut ilmu, sebagian dari mereka menetap dan mengajar di Tanah Suci, sebagian lainnya kembali ke kampung halamannya. Menyebarkan ilmunya, mencerahkan umat di tanah air, dan mendirikan institusi-institusi pendidikan seperti pesantren, surau atau dayah. Melalui institusi semacam inilah pengetahuan Islam ditimba. Dan Ulama menjadi poros keilmuan Islam di masyarakat.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Lembaran sejarah memasuki halaman baru, di abad ke 19. Setelah Mekkah dan Madinah, Kairo kemudian mulai dilirik oleh orang-orang melayu-nusantara sebagai salah satu kiblat pendidikan Islam di dunia. Pesona institusi bernama Al Azhar menyinarkan kemilaunya. Namun gerakan pembaruan (atau biasa disebut reformasi) Islam yang menjadi ruh utamanya. Pengaruh Al Afghany dan khususnya Muhammad Abduh meniupkan sebuah angin perubahan yang kencang mendera seluruh negeri, sampai menjalar ke tanah air.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Banyak dari penuntut ilmu yang sebelumnya berguru di Mekkah dan Madinah, kemudian melanjutkan studinya di Kairo. Di sini para penimba ilmu dari Melayu-Nusantara, membentuk komunitas pelajar yang berasal dari Hindia Belanda dan Malaya, yang disebut <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jawi riwaq</i><a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn1" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[1]</a> . Mereka kemudian menjadi penyerap ide-ide Muhammad Abduh, yang tersebar melalui sirkulasi Majalah <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Manar</i>. Seruan pembaruan yang menggelorakan gerakan kembali ke Al Quran dan Sunnah mendapat sambutan hangat. Ide-ide Abduh yang berusaha menjawab keterpurukan umat Islam turut menarik perhatian kala itu. Pemikiran Abduh semakin meluas dengan dilanjutkan oleh muridnya Rasyid Ridha.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Salah satu yang terpengaruh oleh ide-ide ini adalah seorang pelajar bernama Tahir Jalaluddin (1869-1956). Pemuda Minang, keturunan Tuanku Nan Tuo, seorang ulama besar pada masa paderi, . Setelah 12 tahun belajar di Mekkah dengan Syekh Ahmad Khatib Minangkabawi, tahun 1895 Thahir Jalaluddin meneruskan pendidikannya di Kairo. Di sini ia mulai mengenal <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al-Manar</i> dan mengenal Rashid Ridha. Bersama sahabatnya, Syekh Sayid Al Hadi (1867-1934), Thahir Jalaluddin menempa ilmu di Kairo. Paham pemurnian Islam melaju deras bersama modernisasi dalam gerak Islam. Pemakaian mesin cetak untuk media massa dan buku-buku pelajaran Islam, yang sebelumnya ditolak oleh sebagian ulama karena dianggap bagian dari sekularisasi, nyata-nyata menginspirasi para murid <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Riwaq Jawi</i> ini. Pemakaian teknologi ini kemudian melahirkan sebuah budaya cetak yang revolusioner, yang akan mengubah wajah dunia Islam di Hindia Belanda dan sekitarnya.<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn2" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[2]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Mesin cetak pertama kali dikenalkan ke nusantara, bahkan Asia Tenggara, oleh missionaries Kristen Jesuit tahun 1588 di Filipina. Namun baru 1744 ketika <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Vendunieuws</i> muncul sebagai surat kabar pertama di Batavia. Kemudian <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bataviasche Coloniale Courant</i> (1801) menyusul. Keduanya merupakan surat kabar yang kebanyakan berisi berita pelelangan dan iklan. Berikutnya perkembangan surat kabar tak lagi terbendung. Pemilikan dan peruntukan surat kabar mulai dari orang asing, hingga yang diperuntukkan bagi masyarakat melayu, yaitu <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Djuab</i> (1795-1801) bersemi saat itu. Namun, yang seringkali dikenang adalah <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bintang Hindia</i>, yang di asuh oleh Abdul Rivai, karena mulai memberikan gambaran Hindia sebagai sebuah bangsa. Ada pula Tirtoadsurjo, tokoh Sarekat Dagang Islam (SDI) yang dikenal mula-mula, mendirikan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Soenda Berita</i>, sebuah mingguan berbahasa melayu pertama di Indonesia tahun 1903. <a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn3" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[3]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Begitu menjamurnya surat kabar, namun tak satu pun yang membawa Islam sebagai benderanya. Barulah pada tahun 1906, selepas pulang dari Kairo, Syekh Tahir Jalaluddin menerbitkan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> di Singapura. Bersama Syekh Al Hadi (Singapura), serta Haji Abbas bin Muhammad Taha (Aceh) merintis <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> menjadi media massa Islam pertama di tanah Melayu-Nusantara. Tentu saja saati itu belum ada negara bernama Indonesia, Singapura ataupun Malaysia. Yang ada ialah wilayah-wilayah yang dijajah oleh Inggris dan Belanda.<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> mampu menerobos batas-batas kolonial itu, hingga mampu menciptakan bayangan akan sebuah komunitas bernama bangsa melayu. Sebuah bayangan yang mampu untuk menembus sekat-sekat wilayah yang diciptakan penjajah dan mengikat bangsa Melayu menjadi satu dalam ikatan agama Islam. Pernyataan itu di tandai oleh <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> dengan pemakaian istilah <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Umat Timur</i>, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Umat Melayu</i>, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Umat Kita sebelah sini</i>, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Umat Islam kita di sini</i>, oleh <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam </i>untuk menyebut bangsa Melayu.<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn4" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[4]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sejak awal <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> memang bersuara menyatakan penyesalannya akan nasib umat Islam di tanah melayu-nusantara yang tertajajah di mana-mana.<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </i>Dalam sebuah edisinya, mereka menyebut <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tanah Sumatera, Tanah Manado, Tanah Jawa, Tanah Borneo </i>dalam genggaman Belanda, hingga tanah <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">melayu peninsula</i> dalam cengkeraman Inggris. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(Al Imam Vol. 1, No. 3, 19 September 1906)</i>. Harapan mereka tak lain agar umat Islam mampu meraih kemerdekaannya.<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn5" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[5]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al imam</i> berdiri mengibarkan Islam sebagai dasarnya. Menyebarkan dakwah Islam. Mengikuti jejak jejak <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Manar </i>dengan semangat pembaruan dan pemurnian Islam, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> menegaskan haluannya untuk ;<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">mengingatkan mereka yang terlupa; membangunkan mereka yang terlelap; menunjukkan arah yang benar kepada mereka yang tersesat; memberi suara kepada mereka yang berbicara dengan bijak; mengajak umat Islam berupaya sebisa mungkin untuk hidup menurut perintah Allah; serta mencapai kebahagiaan terbesar di dunia dan memperoleh kenikmatan Tuhan di Akhirat (Al Imam, I Juli 1906)</i>. <a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn6" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[6]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Nyatanya pengaruh Abduh dan Ridha memang besar bagi <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i>. Majalah <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Manar</i> mewarnai <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> begitu kental. Bahkan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> memuat tafsir Muhammad Abduh yang dimuat oleh <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Manar</i>. Tafsir ini mereka muat tahun 1908, atau dua tahun setelah terbitnya <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i>. Pemuatan tafsir <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Manar</i> karya Muhammad Abduh ini, bagaimana pun membuka pintu reformasi agama di tanah melayu dan Hindia Belanda. Jika sebelumnya tafsir yang dipakai di Hindia Belanda umumnya adalah tafsir <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jalalain</i> (Al-Suyuthi) yang hanya dipelajari di pesantren, maka kini <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> membuat tafsir yang dapat dibaca oleh kalangan yang lebih luas.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Melalui media massa cetak pula, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> membuka pintu pembelajaran bagi umat Islam, yang biasanya hanya di lakukan di pesantren. Hal ini turut melepas ‘monopoli’ ulama tradisional di Pesantren sebagai satu-satunya pemegang otoritas keilmuan. Dan yang terpenting <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> membawa budaya baru bagi umat Islam di Melayu dan Hindia Belanda, yaitu budaya cetak. Kemajuan inilah yang akhirnya membuka pintu lahirnya pers Islam lainnya di Indonesia.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Jejak <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> meresap begitu mendalam bagi umat Islam di Hindia Belanda, hingga tahun 1911 di Sumatera Barat terbitlah sebuah majalah bernama <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i>. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i> didirikan sebagai wadah bagi kaum muda yang menggelorakan pembaruan Islam di Sumatera Barat. Didirikan oleh Haji Abdullah Ahmad, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i> menjadikan<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> sebagai contohnya. Haji Abdullah Ahmad sendiri sebelumnya adalah perwakilan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> di Padang Panjang. Kunjungannya ke Singapura memungkinkan dirinya untuk mempelajari manajemen penerbitan ala <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam</i> dan keterampilan teknis menerbitkan majalah. Begitu sentralnya peran Haji Abdullah Ahmad, hingga ia seringkali dipanggil, Haji Abdullah Al Munir.<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn7" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[7]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Haji Abdullah Ahmad tidak sendirian dalam membesarkan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i>. Ia membesarkan bersama dua orang sahabatnya, Haji Abdul Karim Amrullah (ayah dari Buya Hamka) dan Syekh Jamil Jambek. Mereka merupakan murid langsung dari Syekh Ahmad Khatib Minangkabawi. Sepulang dari Mekkah, mereka kembali ke sumatera Barat untuk menggerakan paham pembaruan agama di sana. Maka tak heran jika <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al munir</i> bertujuan untuk; memperoleh agama Islam yang sejati serta menegakkan syariat Nabi Muhammad yang benar dengan dorongan menghidupkan kembali tradisi Nabi dan mengutuk bid’ah dalam praktik ibadah umat Muslim <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(Al Munir 3, 2, 1913)</i>.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Seperti <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Imam, Al Munir </i>juga memiliki hubungan yang erat dengan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Manar</i> dibawah kendali Rashid Ridha. Seringkali <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i> merujuk pada fatwa-fatwa yang terdapat dalam <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Manar</i>. Umpamanya mengenai pakaian barat, yang dahulu sering dilarang oleh ulama tradisional karena indentik dengan orang kafir. Pendapat Rashid Ridha yang menolak pendapat ini, dijadikan rujukan oleh Haji Abdullah Ahmad. <a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn8" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[8]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1L-pr6nOojSF5Jp9ZowTpIQPNrOSD8DEvvg5Us0ffmMzSW_1C1aZpnr2QffLloEdWXkWKnySxSW1GVtJoV-Qwknf8PR8KoTAlITOjJIBOSP2oQA1ns5ninuas5A6W0ano9hh20gOmO1E/s1600/persislam-SS.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1L-pr6nOojSF5Jp9ZowTpIQPNrOSD8DEvvg5Us0ffmMzSW_1C1aZpnr2QffLloEdWXkWKnySxSW1GVtJoV-Qwknf8PR8KoTAlITOjJIBOSP2oQA1ns5ninuas5A6W0ano9hh20gOmO1E/s1600/persislam-SS.png" height="144" width="320" /></a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pada praktiknya, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i> tidak hanya bersuara keras terhadap praktik bid’ah, tetapi juga pada pemerintah kolonial Belanda. Kritik-kritik keras terhadap pemerintah kolonial membuat mereka mendapatkan tekanan dan pengawasan dari pemerintah kolonial saat itu. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i> pun kerap bersuara mengenai kemerdekaan bangsa di Hindia Belanda. Namun ketatnya pengawasan pemerintah kolonial, membuat mereka menyampaikannya secara hati-hati dan terselubung, misalnya dengan membahas kemerdekaan Turki, Mesir dan India dari jeratan penjajah. Bahkan ketika membahas suatu tulisan tentang ilmu pengetahuan-pun, ujungnya akan membahas bagaimana mencapai kemerdekaan.<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn9" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[9]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pada masa jayanya,<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Al Munir</i> tidak hanya berpusat pada media massa, tetapi juga memiliki usaha percetakan. Penyebaran <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i> tidak hanya di Sumatera barat, namun sampai ke Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Malaya. Dalam penerbitannya, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al munir</i> memuat tulisan mengenai persatuan umat Islam, pengetahuan agama, serta hukum agama yang berkaitan dengan adat. Keistimewaan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i> adalah ia menjadi majalah yang masih menggunakan huruf arab melayu. Namun pemakaian huruf arab melayu memang berada di tepi jurang. Membanjirnya mesin cetak yang memakai huruf latin membuat pencetakan dengan huruf arab melayu sulit bersaing. Hal ini pula yang turut menerpa <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i>. Namun terbakarnya kantor mereka menjadi pertanda lonceng kematiannya. Di Sumatera Barat tak hanya <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i>, pers yang berlandaskan Islam. Hadir pula <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Itqan</i>,<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Bayan</i> dan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Munirul Manar</i> yang diterbitkan perguruan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sumatera Thawalib</i>. Saat itu memang masa-masa keemasan pers di Sumatera Barat. Tetapi di pulau Jawa,tempat lahirnya <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sarekat Islam</i>, gaung pers Islam juga terdengar kencang. Melahirkan berbagai media massa yang menyokong perjuangan mereka.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sarekat Islam</i>, semenjak di bawah kemudi Hadji Omar Said Tjokroaminoto memainkan peran besar dalam pergerakan Islam di tanah air. Dengan karisma dan pidatonya yang memukau Tjokroaminoto memiliki banyak pengikut, bahkan tak sedikit yang menanggapnya sebagai Ratu Adil. Namun kepiawaian <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Raja Jawa tanpa mahkota</i> ini tak hanya di mimbar rapat-rapat umum. Tetapi juga di media massa. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Oetoesan Hindia</i> adalah media massa pertama yang menjadi corong <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sarekat Islam</i>. Terbit tahun 1913, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Oetoesan Hindia</i> adalah harian yang di gawangi oleh Tjokroaminoto. Beberapa bulan kemudian <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sarekat Islam</i> (SI) cabang Bandung menerbitkan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hindia Serikat</i> yang salah satunya dibidani oleh Abdul Muis. Di Batavia, SI menerbitkan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pantjaran Warta</i> yang dikemudikan oleh Goenawan. Di Semarang, SI Semarang mulai menerbitkan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sinar Djawa</i>.<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn10" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[10]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sarekat Islam</i> semakin bergerak maju ketika pada tahun 1916, mereka menerbitkan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Islam</i>. Di kemudikan oleh Tjokroaminoto dan Haji Abdullah Ahmad (<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Munir</i>), <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Islam</i> bersuara lebih kencang dalam hal politik. Ia menjadi jembatan bagi gerakan politik Islam. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Islam</i> menyatakan dirinya sebagai, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">‘ Tempat soeara anak Hindia yang tjinta igama dan tanah ajernjya.’<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn11" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title=""><b style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">[11]</b></a></i>Dengan darah pembaruan agama yang dibawa Haji Abdullah Ahmad serta kecenderungan politik radikal Tjokroaminoto,<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Al Islam</i> menggelorakan pembaruan agama dan politik. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Islam</i> semakin merangsek wacana di Hindia Belanda saat itu, dengan berani menyuarakan hak untuk memerintah bagi bangsa sendiri. Untuk menyuarakannya, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Islam </i>menggulirkan istilah <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bangsa Islam tanah Hindia</i>.<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn12" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[12]</a> <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Islam</i> tidak sendirian, tokoh SI lainnya, Haji Agus Salim, bersama Abdul Muis menerbitkan harian<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Neratja</i>, yang juga berorientasi politik. Haji Agus Salim pun nantinya dikenal sebagai orang dibalik <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hindia Baru</i>(1925-1926), <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bendera Islam</i> (bersama Tjokroaminoto) dan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Fajar Asia</i> (Tjokroaminoto-H. Agus Salim kemudian Kartosuwirjo; 1927-1930 ).<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn13" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[13]</a> Harian <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Fajar Asia</i>, saat itu adalah kerikil tajam bagi pemerintah kolonial. Harian itu terkenal gigih membuka kebusukan praktek <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">poenale sanctie </i> (yang menggiring puluhan ribu anak bangsa bekerja sebagai kuli kontrak di perkebunan Sumatera), <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">heerendienst</i> (kerja rodi) dan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">erfpacht</i> (yang mengeksploitasi tanah dengan system sewa kontrak), dimana buruh dihisap, tenaganya diperas habis-habisan serta berbagai kebiadaban yang mengiringinya. Tajamnya kritik H. Agus Salim melalui <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Fajar Asia</i>(kemudian) <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Mustika,</i> membuatnya dikenal sebagai pembela hak-hak buruh. <a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn14" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[14]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Di Jogjakarta, muncullah nama tokoh <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Muhammadiyah</i>, H. Fachrodin. Ia adalah diantara murid-murid langsung KH Ahmad Dahlan dan merupakan saudara kandung dari Ki Bagus Hadikusumo. Nama H. Fachrodin malang melintang di berbagai media massa saat itu. Ia pernah menjadi koresponden tetap dari <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Doenia Bergerak</i> (terbit 1914), sebuah surat kabar berhaluan kiri. Selain itu H. Fachrodin pernah menjadi redaktur <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Medan Muslimin</i>(1915), sebuah surat kabar radikal dibawah pimpinan, ‘Haji Merah’ Haji Misbach. Berikutnya H. Fachrodin menjadi <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> hoofdredacteur </i> (pemimpin redaksi), <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Srie Diponegoro</i> (1918), <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Soewara Moehammadijah</i>, dan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bintang Islam</i>. <a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn15" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[15]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Di tengah <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bintang Islam</i>-lah, nama H. Fachrodin banyak meninggalkan kesan. Berdiri tahun 1922, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bintang Islam</i> menjadi majalah dwi mingguan Islam yang dikelola secara professional. Tirasnya mencapai 1500 eksmeplar dan menjangkau hingga Singapura, Perak dan Johor. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bintang Islam</i> memuat berita seputar Islam di tanah air dan luar negeri. Bahkan Bung Hatta pernah menjadi koresponden <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bintang Islam</i>, saat ia masih di Amsterdam. Sampai meninggalnya, H. Fachrodin menjabat selaku <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">hoofdredacteur Bintang Islam</i>. <a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn16" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[16]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Tulisan H. Fachrodin menyebar di berbagai media saat itu, merentang pembahasannya, mulai dari agama Islam, Kristen, hingga kepeduliannya terhadap nasib rakyat yang begitu menderita. Ia misalnya pernah menulis tentang ‘<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Christen dan Moehammadijah</i>’ dan ‘<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Islam Njawa Kemadjoean</i>’ (di <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Soewara Moehammadijah</i>), <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Verslag saja selama bepergian ke Mekkah</i> (di <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Soewara Moehammadijah & Islam Bergerak</i>), dan sebuah kritik yang tajam, dan mengantarkannya meringkuk dibalik terali besi oleh pemerintah kolonial. Penyebabnya karena kala itu Ia menulis nasib rakyat yang menderita,</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Kebon tebu jang ditanam diatas tanah kita dengan djalan jang koerang menjenangkan, sehingga menjebabkan kelaparannja anak-anak boemi…” (Srie Diponegoro).<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn17" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title=""><b style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">[17]</b></a></i></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Selepas wafatnya H. Fachrodin, Majalah <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bintang Islam</i> kemudian mengenang beliau dalam edisi khusus<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">‘Fachrodin Nummer</i>.’</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Pandai beliau menoelis dan mengarang pada kemoediannja itoe, ialah dari kawan-kawannja jang selaloe bergaoelan dan bermain-main…, Begitoe joega, kerap sekali beliaoe membawa pertanjakan kepada orang jang lebih pandai, tentang apa sahadja, sehingga dimengertilah matjam-matjam pengetahoean.” (Bintang Islam no 14-15 th 1930).</i></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pers Islam pada masa itu memang menjadi pers yang ideologis dan tidak menjaga jarak dengan penderitaan rakyat. Terlebih jika berhubungan dengan kepentingan umat Islam, maka menjadi suara yang lantang. Suara-suara itu semakin lantang, jika Islam dinistakan. Dan salah satu yang dikenal sebagai benteng umat Islam adalah majalah <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembela Islam</i>.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembela Islam</i> adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan oleh tokoh <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Persatuan Islam (Persis)</i>, Ustad A. Hassan tahun 1929. Bersama Fachrudin Al Kahiri dan M. Natsir, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembela Islam</i> menjadi pers Islam yang gigih membela Islam. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembela Islam</i> menjadi salah satu lawan dari tokoh-tokoh Nasionalis sekuler yang kerap menggelorakan ide sekularisme. Tulisan-tulisan seperti <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">‘Merdeka buat apa?</i>’, dan ‘<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kebangsaan jangan di Bawa-bawa</i>’ menjadi beberapa contoh aktifnya <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembela Islam</i> mengutuk ide nasionalisme dan sekularisme. Namun salah satu yang patut dikenang hingga kini adalah polemik antara Sukarno dan M. Natsir mengenai Islam melawan sekularisme.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembela Islam</i> juga kerap bersuara mengecam orang-orang yang menistakan Islam dan ajarannya. Salah satunya adalah tulisan Dr. Soetomo, yang menganggap pengasingan di Digul lebih baik daripada Mekkah.Ia menganggap orang yang diasingkan ke Digul adalah orang-orang yang dihukum, tetapi pergi ke Mekkah hanyalah soal kewajiban agama semata. M. Natsir menanggapi tulisan Dr. Soetomo dengan menyebutnya meniru dengan buta buku-buku barat. Natsir justru mengingatkan betapa para haji yang pulang dari Mekkah sangat ditakuti oleh pemerintah kolonial. Pembela Islam juga menyerang paham sesat Ahmadiyah Qadian, dengan menurunkan tulisan perdebatan langsung antara A. Hassan dengan Rahmat Ali dari Ahmadiyah di tahun 1933 dan 1934. Praktek kristenisasi dan pelecehan oleh missionaries terhadap Islam tak luput dari kritik keras <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembela Islam</i>. Seperti misalnya tulisan Natsir yang berjudul <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Zending Contra Islam</i> (1931). <a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn18" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[18]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Maka tak salah ketika Buya Hamka, yang menjadi salah satu pembaca <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembela Islam</i>, mengatakan,</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Mulai saja majalah itu dibaca, timbullah dalam jiwa semangat yang terpendam yaitu semangat hendak turut berjuang dalam Islam. Artikel-artikel yang dimuat di dalamnya menggugah perasaan hati untuk bangun, bergerak, berjuang hidup dan mati dalam Islam.”<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn19" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title=""><b style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">[19]</b></a></i></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </i>Ia lalu menambahkan, yang ditunggu-tunggu dari <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pembela Islam</i> adalah tulisan-tulisan M. Natsir.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Artikel-artikel dari M. Natsir di dalam majalah Pembela Islam itu sangat menarik hati saya. Saya pun seorang pengarang. Tetapi saya mengakui bahwa karangan Natsir memberi saya bahan untuk hidup, sehingga saking tertariknya saya kepada tulisan-tulisannya itu, saya pun mencoba mengirim karangan kepada </i>Pembela Islam<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">,dan karangan saya disambut baik dan dimuat dalam </i>Pembela Islam<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">.” </i>Begitulah kesaksian Buya Hamka.<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn20" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[20]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Masa-masa semaraknya pers Islam di Indonesia juga menghampiri dunia pesantren. Di kalangan <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Nadhlatul Ulama</i>, terbit <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Suara NU</i> yang beraksara arab pegon. Ada pula <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Berita NU</i>, dipimpin oleh KH Mahfudz Shiddiq yang beraksara latin. Tahun 1941 menyusul terbit <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Soeloeh NU</i> yang diterbitkan oleh <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hoofdbestur NU</i> Bagian<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ma’arif</i>. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Soeloeh NU</i> di pimpin langsung oleh KH A. Wahid Hasyim. Terbitnya <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Soeloeh NU</i>, tak lain sebagai wadah informasi dan saluran modernisasi di <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">NU</i>, sebagaimana tujuannya; <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bulanan, membicarakan perkara-perkara kemadrasahan</i>.<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_edn21" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[21]</a></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pers Islam semakin bertaburan menghiasi pergerakan di Indonesia. Tak hanya di Sumatera Barat dan Jawa, tetapi merambah hingga Kalimantan, hingga Ambon. Di Kalimantan hadir <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Persatuan</i> (Samarinda), <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pelita Islam</i>(Banjarmasin). Di Bangkalan, Madura, terdengar <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Islah</i> (yang kemudian dibredel tahun 1936). Di Ambon, hadir<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">SUISMA</i> yang terbit tiga kali dalam sebulan. Namun, yang mencolok kala itu adalah Sumatera Utara (Medan). Medan kemudian dikenal sebagai gudangnya pers Islam. Sebut saja <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Suluh Islam</i> (KH Abdul Madjid Abdullah),<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Medan Islam</i>, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Hidayah</i>, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Medan Islam</i>, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Menara Puteri</i> (Rangkayo Rasuna Said) hingga <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Panji Islam</i> (ZA Ahmad-kelak menjadi tokoh Masyumi). Namun tak ada yang dapat menandingi prestasi <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pedoman Masyarakat</i>.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Terbit di Medan, Sumatera Utara tahun 1935, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pedoman Masyarakat</i> identik dengan nama Buya Hamka dan Yunan Nasution (kelak keduanya bertemu kembali di Masyumi). Bergabung pada usia 28 tahun, Buya Hamka menjadi Pemimpin Redaksi <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pedoman Masyarakat</i>, awalnya hanya beroplah 500 eksemplar, namun ditangannya, melonjak oplahnya hingga 4000 eksemplar. Suatu prestasi yang luar biasa untuk sebuah majalah pada masa itu dikenal sebagai zaman sulit.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Memasang motto <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">‘Memajukan Pengetahuan dan Peradaban Berdasarkan Islam’</i>, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pedoman Masyarakat</i> nyata-nyata bekerja untuk peradaban. Di kupasnya masalah pengetahuan umum, agama, sejarah,’ Alam perempuan’, ‘Dunia Islam’ serta ‘Cermin Hidup’. Di ruang inilah lahir karya-karya besar Buya Hamka seperti,<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Merantau ke Deli</i>, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk</i>, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tasauf Modern</i> dan lain-lain. Sementara Yunan Nasution memegang peran penting sebagai penulis rubrik editorial, <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Syma Nare</i>. Namun <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pedoman Masyarakat </i>tidak hanya mengandalkan penulisnya sendiri, beragam kalangan dimuat tulisannya oleh <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pedoman Masyarakat</i>, seperti Soekarno dari nasionalis, sederet tokoh Islam seperti H. Agus Salim, dan M. Natsir, KH Mas Mansyur, hingga tokoh perempuan seperti Rangkayo Rasuna Said. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pedoman Masyarakat </i>juga tak luput dari pengawasan pemerintah kolonial. Kritik-kritik tajamnya membuat Pedoman berkali-kali nyaris bersalaman dengan pembredelan. Namun dicengkaraman penjajahan Jepang-lah <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pedoman Masyarakat </i>beserta banyak media massa lainnya menemui ajalnya. Sulitnya bahan baku kertas serta penindasan jepang membuat masa itu menjadi kuburan massal bagi pers kala itu.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dibalik kesulitan-kesulitan yang mengepung, pers Islam tetap berkiprah dengan semangat yang membara. Mereka terus bersuara lantang, dengan landasan Islam. Menjadi pembela hak-hak rakyat yang terjajah, walaupun kerap diintai ranjau undang-undang pers yang sewenang-wenang dan siap membungkam. Namun nyatanya pers Islam tetap bergerak. Pers Islam tidak hanya menjadi pembentuk opini untuk meninggikan kalimat Allah, tetapi juga menjadi pembela agamanya. Pers Islam tidak pernah menanggalkan identitasnya, dan justru karena identitas Islam itu, pers Islam tidak pernah tertinggal dalam setiap peristiwa nasional yang mewarnai perjalanan bangsa ini. Mulai dari pembentukan sebuah bayangan akan komunitas yang kelak bernama Indonesia, hingga melawan penjajahan dan pendukung kemerdekaan. Pers Islam tidak hanya berenang-renang ditepian, tapi ia terjun dipusaran perjalanan negeri kita.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<hr size="1" style="color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; text-align: left;" width="33%" />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref1" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[1]</a> Zakariya, Hafiz. 2011<i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">. Cairo and The Printing Presses as The Modes in the Dissemination of Muhammad Abduh’s Reformism to Colonial Malaya</i>. IPEDR, vol 17.</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref2" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[2]</a> Burhanuddin, Jajat. 2004. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">The Fragmentation of Religius Authority : Islamic Print Media in Early 20<span style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">th</span> Century Indonesia.</i>Studia Islamika, 11 (1)</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref3" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[3]</a> Sunarti, Sastri. 2013. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kajian Lintas Media, Kelisanan dan Keberaksaraan dalam Surat Kabar Terbitan Awal di Minangkabau (1859-1940-an)</i>. Jakarta : KPG</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref4" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[4]</a> Laffan, Michael Francis. 2003. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Islamic Nation Hood and Colonial Indonesia, The Umma Below the Winds.</i>New York : RoudledgeCurzon.</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref5" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[5]</a> Ibid</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref6" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[6]</a> Burhanudin, Jajat. 2012. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ulama & Kekuasaan, Pergumulan Elite Muslim dalam Sejarah Indonesia.</i>Jakarta : Mizan Publika</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref7" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[7]</a> Ibid</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref8" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[8]</a> Jajat ulama kekuasaan</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref9" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[9]</a> Sunarti, Sastri. 2013. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kajian Lintas Media, Kelisanan dan Keberaksaraan dalam Surat Kabar Terbitan Awal di Minangkabau (1859-1940-an)</i>. Jakarta : KPG</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref10" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[10]</a>Burhanuddin, Jajat. 2004. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">The Fragmentation of Religius Authority : Islamic Print Media in Early 20<span style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">th</span> Century Indonesia.</i>Studia Islamika, 11 (1)</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref11" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[11]</a> ibid</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref12" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[12]</a> Ibid</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref13" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[13]</a> Ibid</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref14" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[14]</a> Busyairi, Badruzzaman. 1985. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Catatan Perjuangan HM Yunan Nasution</i>. Jakarta : Pustaka Panjimas.</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref15" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[15]</a> Mu’arif. 2010. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Benteng Muhammadiyah.</i> Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref16" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[16]</a> Ibid</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref17" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[17]</a> ibid</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref18" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[18]</a> Federspiel, Howard M. 1966. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">The Persatuan Islam (Islamic Union)</i>. Tesis Phd. Institute of Islamic Studies, McGill University,Montreal.</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref19" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[19]</a> Panitya Peringatan M. Natsir/M. Roem 70 tahun. 1978. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">M. Natsir 70 tahun Kenang-kenangan Kehidupan & Perjuangan</i>. Jakarta: Pustaka Antara.</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref20" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[20]</a> Ibid</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #262626; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jejakislam.net/?p=331#_ednref21" style="background: transparent; border: 0px; color: black; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="">[21]</a> H. Aboebakar. 2011. <i style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Sejarah Hidup K.H. A. Wahid Hasjim.</i> Bandung: Mizan*****</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
klik: <a href="http://jejakislam.net/?p=331" target="_blank">jejakislam.net</a> >> <span class="post-date" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: black; font-size: 11px; line-height: normal; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Mar 25, 2014</span><span style="background-color: transparent; color: #aaa9a9; font-family: Georgia, Geneva, 'Times New Roman', times; font-size: 11px; font-style: italic; line-height: normal;"> • </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: black; font-size: 11px; line-height: normal; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">5:26 am</span></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-68820567895308877242014-10-09T20:06:00.001-07:002014-10-09T20:06:52.387-07:00Riba Menjerat Anda Menuju Kefakiran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnE38vlRQ6_h7qlyvz9ClLtpuYfs18QmGXV-sbdLLt3vIwlVAa2A4VadBddihliMTq1XlxSgj5FbC_hkUXoyKQhvF2bvDgGRRUQg0kJVtbKgzGi2ozLa1M7sjAuI3u8ndc0Xtop1wbMoE/s1600/bunga-dan-riba-small_full-642x330.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnE38vlRQ6_h7qlyvz9ClLtpuYfs18QmGXV-sbdLLt3vIwlVAa2A4VadBddihliMTq1XlxSgj5FbC_hkUXoyKQhvF2bvDgGRRUQg0kJVtbKgzGi2ozLa1M7sjAuI3u8ndc0Xtop1wbMoE/s1600/bunga-dan-riba-small_full-642x330.jpg" height="328" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah swt berfirman :</div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencari keridhaan Allah, maka {yang berbuat demikian) itulah orang-orang
yang melipat gandakan (pahalanya) <b>(ar Ruum : 39)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maksudnya , apa yang engkau keluarkan dari harta kalian, wahai
orang-orang kaya, dengan jalan riba demi menambah banyak harta kalian,
maka tidak akan bertambah, tidak akan dianggap zakat dan akan dilipat
gandakan disisi Allah, karena ia adalah usaha yang jelek dan tidak
diberkahi oleh Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Az –Zamkhsyari berkata,” Ayat ini senada dengan firman Allah
yang mengatakan , “ Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah . Dan
Allah tidak menyukai setiap orang tetap dalam kekafiran dan selalu
berbuat dosa <b>(al Baqarah: 276). </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maksudnya bahwa Allah akan memusnahkan tunas kebaikannya dan
menghapus semua amalnya, meskipun dilihat dari zahir ia bertambah. Allah
akan memperbanyak kualitas sedekah seseorang dan mengembangkannya,
meskipun secara zahir terlihat berkurang dan sedikit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah berfirman :</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“ Orang-orang yang makan (mengambil riba) tidak dapat berdiri
mItulah cirri mereka, dapat diketahui pada hari mashyar yang akan
menghancurkan mereka dan sebagai penyingkap keburukan merekaelainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan)
penyakit gila”</i> <b>(al Baqarah: 275)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maksudnya, orang-orang yang bermuamalah dengan riba dengan keuntungan
yang telah ditentukan dan memeras darah manusia, ia tidak akan bisa
berdiri dari kuburnya di hari kiamat kecuali seperti orang yang mati
karena terkena gila. Ia merasa kesusahan berdiri, jatuh bangun dan tidak
dapat berjalan dengan lurus. Mereka akan berdiri dalam keadaan gila,
seperti orang yang telah mati. Itulah ciri mereka , dapat diketahui pada
hari mahsyar yang akan menghancurkan mereka dan sebagai penyingkap
keburukan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman <b>(al baqarah : 278)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maksudnya takutlah kalian kepada Allah . Selalulah merasa diawasi
oleh-Nya atas apa yang kalian lakukan. Bersihkanlah harta kalian dari
riba yang ada pada tangan manusia, jika kalian benar-benar beriman
kepada Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riba secara etimologis adalah ‘penambahan’. Jika dikatakan rabaa
as-syaiu artinya sesuatu itu bertambah. Dari asal kata ini muncul
ar-rabwah wa ar-raabiah. Secara syar’i yang dimaksud dengan riba adalah
penambahan pada modal semula yang di ambil oleh orang yang mengutangi
kepada orang yang diutangi dengan tempo waktu yang ditentukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah berfirman,</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
beberuntungan.” (Ali-Imran:130)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka
telah melarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan
cara yang bathil. (Ali-Imran:130)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maksudnya, mereka memakan harta riba padahal Allah telah
mengharamkannya di dalam Taurat. Dan mereka memakan harta manusia dengan
jalan suap dan semua cara yang haram, yang jelasnya tidak dibenarkan
dalam ajaran agamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa.” (Al-Baqarah:276)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maksudnya, Allah telah menghalalkan jual beli karena di dalamnya
mengandung banyak manfaat dan Dia mengharamkan riba karena didalamnya
mengandung banyak mudharat yang besar, baik itu bagi diri pribadi maupun
masyarakat. Karena di dalam muamalah tersebut terdapat penambahan nilai
yang sifatnya sangat mencekik dan menguras pihak yang mengutang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saudaraku. Hindarilah bermuamalah dengan riba sebagaimana engkau lari
dan menghindar dari penyakit lepra. Karena ia dapat menjerat Anda ke
dalam jurang kefakiran dan penyakit-penyakit lain yang berbahaya, serta
kehidupan yang serba sulit. Apapun sebabnya anda harus menghindar
darinya, jangan tergiur oleh bujukan-bujukan yang mengajakmu bermuamalah
dengan riba. Satu hal yang paling penting anda ketahui adalah bahwa
Allah telah mengharamkannya untuk memakan riba, maka anda harus
menjauhinya selama hal tersebut haram.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
-/Yasir Syalabi/-</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="date-today">
klik >> <a href="http://www.eramuslim.com/peradaban/ekonomi-syariah/riba-menjerat-anda-menuju-kefakiran.htm#.VDdOiVcw2P4" target="_blank">www.eramuslim.com</a> >> <span>Jum'at, 16 Zulhijjah 1435 H / 10 Oktober 2014</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-52616700528478972772014-10-09T19:37:00.003-07:002014-10-09T19:37:51.409-07:00Kisah Perjuangan Berat Salman Al Farisi Mencari Nabi <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbsmHyGFAEgvkbhxfcsxlJsy7d5GeiNXn2_RYr3rpPbdAp5nPaD7Y8Tt657PSsZCwUgQNd-5NQMo00dZRykQ7vAFFigrt1RuU3q38mMJ7thW_bKilP8aZVnNWL6s2SRRpGISf0fI1vQ_E/s1600/salman+al.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbsmHyGFAEgvkbhxfcsxlJsy7d5GeiNXn2_RYr3rpPbdAp5nPaD7Y8Tt657PSsZCwUgQNd-5NQMo00dZRykQ7vAFFigrt1RuU3q38mMJ7thW_bKilP8aZVnNWL6s2SRRpGISf0fI1vQ_E/s1600/salman+al.jpg" height="268" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
seperti namanya, Salman Al Farisi berasal
dari Persia. Tepatnya wilayah Isfahan. Ia hidup di lingkungan keluarga
kaya. Orang tuanya adalah kepala wilayah.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Salman dibesarkan di keluarga Majusi,
penyembah api. Ia juga bertugas menjaga api peribadatan agar tetap
menyala. Kendati demikian, Salman tidak puas dengan agamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari, Salman disuruh orang tuanya
pergi ke ladang. Di tengah jalan, Salman melewati tempat peribadatan
orang-orang Nasrani. Ia berhenti dan mengamati mereka. Kebimbangannya
terhadap Majusi semakin menjadi. “Ini lebih baik daripada Majusi yang
kuanut selama ini,” simpul Salman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, orang tua Salman telah
mengutus orang untuk menyusulnya karena sampai malam ia belum pulang.
Sebelum pulang, Salman bertanya asal usul agama yang menarik hatinya
itu. “Dari negeri Syam,” jawab mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di rumah, Salman menjelaskan
alasan keterlambatannya. Ia juga dengan jujur mengatakan bahwa dirinya
tertarik dengan agama Nasrani. “Menurutku agama Nasrani lebih baik
daripada agama kita” kata Salman kepada ayahnya. Sang ayah marah. Ia
mengurung dan mengikat Salman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salman kemudian mengirim kabar kepada
orang-orang Nasrani bahwa dirinya telah menganut agama mereka. Salman
juga mengirim pesan, ia ingin pergi bersama ke Syam jika mereka kembali
ke sana. Gayung bersambut. Mereka memenuhi permintaan Salman. Dengan
caranya, Salman berhasil keluar dari kurungan ayahnya dan berangkat
bersama ke Syam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di Syam, Salman langsung
mencari orang yang paling ahli dalam agama Nasrani. Mereka pun
mempertemukannya dengan Uskup Gereja. Setelah menceritakan kondisinya,
Salman pun diterima sebagai pelayan gereja dan murid Uskup. Sayangnya,
Uskup itu bukan uskup yang baik. Ia mengumpulkan sedekah dari warga,
tetapi ia pakai sendiri, tidak dibagikannya kepada orang-orang yang
berhak menerima.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah Uskup tersebut meninggal,
penggantinya sangat taat beragama. Salman belum pernah menjumpai orang
yang lebih zuhud dan lebih taat beragama daripada orang tersebut. Salman
pun sangat menghormatinya. Ia terus membersamainya hingga uskup
tersebut meninggal. “Anda tahu bahwa kematian pasti akan datang, apa
yang harus kuperbuat sepeninggal Anda? Ke mana aku harus berguru?” tanya
Salman menjelang akhir hidup uskup tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
“Anakku,” jawab sang uskup, “hanya ada satu orang sepertiku, ia tinggal di Mosul”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salman pun pindah ke Mosul dan menemui
pendeta tersebut. Ia berguru padanya hingga sang pendeta meninggal.
Seperti yang dilakukannya sebelumnya, ia bertanya ke mana harus berguru
setelah itu. Pendeta itu merekomendasikan Salman untuk menemui seorang
ahli ibadah di Nasibin. Salman berguru padanya hingga ahli ibadah itu
meninggal. Sebelum ia meninggal, Salman juga bertanya kepadanya ke mana
ia harus berguru setelah itu. “Pergilah ke Amuria, Romawi. Di sana ada
seorang guru yang bisa kau temui.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salman pergi ke Amuria. Di sana, ia
berguru hingga orang tersebut meninggal. Sama seperti sebelumnya, Salman
bertanya ke mana ia harus berguru setelah itu. “Anakku,” jawab ahli
ilmu itu sebelum mereka berpisah selamanya, “aku tidak menyuruhmu
berguru ke siapapun. Sebab saat ini sudah diutus seorang Nabi. Ia akan
datang berhijrah ke sebuah tempat yang dipenuhi dengan kurma. Tempat itu
diapit dua bebatuan hitam. Jika kau sanggup, pergilah ke sana. Dia
punya tanda-tanda yang jelas. Dia tidak menerima sedekah, tetapi
menerima hadiah. Di pundaknya ada tanda kenabian. Jika engkau
melihatnya, engkau pasti mengenalinya.”</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Salman Al Farisi sangat bergembira. Ia
memiliki harapan untuk mendapatkan kebenaran langsung dari sumbernya;
Sang Nabi. Karenanya ia berupaya sekuat tenaga untuk bisa ke sana. Saat
rombongan musafir Arab lewat, Salman meminta mereka membawa dirinya ke
Arab. “Sebagai imbalannya, kalian mendapatkan sapi-sapi dan
kambing-kambingku ini.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tawaran Salman diterima. Tetapi ia
dikhianati. Sesampainya di daerah Wadil Qura, Salman dijual ke seorang
Yahudi. Semula Salman mengira daerah itu adalah tujuan hijrah seperti
yang digambarkan gurunya, tetapi ternyata bukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salman kemudian dibeli oleh seorang
Yahudi Bani Quraidhah, lalu dibawa ke Yatsrib, yang kelak dikenal dengan
nama Madinah. Melihat Yatsrib, Salman yakin inilah tempat tujuannya.
Dan benar, suatu hari saat ia memanjat pohon kurma, orang-orang
berteriak mengabarkan ada Nabi yang hijrah dari Makkah dan telah sampai
ke Quba. Salman bergegas turun dan memastikan kabar yang didengarnya.
Sang majikan sempat marah karena Salman bertanya tentang Nabi itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika hari mulai petang, Salman
berangkat ke Quba dengan membawa makanan. “Tuan-tuan adalah musafir, aku
membawa sedikit makanan sebagai sedekah. Aku kira ini bisa sedikit
bermanfaat bagi tuan-tuan,” kata Salman sembari menaruh makanan itu di
dekat mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Makanlah dengan menyebut nama Allah,”
kata Rasulullah kepada para sahabatnya. Beliau sendiri tidak ikut
memakan makanan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini tanda yang pertama, beliau tidak mau memakan sedekah,” kata Salman dalam hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keesokan harinya, Salman kembali menemui
mereka dengan membawa makanan juga. “Aku melihat Tuan tidak mau
menerima sedekah, kini aku membawa makanan sebagai hadiah,” kata Salman
kepada Rasulullah.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Makanlah dengan menyebut nama Allah,” kata Rasulullah kepada para sahabatnya. Beliau juga turut memakan makanan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini tanda yang ketiga, beliau mau menerima hadiah,” kata Salman dalam hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hari kemudian, Salman kembali
datang menemui Rasulullah yang saat itu berada di pemakaman Baqi. Beliau
bersama para sahabatnya sedang mengiringi jenazah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salman mengucap salam kepada Rasulullah
dan berusaha melihat punggung beliau yang saat itu beliau memakai dua
kain lebar; sarung dan baju. Rasulullah seperti tahu maksud Salman,
beliau menyingkapkan kain burdah dari pundaknya dan terlihatlah tanda
kenabian di punggungnya. Ini merupakan tanda kenabian ketiga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salman kemudian merangkul beliau sambil
menangis. Pengembaraan dan pengorbanannya selama ini tidak sia-sia. Kini
ia menemukan Nabi terakhir yang dicarinya. Ia pun menceritakan kisah
hidupnya kepada Rasulullah dan kemudian bersyahadat di depan beliau.
[Muchlisin BK/Kisahikmah.com] </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
klik>> <a href="http://kisahikmah.com/kisah-perjuangan-berat-salman-al-farisi-mencari-nabi/" target="_blank">http://kisahikmah.com</a> >> <span class="ico16 ico16-calendar">September 23, 2014</span> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-79101832124350399122014-10-09T19:24:00.001-07:002014-10-09T19:24:27.252-07:00Dunia Berutang Budi kepada Para Ilmuwan Muslim<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX4wsAhTQ0QhOCrUvIrWjTXlZ0FrFIJg9sfovtcKAS7NmpdZincFQ0lPR-NparCfO5VzOQrynd0GAbshb6fy6TtcimevXU_MXL_cufXIwf8voCjR_DmsWMm5nzw-RyTCRHJYGCr4eYDbY/s1600/ilmuan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX4wsAhTQ0QhOCrUvIrWjTXlZ0FrFIJg9sfovtcKAS7NmpdZincFQ0lPR-NparCfO5VzOQrynd0GAbshb6fy6TtcimevXU_MXL_cufXIwf8voCjR_DmsWMm5nzw-RyTCRHJYGCr4eYDbY/s1600/ilmuan.jpg" height="281" width="400" /></a></div>
<h4 style="text-align: justify;">
<em>“Barangsiapa mencari agama selain
dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi .”</em> [QS. Ali ‘Imran: 85]</h4>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Segala Puja dan puji hanya milik
Alloh Ta’ala. kita memuji, meminta pertolongan, memohon ampun
kepada-Nya, kta berlindung kepada-Nya dari keburukan perbuatan kita.
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang bisa
menyesatkannya. Dan sebaliknya, barangsiapa yang disesatkan oleh Alloh
Azza wa Jalla, maka tidak ada yang memberi petunjuk kepadanya. Kita
bersaksi tidak ada yang berhaq disembah melainkan Alloh satu-satu-Nya,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan kita bersaksi bahwa Rasululloh Muhammad
Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Amma Ba’du.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
“ Sebaik-baik petunjuk ialah
Kitabulloh (Al-Qur’an), serta sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk
Rasululloh yakni Sunnahnya, dan seburuk-buruk perbuatan dan perkataan
ialah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan ialah Bid’ah dan
setiap KeBid’ahan itu sesat serta setiap kesesatan itu ialah tempatnya
di dalam Naar (Neraka) “.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<h4 style="text-align: justify;">
<b>Muqodimah</b></h4>
<div style="text-align: justify;">
Segala puji bagi Alloh, Rabb semesta alam. Semoga shalawat tercurahkan
kepada Nabi Muhammad, penghulu para mujahidin dan imannya orang-orang
yang bertaqwa, beserta keluarga, sahabat, dan semua orang yang membela
syariatnya sampai akhir kemudian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alloh Ta’ala berfirman,<br />
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102).</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Alloh dan katakanlah perkataan yang benar,
niscaya Alloh memperbaiki bagimu ámalan-ámalanmu dan mengampuni bagimu
dosa-dosamu, dan barangsiapa mentaati Alloh dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Qs. Al Ahzab
[33]: 70-71).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
“ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Alloh menciptakan
istrinya; dan daripada keduanya Alloh memperkembang biakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Alloh selalu menjaga
dan mengawasi kamu. “ (QS. An-Nisaa’: 1).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya sangatlah sulit untuk mencari bidang ilmu pengetahuan yang
tidak berhutang budi kepada para Ilmuwan Islam. Karena sejak seribu
tahun yang lalu, ketika umat muslim adalah pembawa obor pengetahuan pada
zaman kegelapan. Mereka menciptakan peradaban Islam, didorong oleh
penelitian dan penemuan ilmiah, yang membuat bagian dunia lainnya iri
selama berabad-abad.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kata-kata Carli Fiorina, seorang CEO Hewlett Packard yang visioner
dan berbakat tinggi, ia berkata “Adalah para arsitek yang mendesign
bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi. Adalah para
matematikawan yang menciptakan al-jabar dan al-goritma yang dengannya
komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Adalah para dokter yang
memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk penyakit. Adalah
para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan
membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa. Adalah para
sastrawan yang menciptakan ribuan kisah; kisah-kisah perjuangan,
percintaan dan keajaiban. Ketika negeri lain takut akan gagasan-gagasan,
peradaban ini berkembang pesat dengannya dan membuat mereka penuh
energi. Ketika ilmu pengetahuan terancam dihapus akibat penyensoran oleh
peradaban sebelumnya, peradaban ini menjaga ilmu pengetahuan tetap
hidup, dan menyebarkannya kepada peradaban lain. Tatkala peradaban Barat
modern sedang berbagi pengetahuan ini, peradaban yang sedang saya
bicarakan ini adalah dunia Islam bermula pada tahun 800 hingga 1600 M,
yang termasuk di dalamnya Dinasti Ottoman dan kota Baghdad, Damaskus dan
Kairo, dan penguasa agung seperti Sulaiman yang bijak. Walaupun kita
sering kali tidak menyadari hutang budi kita kepada peradaban ini,
sumbangsihnya merupakan bagian dasar dari kebudayaan kita. Teknologi
industri tidak akan pernah hadir tanpa kontribusi para matematikawan
Arab (Islam)”.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<h4 style="text-align: justify;">
<b>Daftar singkat para ilmuwan dan cendikiawan muslim dari abad 8 hingga abad ke 15 Masehi.</b></h4>
<b> </b>
<div style="text-align: justify;">
Di bawah ini adalah daftar singkat –
tanpa bermaksud menyatakannya sebagai yang terlengkap – para ilmuwan dan
cendikiawan muslim dari abad 8 hingga abad ke 15 Masehi.</div>
<div style="text-align: justify;">
1. 701 (Meninggal) – Khalid Ibn Yazeed = Ilmuwan kimia<br />
2. 740 – Al-Asma’i = Ahli ilmu hewan, ahli tumbuh-tumbuhan, ahli pertanian<br />
3. 776-868 – Amr Ibn Bahr al-Jahiz = Ahli ilmu hewan<br />
4. 780 – Al-Khwarizmi (Algorizm) = Matematika (Aljabar, Kalkulus), Astronomi<br />
5. 721-803 – Jabir Ibn Haiyan = Ilmuwan kimia (Seorang ilmuwan kimia muslim populer)<br />
6. 780 – Al-Khwarizmi (Algorizm) = Matematika (Aljabar, Kalkulus), Astronomi<br />
7. 796 (Meninggal) – Al-Fazari, Ibrahim Ibn Habib = Astronomi<br />
8. 789 (lahir) – Abul-Hasan Ali ibn Nafi (Ziryab) = Musik, Design, Fashion, Sastra, Arsitek<br />
9. 800 – Ibn Ishaq Al-Kindi (Alkindus) = Kedokteran, Filsafat, Fisika, Optik<br />
10. 815 – Al-Dinawari, Abu Hanifa Ahmed Ibn Dawud = Matematika, Sastra<br />
11. 816 – Al Balkhi = Ilmu Bumi (Geography)<br />
12. 836 – Thabit Ibn Qurrah (Thebit) = Astronomi, Mekanik, Geometri, Anatomi<br />
13. 838-870 – Ali Ibn Rabban Al-Tabari = Kedokteran, Matematika<br />
14. 838-870 – Ali Ibn Rabban Al-Tabari = Kedokteran, Matematika<br />
15. 852 – Al Battani Abu Abdillah = Matematika, Astronomi, Insinyur<br />
16. 857 – Ibn Masawaih You’hanna = Kedokteran<br />
17. 858-929 – Abu Abdullah Al Battani (Albategnius) = Astronomi, Matematika<br />
18. 860 – Al-Farghani, Abu al-Abbas (Al-Fraganus) = Astronomy, Tehnik Sipil<br />
19. 864-930 – Al-Razi (Rhazes) = Kedokteran, Ilmu Kedokteran Mata, Ilmu Kimia<br />
20. 973 (Meninggal) – Al-Kindi = Fisika, Optik, Ilmu Logam, Ilmu Kelautan, Filsafat<br />
21. 888 (Meninggal) – Abbas Ibn Firnas = Mekanika, Ilmu Planet, Kristal Semu<br />
22. 903-986 – Al-Sufi (Azophi) = Astronomi<br />
23. 908 – Thabit Ibn Qurrah = Kedokteran, Insinyur<br />
24. 923 (Meninggal) – Al-Nirizi, AlFadl Ibn Ahmed (Altibrizi) = Matematika, Astronomi<br />
25. 912 (Meninggal) – Al-Tamimi Muhammad Ibn Amyal (Attmimi) = Ilmu Kimia<br />
26. 930 – Ibn Miskawayh, Ahmed Abu Ali = Kedokteran, Ilmu Kimia<br />
27. 932 – Ahmed Al-Tabari = Kedokteran<br />
28. 934 – Al-Istakhr II = Ilmu Bumi (Peta Bumi)<br />
29. 936-1013 – Abu Al-Qosim Al-Zahravi (Albucasis) = Ilmu Bedah, Kedokteran<br />
30. 940-997 – Abu Wafa Muhammad Al-Buzjani = Matematika, Astronomi, Geometri<br />
31. 943 – Ibn Hawqal = Ilmu Bumi (Peta Dunia)<br />
32. 950 – Al Majrett’ti Abu al-Qosim = Astronomi, Ilmu Kimia, Matematika<br />
33. 958 (Meninggal) – Abul Hasan Ali al-Mas’udi = Ilmu Bumi, Sejarah<br />
34. 960 (Meninggal) – Ibn Wahshiyh, Abu Bakar = Ilmu Kimia, Ilmu Tumbuh-tumbuhan<br />
35. 965-1040 – Ibn Al-Haitham (Alhazen) = Fisika, Optik, Matematika<br />
36. 973-1048 – Abu Rayhan Al-Biruni = Astronomy, Matematika, Sejarah, Sastra<br />
37. 976 – Ibn Abil Ashath = Kedokteran<br />
38. 980-1037 – Ibn Sina (Avicenna) = Kedokteran, Filsafat, Matematika, Astronomi<br />
39. 983 – Ikhwan A-Safa (Assafa) = (Kelompok Ilmuwan Muslim)<br />
40. 1001 – Ibn Wardi = Ilmu Bumi (Peta Dunia)<br />
41. 1008 (Meninggal) – Ibn Yunus = Astronomy, Matematika.<br />
42. 1019 – Al-Hasib Alkarji = Matematika<br />
43. 1029-1087– Al-Zarqali (Arzachel) = Matematika, Astronomi, Syair<br />
44. 1044– Omar Al-Khayyam = Matematika, Astronomi, Penyair<br />
45. 1060 (Meninggal) – Ali Ibn Ridwan Abu Hassan Ali = Kedokteran<br />
46. 1077– Ibn Abi Sadia Abul Qasim = Kedokteran<br />
47. 1090-1161 – Ibn Zuhr (Avenzoar) = Ilmu Bedah, Kedokteran<br />
48. 1095 – Ibn Bajah, Mohammed Ibn Yahya (Avenpace) = Astronomi, Kedokteran<br />
49. 1095 – Ibn Bajah, Mohammed Ibn Yahya (Avenpace) = Astronomi, Kedokteran<br />
50. 1097 – Ibn Al-Baitar Diauddin (Bitar) = Ilmu Tumbuh-Tumbuhan, Kedokteran<br />
51. 1099 – Al-Idrisi (Dreses) = Ilmu Bumi (Geography), Ahli Ilmu Hewan, Peta Dunia (Peta Pertama)<br />
52. 1110-1185 – Ibn Tufayl, Abubacer Al-Qaysi = Filosofi, Kedokteran<br />
53. 1120 (Meninggal) – Al-Tuhra-ee, Al-Husain Ibn Ali = Ahli Kimia, Penyair<br />
54. 1128 – Ibn Rushd (Averroe’s) = Filosofi, Kedokteran, Astronomi<br />
55. 1135 – Ibn Maymun, Musa (Maimonides) = Kedokteran, Filosofi<br />
56. 1136 – 1206 – Al-Razaz Al-Jazari = Astronomi, Seni, Insinyur mekanik<br />
57. 1140 – Al-Badee Al-Ustralabi = Astronomi, Matematika<br />
58. 1155 (Meningal) – Abdel-al Rahman al Khazin = Astronomi<br />
59. 1162 – Al Baghdadi, Abdel-Lateef Muwaffaq = Kedokteran, Ahli Bumi (Geography)<br />
60. 1165 – Ibn A-Rumiyyah Abul’Abbas (Annabati) = Ahli Tumbuh-tumbuhan<br />
61. 1173 – Rasheed Al-Deen Al-Suri = Ahli Tumbuh-tumbuhan<br />
62. 1180 – Al-Samawal = Matematika<br />
63. 1184 – Al-Tifashi, Shihabud-Deen (Attifashi) = Ahli Logam, Ahli Batu-batuan<br />
64. 1201-1274 – Nasir Al-Din Al-Tusi = Astronomi, Non-Euclidean Geometri<br />
65. 1203 – Ibn Abi-Usaibi’ah, Muwaffaq Al-Din = Kedokteran<br />
66. 1204 (Meninggal) – Al-Bitruji (Alpetragius) = Astronomi<br />
67. 1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui = Astronomi<br />
68. 1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi = Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)<br />
69. 1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar = Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany)<br />
70. 1258 – Ibn Al-Banna (Al Murrakishi), Azdi = Kedokteran, Matematika<br />
71. 1262 – Abu al-Fath Abd al-Rahman al-Khazini = Fisika, Astronomi<br />
72. 1273-1331 – Al-Fida (Abdulfeda) = Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)<br />
73. 1360 – Ibn Al-Shater Al Dimashqi = Astronomi, Matematika<br />
74. 1320 (Meninggal) – Al Farisi Kamalud-deen Abul-Hassan = Astronomy, Fisika<br />
75. 1341 (Meninggal) – Al Jildaki, Muhammad Ibn Aidamer = Ilmu Kimia<br />
76. 1351 – Ibn Al-Majdi, Abu Abbas Ibn Tanbugha = Matematika, Astronomi<br />
77. 1359 – Ibn Al-Magdi, Shihab Udden Ibn Tanbugha = Matematika, Astronomi<br />
78. 1375 (Meninggal) – Ibn al-Shatir = Astronomi<br />
79. 1393-1449 – Ulugh Beg = Astronomi<br />
80. 1424 – Ghiyath al-Din al Kashani = Analisis Numerikal, Perhitungan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saudaraku sekalian, dengan deretan ilmuwan muslim seperti itu, tidaklah
sulit untuk menyetujui apa yang dikatakan George Sarton, ”Tugas utama
kemanusian telah dicapai oleh para muslim. Matematikawan terbaik Abul
Kamil dan Al-Khawarismi adalah muslim. Ahli geography (Ilmu Bumi) dan
ensklopedia terbaik Al-Masudi adalah seorang muslim dan Al-Tabari ahli
sejarah terbaik juga seorang muslim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejarah sebelum Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus
dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali
memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan
sebuah informasi langsung dari saksi mata. Menurut seorang ahli sejarah
Bucla “Metode ini belumlah dipraktekkan oleh Eropa sebelum tahun 1597
M.” Metode lainnya: adalah penelitian sejarah bersumber dari ahli
sejarah terkemuka yatiu Ibn Khaldun. Pengarang dari Kashfuz Zunun
memberikan daftar 1300 buku-buku sejarah yang ditulis dalam bahasa Arab
pada masa beberapa abad sejak munculnya Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang lihatlah dunia kaum muslim. Kapankah Anda terakhir kali
mendengar seorang muslim memenangkan hadiah Nobel dalam bidang ilmu
pengetahuan dan kedokteran? Bagaimana dengan publikasi ilmiah?
Sayangnya, Anda tidak akan menemukan banyak nama kaum Muslim dalam
bidang ilmu pengetahuan dan makalah-makalah ilmiah. Apa yang kurang?
Alasan apa yang kita miliki? Andalah yang bisa menjawabnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat tulisan makalah
singkat ini untuk muslim dan muslimah dimanapun, Barakallohu’ fiikum.
Subhanakallohumma wabihamdika, Asyhaduanla ilaha illa anta,
Astaghfiruka, waatubu ilaik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alfaqir ilalloh Azza wa Jalla,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Muhammad Faisal, SPd. M.MPd</b><br />
Seseorang Hamba Yang Mengharap Ridho RabbNya<br />
<i>{Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat, Alumnus S1 Universitas
Negeri Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Prodi/Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, S2 Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen (IMNI), Jakarta – Pasca Sarjana, konsentrasi Manajemen
Pendidikan}</i></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Klik >> <a href="http://www.nahimunkar.com/dunia-berutang-budi-kepada-para-ilmuwan-muslim/" target="_blank">www.nahimunkar.com</a> >> </strong><span>9 October 2013</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-48103173005524375382014-10-09T17:52:00.001-07:002014-10-09T17:58:31.530-07:00Harta dan Anak menjadi Fitnah<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj69PC1kg32M1GQudHH5MzSs-K_3PN5kUyqVU0RlTNtTZvleMjEwvPsET0ZriTgKzA_vgnkUqwgu6tWZTxG6P7FGXFVZYBZ50LPTAE0HfTjf7QgLAT-J_KXbla4iGcpQYbhrnXTO2lCkyY/s1600/Anak+yatim+piatu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj69PC1kg32M1GQudHH5MzSs-K_3PN5kUyqVU0RlTNtTZvleMjEwvPsET0ZriTgKzA_vgnkUqwgu6tWZTxG6P7FGXFVZYBZ50LPTAE0HfTjf7QgLAT-J_KXbla4iGcpQYbhrnXTO2lCkyY/s1600/Anak+yatim+piatu.jpg" height="246" width="400" /></a></div>
<br />
Oleh : As Syahid Sayid Qutb
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i>“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan
(juga) janganlah kamu” mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan
anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi
Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfaal: 27-28)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian, diulang lagi seruan kepada orang-orang yang beriman.
Dibisikkan lagi kepada mereka bahwa harta dan anak-anak itu
kadang-kadang dapat menjadikan manusia tidak mau memenuhi seruan Allah
dan seruan Rasul. Karena, takut terhadap nasib anaknya nanti dan karena
bakhil terhadap hartanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kehidupan yang diserukan Rasulullah adalah kehidupan yang mulia, yang
sudah tentu ada tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapainya,
harus ada pengorbnan. Oleh karena itu, Alquran mengobati ambisi ini
dengan mengingatkan mereka terhadap fitnah harta dan anak-anak. Karena,
harta dan anak-anak merupakan tempat ujian dan cobaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alquran juga mengingatkan mereka agar jangan lemah menghadapi ujian
ini, jangan mundur dari perjuangan, dan jangan melepaskan diri dari
beban amanat, janji, dan baiat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alquran menganggap pelepasan diri dari semua ini sebagai
pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul. Juga pengkhianatan terhadap
amanat-amanat yang dibebanan kepada umat Islam di muka bumi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yaitu, amanat untuk menjunjung tinggi kalimat Allah dan menetapkan
uluhiyyah-Nya saja bagi manusia, dan berpesan kepada manusia untuk
menegakkan kebenaran dan keadilan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping kehati-hatian ini, diingatkan pula mereka terhadap pahala
yang besar dari sisi Allah kalau mereka dapat menanggulangi fitnah harta
dan anak-anak, yang kadang-kadang menghalangi manusia dari berkorban
dan berjihad.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menghindarkan diri dari tugas-tugas sebagai umat Islam di muka bumi
merupakan pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul. Persoalan pertama
dalam agama Islam ini adalah persoalan ‘Laa ilaaha illallah, Muhammad
Rasulullah.’ Tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah. Persoalan mengesakan Allah terhadap uluhiyyah, dan
menerima dengan sepenuh hati akan semua ini menurut apa yang disampaikan
oleh Nabi Muhammad saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia dalam seluruh sejarahnya, tak pernah mengingkari keberadaan
Allah sama sekali. Mereka hanya mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan
lain, yang kadang-kadang, dan ini hanya sedikit, dalam bidang akidah
dan ibadah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adakalanya, dan ini yang terbanyak, dalam masalah hukum dan
kedaulatan. Inilah yang lebih dominan dalam kemusyrikan. Oleh karena
itu, persoalan utama agama Islam ini bukan mengajak manusia untuk
mempercayai uluhiyyah Allah. Tetapi, mengajak mereka untuk mengesakan
uluhiyyah bagi Allah saja, untuk bersaksi bahwa tidak ada ilah selain
Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yakni, mengesakan Allah sebagai satu-satunya yang berdaulat mengatur
kehidupan mereka di dunia ini. Juga mengakui-Nya sebagai yang berdaulat
untuk mengatur alam semesta, sebagai implementasi firman Allah: <i>“Dialah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi.” (QS. Az-Zhukhruf: 84)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Juga mengajak mereka bahwa hanya Rasulullah yang membawa wahyu dari
Allah dan menyampaikannya kepada mereka. Dengan demikian, mereka
berkewajiban mematuhi segala ajaran yang beliau sampaikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah persoalan utama agama Islam, sebagai itikad yang harus
ditanamkan dan dimantapkan di dalam hati, dan sebagai gerakan yang harus
diaplikasikan di dalam kehidupan. Karena itu, menghindarkan diri dari
hal ini adalah pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah mengingatkan hal ini kepada golongan Islam yang telah beriman
kepada-Nya dan telah menyatakan keimanannya ini. Sehingga, mereka
mempunyai tugas untuk berjuang guna merealisasikan petunjuknya dalam
dunia nyata. Juga supaya bangkit menunaikan tugas jihad ini terhadap
jiwa, harta, dan anak-anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah juga mengingatkan mereka agar jangan mengkhianati amanat yang
mereka usung pada hari mereka berbaiat kepada Rasulullah untuk memeluk
Islam. Islam itu bukan sekadar ucapan dengan lisan, bukan sekadar
retorika dan pengakuan-pengkuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Islam adalah manhaj kehidupan yang sempurna dan lengkap. Tetapi,
untuk menegakkannya selalu menghadapi hambatan-hambatan dan
kesulitan-kesulitan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Islam adalah manhaj untuk membangun realitas kehidupan di atas
landasan Laa ilaaha illallah, yang mengembalikan manusia kepada
menyembah Tuhan mereka Yang Mahabenar, mengembalikan masyarakat kepada
hukum dan syariat-Nya. Mengembalikan para thaghut yang melampaui batas
kepada uluhiyyah Allah dan kedaulatan-Nya dari kezaliman dan tindakan
melampaui batas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Juga, mengamankan kebenaran dan keadilan bagi semua manusia,
menegakkan keadilan di antara mereka dengan timbangan yang mantap,
memakmurkan bumi, dan melaksanakan tugas khilafah di muka bumi dengan
menggunakan manhaj Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua itu merupakan amanat yang barangsiapa tidak menunaikannya
berarti telah berkhianat, melanggar perjanjian kepada Allah, dan merusak
baiat yang telah diikrarkannya kepada Rasulullah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka semua perlu berkorban, bersabar, dan tabah. Mereka harus dapat
menanggulangi fitnah harta dan anak. Juga melihat pahala yang besar di
sisi Allah, yang disimpan untuk hamba-hamba-Nya yang terpercaya
mengemban amanat-amanat-Nya, yang sabar, suka mengalah, dan suka
berkorban.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.” (QS.
Al-Anfaal: 28)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alquran ini berbicara kepada eksistensi manusia. Karena, Sang
Pencipta mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi pada manusia ini,
mengetahui yang lahir dan yang batin, mengetahui jejak-jejak langkah dan
perjalanan hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah mengetahui titik-titik kelemahan pada diri manusia. Dia
mengetahui bahwa ambisi terhadap harta dan anak-anak itu merupakan titik
kelemahan paling dalam pada diri mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, di sini, Dia mengingatkan hakikat pemberian harta
dan anak-anak itu. Allah memberikan harta dan anak-anak kepada manusia
untuk menguji dn memberi cobaan kepada mereka dengannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Harta dan anak termasuk perhiasan dunia yang notabene adalah ujian
dan cobaan. Karena, Allah hendak melihat apa yang diperbuat dan
dilakukan seorang hamba terhadap harta dan anak ini. Apakah dia mau
mensyukurinya dan menunaikan hak-hak nikmat yang diperolehnya itu?
Ataukah, malah sibuk dengannya sehingga lupa menunaikan hak-hak Allah?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).” (QS. Al-Anbiyaa: 35)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka, fitnah atau cobaan itu bukan hanya dengan kesulitan,
kesengsaraan dan sejenisnya saja. Tetapi, fitnah itu juga bisa berupa
kemakmuran dan kekayaan. Termasuk kemakmuran dan kesenangan itu adalah
harta dan anak-anak. <i>“Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila hati sudah menyadari posisi harta dan anak-anak sebagai ujian
dan cobaan, maka kesadaran itu akan membantunya untuk senantiasa
berhati-hati, menyadari dan mewaspadai, agar jangan sampai ia tenggelam,
lupa, dan terbenam dalam ujian dan fitnah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian Allah tidak membiarkan manusia tanpa pertolongan dan
bantuan. Karena, manusia itu kadang-kadang merasa lemah, setelah
menyadari semua itu, untuk memikul beratnya pengorbanan dan tugas.
Khususnya, pada titik kelemahannnya yaitu terhadap harta dan anak-anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka, Allah memanggil-manggil mereka untuk mendapatkan sesuatu yang
lebih baik dan lebih kekal. Sehingga, dengan adanya keinginan untuk
mendapatkannya, ia menjadi tabah dan kuat menghadapi ujian itu.<i> “Dan bahwa di sisi Allah terdapat pahala yang besar.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allahlah yang memberi manusia harta dan anak. Di balik itu, di
sisi-Nya terdapat pahala yang besar bagi orang yang dapat menanggulangi
fitnah harta dan anak-anak. Dengan demikian, tidak seorang pun yang
pantas mengabaikan amanat dan tidak mau berkorban untuk jihad.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesadaran inilah yang dapat membantu manusia yang lemah, yang diketahui oleh Sang Maha Pencipta titik-titik kelemahannya. <i>“Dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An-Nisaa: 28)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Islam adalah manhaj yang lengkap tentang akidah dan pandangan hidup,
tarbiyah dan pemberian arahan, masalah kewajiban dan tugas-tugas
manusia. Islam adalah manhaj atau aturan Allah Yang Maha Mengetahui,
karena Dia Yang Maha Pencipta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu
lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui?” (QS.
Al-Mulk: 14).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
klik>> <a href="http://www.eramuslim.com/nasehat-ulama/harta-dan-anak-menjadi-fitnah-2.htm#.VDcu_Vcw2P4" target="_blank">www.eramuslim.com</a> >> Senin, 7 Zulqa'dah 1435 H / 1 September 2014 09:15 WIB</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-82944553982081704742014-10-09T17:27:00.001-07:002014-10-09T17:27:53.146-07:00Al-Quran Beberkan Bukti Kejahatan Yahudi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVUxbYNW9w6cqO3hPOmp2wGHTTkM6Q7aN1Vhe576sonDDYsDdWRfmn-5HKFJPa6fjoge-kAKo-L34e38Ct6NKjTojVzGHcCsFdXJ170LXtN8Lr8DtyqLmujLDyVvyuaMPNDwc6dUqaecs/s1600/jews.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVUxbYNW9w6cqO3hPOmp2wGHTTkM6Q7aN1Vhe576sonDDYsDdWRfmn-5HKFJPa6fjoge-kAKo-L34e38Ct6NKjTojVzGHcCsFdXJ170LXtN8Lr8DtyqLmujLDyVvyuaMPNDwc6dUqaecs/s1600/jews.jpg" height="211" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Islam dikenal sebagai musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Karena itu, sampai akhir zaman tetap ada kedengkian.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ide mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis,
sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der
Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk
meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar
diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki
Palestina untuk melaksanakan ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya
ambisi politik (lihat: Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000:
95).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keputusan ini memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin
melemahnya pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan
setelah berhasil membeli tanah di Palestina utara. Imigrasi
besar-besaran ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil
menguasai ekonomi, sosial dan politik di Palestina dengan dukungan
Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina
dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak
kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and
Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi
sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360 desa
dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan lebih 726.000
jiwa terpaksa mengungsi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya pada Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan
oleh Ben Gurion, bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal
meninggalkan Palestina. Untuk strategi mempertahankan keamanannya di
masa berikutnya, Israel terus menempel AS hingga berhasil mendapat
pinjaman 100 juta U$D untuk mengembangkan senjata nuklir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The State
of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel dibentuk
berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan:</div>
<ol style="text-align: justify;" type="a">
<li>tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka.</li>
<li>pembentukan negara Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa Yahudi.</li>
<li>pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah
penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai
(diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam
Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh
sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah
perampas dan layak untuk dibinasakan.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b>Yahudi dalam Al-Quran</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan dan
penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus
diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil
dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi
ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan
yang besar." (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud
fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah,
Palestina, Libanon, Yordan dan sekitarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi
mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga
mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi
Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang
paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan
musyrik (QS. 5:82).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika
mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah
bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia dan lebih memilih hidup
hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka
tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih
ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi
Musa dan Tuhannya berperang sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa
mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang
terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh
karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di
antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan
dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<b>
</b><div style="text-align: justify;">
<b>Dua Belas Kejahatan Yahudi</b><br />Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelas 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)</li>
<li>Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)</li>
<li>Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)</li>
<li>Merubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud
dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti
perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hinthah,
yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59)</li>
<li>Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)</li>
<li>Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)</li>
<li>Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)</li>
<li>Merubah Firman Allah. (QS.2:75)</li>
<li>Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)</li>
<li>Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)</li>
<li>Menuduh Allah itu faqir. (QS. 3:181)</li>
<li>Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br />Bani Israel setelah diselamatkan Nabi Musa A.S - tetap saja kembali Kafir<br />- emovie : Bangsa Bangsa yang dimusnahkan Allah SWT :movie<br />- emovie : Nabi Musa A.S :movie</div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping itu, sosok nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan,
justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan
20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta
benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih
keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai
Nabi pemberani yang menghancurkan patung meskipun harus dilemparkan
kedalam api, menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah
memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau
dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam
adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung
kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar
kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak akan
padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian
intelektual ini seperti klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa
kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi
Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger
(1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam
karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam dari Yahudi?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jauh sebelumnya, Imam Syafii telah menolak tudingan semisal itu dan
menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab semua
lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua orang Arab,
meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh sebagian
orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan karena
kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang
dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah
digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat.
Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise hermeneutika
untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam
sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu
dipertimbangkan para tokoh umat di samping fatwa tentang pemboikotan
produk Israel dan Amerika.(hdt).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
klik>> <a href="http://www.suaramedia.com/opini/2012/12/10/al-quran-beberkan-bukti-kejahatan-yahudi" target="_blank">www.suaramedia.com</a> >> Dec 10, 2012</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-55728592374862948292014-10-07T23:54:00.000-07:002014-10-07T23:54:19.199-07:00Para jagoan wanita di zaman Rasulullah SAW<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmpGC8kSWljN4QrzBC2T1ShAkdBkM5ENuICQCwKC4SqTYgVOGSXfEdG_8UY9yYJV0SrVn-KkddTZPWO5B8A_TkBULKJ_MkVbx8acV6BLPCTVHFOKK9p8-OpeQwhMF6xkeiAMCe1pusR2U/s1600/mujahidah41.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmpGC8kSWljN4QrzBC2T1ShAkdBkM5ENuICQCwKC4SqTYgVOGSXfEdG_8UY9yYJV0SrVn-KkddTZPWO5B8A_TkBULKJ_MkVbx8acV6BLPCTVHFOKK9p8-OpeQwhMF6xkeiAMCe1pusR2U/s1600/mujahidah41.jpg" height="221" width="320" /></a></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></strong></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Muslimah & Mujahidah (<a href="http://www.arrahmah.com/" rel="content" style="border: 0px; color: #666666; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Arrahmah.com</a>)</strong> – Jika kita membaca sejarah para sahabat perempuan di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kita akan banyak menemukan kekaguman-kekaguman yang luar biasa. Mereka bukan hanya berilmu, berakhlaq, pandai membaca Al Qur’an, tapi juga jago pedang, berkuda dan memanah, dan tidak sedikit yang juga menjadi “dokter” yang pintar mengobati para sahabat yang terluka di medan perang. Bahkan, ada di antara mereka yang terpotong tangannya karena melindungi Rasulullah! Subhanallah… Simak kisah mereka..</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Nusaibah si Jago Pedang</strong></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang mulia berdiri di puncak bukit Uhud dan memandang musuh yang merangsek maju mengarah pada dirinya. Beliau memandang ke sebelah kanan dan tampak olehnya seorang perempuan mengayun-ayunkan pedangnya dengan gagah perkasa melindungi dirinya. Beliau memandang ke kiri dan sekali lagi beliau melihat wanita tersebut melakukan hal yang sama – menghadang bahaya demi melindungi sang pemimpin orang-orang beriman.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kata Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam kemudian, “Tidaklah aku melihat ke kanan dan ke kiri pada pertempuran Uhud kecuali aku melihat Nusaibah binti Ka’ab berperang membelaku.”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Memang Nusaibah binti Ka’ab Ansyariyah demikian cinta dan setianya kepada Rasulullah sehingga begitu melihat junjungannya itu terancam bahaya, dia maju mengibas-ngibaskan pedangnya dengan perkasa sehingga dikenal dengan sebutan Ummu Umarah, adalah pahlawan wanita Islam yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi Islam termasuk ikut dalam perang Yamamah di bawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid sampai terpotong tangannya. Ummu Umarah juga bersama Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dalam menunaikan Baitur Ridhwan, yaitu suatu janji setia untuk sanggup mati syahid di jalan Allah.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Nusaibah adalah satu dari dua perempuan yang bergabung dengan 70 orang lelaki Ansar yang berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam. Dalam baiat Aqabah yang kedua itu ia ditemani suaminya Zaid bin Ahsim dan dua orang puteranya: Hubaib dan Abdullah. Wanita yang seorang lagi adalah saudara Nusaibah sendiri. Pada saat baiat itu Rasulullah menasihati mereka, “Jangan mengalirkan darah denga sia-sia.”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dalam perang Uhud, Nusaibah membawa tempat air dan mengikuti suami serta kedua orang anaknya ke medan perang. Pada saat itu Nusaibah menyaksikan betapa pasukan Muslimin mulai kocar-kacir dan musuh merangsek maju sementara Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berdiri tanpa perisai. Seorang Muslim berlari mundur sambil membawa perisainya, maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berseru kepadanya, “berikan perisaimu kepada yang berperang.” Lelaki itu melemparkan perisainya yang lalu dipungut oleh Nusaibah untuk melindungi Nabi.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ummu Umarah sendiri menuturkan pengalamannya pada Perang Uhud, sebagaimana berikut: “…saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan, saya melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dengan pedang, saya juga menggunakan panah sehingga akhirnya saya terluka.”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ketika ditanya tentang 12 luka ditubuhnya, Nusaibah menjawab, “Ibnu Qumaiah datang ingin menyerang Rasulullah ketika para sahabat sedang meninggalkan baginda. Lalu (Ibnu Qumaiah) berkata, ‘mana Muhammad? Aku tidak akan selamat selagi dia masih hidup.’ Lalu Mushab bin Umair dengan beberapa orang sahabat termasuk saya menghadapinya. Kemudian Ibny Qumaiah memukulku.”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Rasulullah juga melihat luka di belakang telinga Nusaibah, lalu berseru kepada anaknya, “Ibumu, ibumu…balutlah lukanya! Ya Allah, jadikanlah mereka sahabatku di surge!” Mendengar itu, Nusaibah berkata kepada anaknya, “Aku tidak perduli lagi apa yang menimpaku di dunia ini.”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Subhanallah, sungguh setianya beliau kepada baginda Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Khaulah binti Azur (Ksatria Berkuda Hitam)</strong></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Siapa Ksatria Berkuda Hitam ini? Itulah Khaulah binti Azur. Dia seorang muslimah yang kuat jiwa dan raga. Sosok tubuhnya tinggi langsing dan tegap. Sejak kecil Khaulah suka dan pandai bermain pedang dan tombak, dan terus berlatih sampai tiba waktunya menggunakan keterampilannya itu untuk membela Islam bersama para mujahidah lainnya.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Diriwayatkan betapa dalam salah satu peperangan melawan pasukan kafir Romawi di bawah kepemimpinan Panglima Khalid bin Walid, tiba-tiba saja muncul seorang penunggang kuda berbalut pakaian serba hitam yang dengan tangkas memacu kudanya ke tengah-tengah medan pertempuran. Seperti singa lapar yang siap menerkam, sosok berkuda itu mengibas-ngibaskan pedangnya dan dalam waktu singkat menumbangkan tiga orang musuh.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Panglima Khalid bin Walid serta seluruh pasukannya tercengang melihat ketangkasan sosok berbaju hitam itu. Mereka bertanya-tanya siapakah pejuang tersebut yang tertutup rapat seluruh tubuhnya dan hanya terlihat kedua matanya saja itu. Semangat jihad pasukan Muslimin pun terbakar kembali begitu mengetahui bahwa the Black Rider, di penunggang kuda berbaju hitam itu adalah seorang wanita!</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Keberanian Khaulah teruji ketika dia dan beberapa mujahidah tertawan musuh dalam peperangan Sahura. Mereka dikurung dan dikawal ketat selama beberapa hari. Walaupun agak mustahil untuk melepaskan diri, namun Khaulah tidak mau menyerah dan terus menyemangati sahabat-sahabatnya. Katanya, “Kalian yang berjuang di jalan Allah, apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? Mau menjadi budak orang-orang kafir? Dimana harga diri kalian sebagai pejuang yang ingin mendapatkan surga Allah? Dimana kehormatan kalian sebagai Muslimah? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak orang-orang Romawi!”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Demikianlah Khaulah terus membakar semangat para Muslimah sampai mereka pun bulat tekad melawan tentara musuh yang mengawal mereka. Rela mereka mati syahid jika gagal melarikan diri. “Janganlah saudari sekali-kali gentar dan takut. Patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyak takbir serta kuatkan hati. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dikisahkan bahwa akhirnya, karena keyakinan mereka, Khaulah dan kawan-kawannya berhasil melarikan diri dari kurungan musuh! Subhanallah…</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Nailah si Cantik yang Pemberani</strong></div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Nailah binti al-Farafishah adalah istri Khalifah Ustman bin Affan. Dia terkenal cantik dan pandai. Bahkan suaminya sendiri memujinya begini: “Saya tidak menemui seorang wanita yang lebih sempurna akalnya dari dirinya. Saya tidak segan apabila ia mengalahkan akalku.” Subhanallah!</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Mereka menikah di Madinah al-Munawwarah dan sejak itu Ustman kagum pada tutur kata dan keahlian Nailah di bidang sastra. Karena cintanya, Ustman paling senang memberikan hadiah untuk istrinya itu. Mereka punya satu orang anak perempuan, Maryan binti Ustman.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ketika terjadi fitnah yang memecah belah umat Islam pada tahun 35 Hijriyah, Nailah ikut mengangkat pedang untuk membela suaminya. Seorang musuh menerobos masuk dan menyerang dengan pedang pada saat Ustman sedang memegang mushaf atau Al Qur’an. Tetesan darahnya jatuh pada ayat 137 surah Al Baqarah yang berbunyi, “Maka Allah akan memelihara engkau dari mereka.”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Seseorang pemberontak lain masuk dengan pedang terhunus. Nailah berhasil merebut pedang itu namun si musuh kembali merampas senjata itu, dan menyebabkan jari-jari Nailah terputus Ustman syahid karena sabetan pedang pemberontak. Air mata Nailah tumpah ruah saat memangku jenazah sang suami. Ketika kemudian ada musuh yang dengan penuh kebencian menampari wajah Ustman yang sudah wafat itu, Nailah lalu berdoa, “Semoga Allah menjadikan tanganmu kering, membutakan matamu dan tidak ada ampunan atas dosa-dosamu!”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dikisahkan dalam sejarah bahwa si penampar itu keluar dari rumah Ustman dalam keadaan tangannya menjadi kering dan matanya buta!</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sesudah Ustman wafat, Nailah berkabung selama 4 bulan 10 hari. Ia tak berdandan dan berhias dan tidak meninggalkan rumah Ustman ke rumah ayahnya.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Nailah memandang kesetiaan terhadap suaminya sepeninggalnya lebih berpengaruh dan lebih besar dari apa yang dilihatnya terhadap ayahnya, saudara perempuannya, ibunya dan juga kerabatnya. Ia selalu mendahulukan keutamaannya, mengingat kebaikannya di setiap tempat dan kesempatan. Ketika Ustman terbunuh, ia mengatakan, “Sungguh kalian telah membunuhnya padahal ia telah menghidupkan malam dengan Al Qur’an dalam rangkaian rakaat.”</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Subhanallah yah, ternyata umat muslim juga memiliki jagoan wanita yang memang nyata adanya, semoga kita, para muslimah dapat mengambil teladan dari mereka, aamiin.</div>
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px; margin-bottom: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sumber: <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">• Al-Ekhlaas Islamic Page</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 18.75px;">KLIK : <a href="http://www.arrahmah.com/read/2011/10/06/15615-para-jagoan-wanita-di-zaman-rasulullah-saw.html" target="_blank">www.arrahmah.com</a></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-70086215013244289602014-10-07T23:46:00.002-07:002014-10-07T23:48:54.647-07:00HOS Tjokroaminoto Menurut Mohamad Roem<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgymq6J6eIshy6R-0Cj37QTsTDSV0Z4mzXzwTFo637NPleC-0JCfKv7mF0Kv7MYP-OhIS_4ZMO00yQ6Rp80s1jVC8K7Ob52HsDqxXw5POJl4_ex01lyptIV4IDfmeDUKTmEQdbICP13fQY/s1600/hos-tjokroaminoto_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgymq6J6eIshy6R-0Cj37QTsTDSV0Z4mzXzwTFo637NPleC-0JCfKv7mF0Kv7MYP-OhIS_4ZMO00yQ6Rp80s1jVC8K7Ob52HsDqxXw5POJl4_ex01lyptIV4IDfmeDUKTmEQdbICP13fQY/s1600/hos-tjokroaminoto_1.jpg" /></a></div>
<h1 class="entry-title" style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 22px; font-weight: normal; line-height: 30px; margin: 20px 0px 12px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
Pak Tjokro<span style="color: #333333; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;"> yang penulis ingat senantiasa memakai pakaian Jawa tradisionil. Blankon, jas tutup, kain panjang dan sandal. Saudara Anwar Tjokroaminoto baru-baru ini menerangkan kepada penulis, bahwa ia pun hanya ingat ayahnya memakai pakaian itu.</span></h1>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Perkenalan kami, pemuda Islam terpelajar yang tergabung dalam <a href="https://serbasejarah.wordpress.com/2012/10/19/jong-islamieten-bond-meng-islam-kan-kaum-terpelajar/" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Young Islamieten Bond</a> (<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Serikat Pemuda Islam</strong>), dengan Pak Tjokro mulai di tahun 1925, sesudah JIB didirikan. Perkenalan pertama berlangsung di Jakarta di rumah <a href="https://serbasejarah.wordpress.com/2009/04/27/the-grand-old-man-jalan-perjuangan-h-agus-salim/" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Pak Haji A Salim</a> yang menjadi penasehat JIB. Tapi Pak Tjokro hadir waktu pada akhir tahun 1924 di Yogyakarta, Pak Syamsyurijal mengambil insiatip untuk mendirikan perkumpulan itu, dalam sebuah ruangan yang diterangi dengan lampu teplok. Dan Pak Tjokro ikut merestui pendirian itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Seorang pemimpin lain yang juga berkenalan dengan kami di rumah Pak Haji A Salim, ialah Pak AM Sangadji. Kemudian hari kami, setidaknya penulis ini, juga berkenalan dengan lain-lain pemimpin PSII, baik di rumah Pak Salim, maupun di tempat lain, seperti Pak Abikusno, Pak Wondoamiseno, Pak Surjopranoto; tapi tiga orang yang tersebut dahulu itu, yang paling kami kenal.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kombinasi tiga orang itu yang agak aneh tidak terlepas dari perhatian penulis. AM Sangadji berasal dari Maluku, orang Ambon pertama yang penulis kenal. Sebelumnya penulis mengira bahwa semua orang Ambon beragama Kristen. Mulailah penulis tahu bahwa di Maluku banyak orang Islam. Tapi orang Ambon yang ada di Jawa hampir semua beragama Kristen.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pak Sangadji seorang yang gagah perkasa. Pakaiannya selamanya rapih, jas buka dengan dasi, celana dan sepatu. Tapi tidak pernah kepala terbuka, selamanya memakai pici. Kumis melintang, dada berbulu (yang disebut akhir ini tidak kelihatan).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pak Haji Salim seorang Minangkabau memakai pakaian menurut model sendiri. Pakaian Haji Salim ini serupa dengan kemeja yang kita pakai sewaktu revolusi di Yogya. Mula-mula Pak Salim memakai Tarbus, kopiah berwarna merah, yang biasa dipakai oleh orang-orang Arab. Tapi sesudah peristiwa Tripoli, maka tarbus itu yang semua “made in Itali” diboikot. Kemudian Pak Salim membuat pici model sendiri, yang dibuat dari kain serdadu (kain hijau). Pici itu mempunyai dua anak baju di bagian depan. Sesudah itu Pak Sangadji memakai kopiah model “OK”, demikian Pak Salim menamakan modelnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Waktu Bhinneka Tunggal Ika menjadi lambang Negara, penulis ingat kepada kombinasi Tjokro, Salim dan Sangadji di tahun 1925.</div>
<h2 style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 19px; font-weight: normal; line-height: 27px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Orang dan Pakaiannya</strong></h2>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Di jaman colonial, pakaian orang masih terikat oleh aturan-aturan atau kebiasaan masyarakat yang ketat. Pakaian masih menjadi ukuran, bagi yang memakai, apakah ia masuk golongan atas atau bawah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Golongan yang paling atas ialah golongan Belanda, termasuk golongan Eropa. Pakaiannya berupa jas, celana dan sepatu dengan atau tanpa topi. Golongan pegawai negeri atau priyayi, diperbolehkan memakai jas dan celana seperti Belanda, tapi kalau ia orang Jawa atau Sunda harus memakai blangkon; kalau ia orang luar Jawa harus memakai pici, atau lainnya yang sejenis. Berpakaian persis seperti golongan Belanda dipandang tidak patut untuk orang pribumi. Pakaian mempunyai arti seperti pepatah Belanda: “De kleren maken den man” (Pakaian itu membuat orang).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Lama-lama ada juga kebebasan. Bagi orang Indonesia yang terpelajar, yang dapat dipandang sudah termasuk golongan teratas, diperbolehkan memakai pakaian yang sudah 100% seperti Belanda. Tapi golongan pangreh praja masih lama, mungkin karena kemauan sendiri, atau karena tahu bahwa tindakan itu lebih disukai oleh pembesar-pembesar Belanda, masih tetap memakai blangkon, meskipun kain panjang sudah diganti dengan celana.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Penulis ini di tahun 1924, masuk sekolah Stovia (sekolah dokter). Bagi penulis terbuka dua macam pakaian, seperti pemuda Belanda, jas, celana pendek atau panjang dan sepatu, atau pakaian tradisionil Jawa. Begitu pula bagi pelajar-pelajar yang berasal dari luar Jawa. Pakaian Eropa atau pakaian tradisionil menurut daerah masing-masing.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sarung adalah pakaian yang dipandang kurang sopan atau kurang terhormat. Di sekolah-sekolah negeri di Jawa, di Pekalongan pun, tempat orang membuat Sarung, murid-murid tidak diperkenankan memakai sarung di sekolah-sekolah negeri. Sarung pakaian rakyat jelata.</div>
<h2 style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 19px; font-weight: normal; line-height: 27px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Pak Tjokro memakai sarung</strong></h2>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Jika Anwar Tjokroaminoto tidak ingat ayahnya memakai sarung, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa sudah lama benar, waktu Pak Tjokro memakai sarung. Dan potret Pak Tjokro yang terkenal dan bernilai sejarah, ialah Pak Tjokro yang memakai sarung, jas tutup, pici dan sandal.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Potret Pak Tjokro itu sekarang masih dapat kita lihat di kantor Ladjnah Tanfidziah PSII, di Taman Matraman. Potret itu bukan yang asli, tapi merupakan lukisan berwarna, karya penulis potret terkenal, Haji Zainal. Menurut dugaan penulis, berhubung dengan keterangan Anwar dan lain-lain bacaan, potret itu dibuat di sekitar tahun 1915.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Baru-baru ini penulis memerlukan datang ke kantor PSII untuk merenungkan sambil melihat potret yang sangat mengesankan itu, dan mengingatkan juga apa yang pernah dikatakan oleh Haji A Salim: “Pada saatnya potret itu berarti revolusi.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dalam surat Dr. GAJ Hazeau, Pejabat Penasehat Kantor Urusan Bumiputra, tanggal 29 September 1916, yang ditujukan kepada Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum, berkenaan dengan selesainya Kongres Nasional Pertama Sentral Serikat Islam, yang diadakan di Bandung, tanggal 17-24 Juni 1916, dapat diambil beberapa kesimpulan:</div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Bahwa Sarikat Islam adalah penjelmaan kesadaran rakyat</strong></div>
</blockquote>
</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Bahwa pribumi (Inlanders) tidak suka lagi dipandang sebagai “manusia setengah atau seperempat”, tapi menuntut dihormati sebagai ‘warga Negara bebas” tanah airnya</strong></div>
</blockquote>
</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Bahwa kebangkitan Islam itu tampak juga pada gejala lahir, seperti pakaian, cara-cara bercakap, adat istiadat sehari-hari dan sebagainya</strong><a href="http://insistnet.com/potret-hos-tjokroaminoto/#_ftn1" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="_ftnref1">[1]</a></div>
</blockquote>
</li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Waktu penulis ini sedang memandang potret Pak Tjokro di Kantor LT PSII tersebut, penulis tidak tahu bahwa seorang pemuda sudah berdiri di samping penulis. Pemuda itu menanyakan tentang pandangan mata pak Tjokro. Pandangan mata yang menantang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Penulis menjawab, bahwa penulis kenal pelukis Haji Zainal, kawan akrab sudah 40 tahun. Ia seorang PSII kawakan dan penulis dapat menjamin kejujurannya. Iapun penulis rasa pernah mendengar keterangan Pak Haji Salim tentang potret itu: “sebuah revolusi.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Seperti dikatakan oleh Dr. Hazeau tersebut bahwa kebangkitan rakyat tampak juga pada “gejala yang lahir seperti pakaian, cara-cara bercakap, adat istiadat sehari-hari”, maka perhatikan juga bagaimana Pak Tjokro duduk dalam potret itu; kaki kanan diangkat dan diletakkan di atas lutut kaki kiri. Seorang Jawa tradisional tidak duduk semacam itu!</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kalau celana itu lambang golongan atas dan sarung pakaian rakyat jelata, maka Pak Tjokro tidak memilih memakai celana dan menganjurkan rakyatnya untuk memakainya juga, akan tetapi Pak Tjokro turun ke bawah dan mempersatukan diri dengan rakyat. Untuk menuntut persamaan ia pandang tidak perlu meniru yang ada di atas, persamaan hak tidak terletak dalam persamaan berpakaian.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pak Tjokro memakai sarung akibatnya bukan ia yang turun kedudukannya, tapi sarung yang naik pangkat. Sarung menjadi pakaian orang yang terhormat, dan hilanglah perbedaan dalam masyarakat, yang ditentukan dengan memakai celana dan sarung.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<img alt="h-agus-salim-di-pbb" class="alignleft size-medium wp-image-6680" height="242" src="https://serbasejarah.files.wordpress.com/2013/09/h-agus-salim-di-pbb.jpg?w=350&h=242" style="display: inline; float: left; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-right: 12px; max-width: 100%;" width="350" />Semata-mata bagi kepentingan sejarah, penulis ingin menyinggung keterangan almarhum Hadisubeno. Waktu Ketua PNI itu menuding “kaum sarungan” sebagai golongan yang berbahaya bagi Panca Sila, ia tidak tahu, bahwa Pak Tjokro pada saatnya dengan senjata sarung memberi kesadaran rakyat, bahwa “kaum sarungan” bukan lagi “setengah atau seperempat manusia”, tapi “warga Negara” yang bebas. Hadisubeno juga lupa, bahwa salah seorang Ketua PNI di masa yang belum begitu lama, dan seorang pemimpin Masyumi, sangat konsekwen memakai sarung yaitu Mangunsarkoro, seorang Jawa dan Isa Ansari seorang Minang. Dalam Parlemen kita di tahun lima puluhan, kedua anggauta yang terhormat itu selalu memakai sarung di mana saja. Dan tidak kurang-kurang mereka dihormati dan disegani orang. Dan juga tidak akan tambah dihormati, andaikata mereka memakai celana. Pandangan kita sekarang tentang sarung dan celana sudah lain dari waktu Pak Tjokro berjuang dan sarung menjadi alat perjuangan.</div>
<h2 style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 19px; font-weight: normal; line-height: 27px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Rok-kostuum di Kongres Nasional Pertama</strong></h2>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pada rapat terbuka Kongres Nasional Pertama, yang diadakan di alun-alun bandung, pada hari Minggu tanggal 18 Juni 1916, Pak Tjokro tidak memakai sarung, melainkan rok-kostuum. Pakaian ini sampai sekarang masih dipakai orang, sebagai pakaian internasional yang bersifat resmi. Seorang Duta Besar yang meyampaikan surat kepercayaan kepada Kepala Negara, kalau ia tidak mempunyai pakaian kebesaran nasional sendiri, dapat memakai rok-kostuum. Orang kawin di Eropa memakai rok-kostuum.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Penulis ingat pernah membaca, waktu Harry L Hopkins, tangan kanan Presiden Roosevelt, di waktu Perang Dunia II, memakai rok kostuum, yang ia sewa waktu mau beraudiensi dengan Raja Inggeris. Orang tidak perlu mempunyai rok-kostuum sendiri, dapat menyewa, karena pakaian itu hanya dipakai sekali-sekali pada saat yang jarang terjadi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Seluruh “Centraal Bestuur” Sarikat Islam, menurut laporan Dr. GAJ Hazeau kepada GG Van Limburg Stirum, yang sudah penulis sebut tadi, memberitakan hal itu, dan penulis ini tidak mempunyai alasan untuk tidak mempercayainya. Memakai sarung sebagai alat perjuangan rasa-rasanya oleh Pak Tjokro sudah dianggap selesai dan pada Kongres pertama, waktu Sarekat Islam sudah mendapat pengakuan dari Pemerintah Hindia Belanda sebagai partai yang meliputi seluruh tanah air, tampaknya ada tujuan hendak memperlihatkan, bahwa pergerakan yang dipimpin oleh Pak Tjokro, tidak hanya ditujukan kepada orang yang pakai sarung saja, melainkan juga bagi orang yang pakai celana.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sarekat Islam tidak saja menuntut tanah air yang berdiri sendiri dan kewarganegaraan yang bebas atas dasar persamaan, tapi menunjukkan juga, bahwa rakyat di kepulauan ini ingin hidup dalam dunia yang lebih luas, dengan mengindahkan apa yang berlaku dan baik dalam dunia internasional. Umat Islam yang dipimpin Pak Tjokro, meskipun tinggal di kampung dan desa, bukan rakyat “kampungan” tapi mempunyai cita-cita kemanusiaan yang luhur. Istilah “bangsa Indonesia” belum ada waktu itu, tapi kesadaran sudah lahir dan bertumbuh. Puncak kesadaran dan kebangkitan itu akan dicapai di tahun 1928, dalam Sumpah Pemuda, bahwa “Kita berbangsa satu, Bangsa Indonesia.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bagi pembaca yang belum tahu rok-kostuum, penulis dapat terangkan: ia terdiri dari jas hitam, bagian belakang panjang sampai lutut, kemeja putih, dasi putih, celana hitam, di samping pakai sebuah streep hitam mengkilat dan sepatu hitam mengkilat (verlakt). Sempurnanya pakai topi tinggi, tapi ini cukup kalau hanya dipegang. Biarpun iklim Bandung dingin, pakaian itu rasanya masih terlalu tebal. Saya rasa, anggauta-anggauta Centraal Bestuur SI tidak memerlukan beli sendiri, tapi waktu itu di tempat seperti Bandung, dimana terdapat banyak orang Belanda, masih dapat disewa.</div>
<h2 style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 19px; font-weight: normal; line-height: 27px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Suara Pak Tjokro</strong></h2>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Menurut PF Dahler, seorang nasionalis Indonesia, pemimpin golongan Indo, Tjokroaminoto memiliki “<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">een mole, krachtige baritone stem</em>” (suara yang merdu dan berat kuat).<a href="http://insistnet.com/potret-hos-tjokroaminoto/#_ftn2" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="_ftnref2">[2]</a> Istilah “baritone” mempunyai arti yang khusus dalam seni musik. Penulis ini pernah mendengarkan Pak Tjokro berpidato di rapat umum yang dihadiri oleh beberapa ribu orang. Dari tiga pemimpin yang penulis sudah sebut Tjokro, Salim dan Sangadji, masing-masing orator “par excellence”, ahli pidato ulung, yang mempunyai gaya dan cirri sendiri-sendiri.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Haji A Salim umumnya dipandang sebagai orator yang brilian. Sangadji mempunyai suara seperti geledek. Perlu diingatkan, bahwa generasi Pak Tjokro belum berbahagia hidup dengan mik dan pengeras suara. Menurut ingatan penulis Pak Tjokro memang mempunyai keistimewaan. Orang di baris depan mendengar suara Pak Tjokro sama kerasnya dengan orang yang duduk di baris belakang, kecuali ia (juga –pen) mampu mengikat perhatian pendengar berjam-jam.</div>
<h2 style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 19px; font-weight: normal; line-height: 27px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Tjokroaminoto, Sukarno dan Harsono</strong></h2>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Di akhir tahun 1966, tidak lama sesudah dibebaskan dari tahanan, penulis mendapat undangan untuk berkunjung ke Makasar. Salah satu acara kunjungan itu ialah member ceramah di Aula Universitas Hasanuddin. Kebetulan sekali Harsono Tjokroaminoto yang memimpin rombongan anggauta parlemen sedang berada di Makasar, dan akan member ceramah juga di tempat dan waktu yang sama.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Harsono bicara lebih dulu, ia mempergunakan kesempatan itu untuk mengeluarkan sepatah dua patah kata terhadap penulis. Itulah pertama kali ia bertemu dengan penulis, sesudah penulis dibebaskan. Kata-katanya baik, malah sangat manis. Penulis ini tidak sering mendengar dan melihat Harsono berpidato, tapi tiap kali mendapat kesempatan itu, ia medengarkannya seperti orang terpaku. Harsono berpidato persis seperti seorang ahli pidato yang lain, yang kita semua kenal, yaitu Sukarno. Gayanya, nadanya, gerak gerik tangannya dan bahasanya. Orang akan berhenti disitu, kalau tidak kenal Tjokroaminoto. Pada saat itu penulis merasa perlu menerangkan agar orang tahu, bahwa Harsono turunan Tjokroaminoto dan tidak meniru Sukarno.</div>
<blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kalau dengan perkataan tidak akan cukup untuk menggambarkan bagaimana Tjokroaminoto berpidato, penulis rasa orang dapat mengatakan, bahwa<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">kalau orang pernah mendengar dan melihat Sukarno atau Harsono berpidato, kira-kira begitulah gaya dan nada Tjokroaminoto.</strong></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pada saat itu Harsono sangat manis, dank arena iktikad baik yang sebenarnya berkelebihan tidak penulis rasakan. Ia mengatakan bahwa Roem itu gurunya, bahwa meskipun bertahun-tahun tidak ketemu, rasa-rasanya baru sehari atau seminggu tidak ketemu, karena ikatan jiwa dan persaudaraan yang kuat. Ia katakana: “Kalau saudara-saudara buka <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">dada</em> Pak Roem, dan buka <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">dada</em> saya, saudara-saudara tidak akan menemukan kalimah-kalimah yang berlainan, melainkan kalimah-kalimah yang sama, sama perjuangannya terutama kalimah syahadat.” (Pada saat itu penulis otomatis ingat kepada Presiden Sukarno yang mengatakan: “He, Tengku Abdurrahman Putra, mana<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">dadamu</em> ini <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">dadaku</em>”).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kata-kata yang memang penulis rasakan sedap sekali itu, waktu mendapat giliran, penulis pandang wajib dijawab. Penulis katakan, bahwa ia merasa mendapat kehormatan yang terlampau besar, untuk dinamakan guru saudara Harsono. Mungkin ia melihat ada hal yang seolah-olah datang dari seorang guru, kalau saudara Harsono mendengar sesuatu yang baik dari penulis. Tapi penulis sekarang tahu rahasianya. Yang ia dengar itu, ialah pelajaran yang penulis dapat dari Ayah Harsono yang melalui penulis sebagai pompa bensin, sudah sampai kepada tempat asalnya kembali.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Mengenai persamaan antara Sukarno dan Harsono penulis katakana bahwa di Indonesia ini ada dua orang yang dapat berpidato seperti yang baru saja kita saksikan, yaitu Presiden Sukarno dan Bapak Harsono. Orang-orang yang sudah tua seperti penulis dapat menambahkan sekelumit sejarah, bahwa yang satu berkat keturunan, dan yang lain karena pengajaran. Presiden Sukarno sendiri sering mengatakan, bahwa ia banyak belajar dari Tjokroaminoto..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“Hanya bangsa yang besar yang dapat menghargai pemimpin yang besar”, sering dikatakan oleh Presiden Sukarno.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Semoga kita dapat menghargai seorang pemimpin besar, Haji Omar Said Tjokroaminoto, yang hari lahirnya, 16 Agustus, pada saat-saat ini kita peringati.*</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Majalah Kiblat, Agustus 1972 <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">dalam</span> Buku “Bunga Rampai Dari Sejarah (II)”, Mohamad Roem, Bulan Bintang, 1977:71-81.</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sumber tulisan :<a href="http://insistnet.com/potret-hos-tjokroaminoto/" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank"> insistnet.com.</a></em></strong></div>
<hr size="1" style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; height: 1px; margin: 12px 0px;" width="33%" />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://insistnet.com/potret-hos-tjokroaminoto/#_ftnref1" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="_ftn1">[1]</a> De volksraad en de Staatkundige ontwikkeling van Nederlandsch Indie, Een bronnen publikatie. Eeerste stuk 1891-1926, hal. 161 dan seterusnya. Bewerkt Door Dr. SL Van Den Wal JB Wlters Groningen 1964.</div>
</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://insistnet.com/potret-hos-tjokroaminoto/#_ftnref2" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="_ftn2">[2]</a> Amelz: HOS Tjokroaminoto, Hidup dan Perjuangannya, hal. 68, penerbit Bulan Bintang, 1952.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
klik >> <a href="https://serbasejarah.wordpress.com/2013/09/13/hos-tjokroaminoto-menurut-mohamad-roem/" target="_blank">serbasejarah.wordpress.com</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-35154331106620463872014-10-07T22:13:00.002-07:002014-10-07T22:13:26.974-07:00KH Ahmad Dahlan: Berjuang Melawan Politik Kristenisasi dan Freemasonry<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6xFcgUCTU6Xsy6uUTaEoekJEKWYfv-a_7E6m_GzynYiynjh-NUr_nuNlNyDV96lAR1B_GG00NRol50SBFgommX88xrmNhRQk0ingPXpkhMXvtBhy-2xR_ZgCklYPmlhr1ysQZzqBew9k/s1600/jejak2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6xFcgUCTU6Xsy6uUTaEoekJEKWYfv-a_7E6m_GzynYiynjh-NUr_nuNlNyDV96lAR1B_GG00NRol50SBFgommX88xrmNhRQk0ingPXpkhMXvtBhy-2xR_ZgCklYPmlhr1ysQZzqBew9k/s1600/jejak2.jpg" height="320" width="213" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<strong>Kauman</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Kampung Kauman, Yogyakarta, pada masa lalu dikenal sebagai basis santri, ulama, dan kaum ningrat. Masyarakatnya dikenal religius dan santun.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px;">
<span id="more-1277"></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Kata Kauman, menurut sejarawan dari Universitas Gadjah Mada, Adaby Darban, berarti <strong>“Tempat Para Penegak Agama”</strong>.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Di kampung ini berkumpul para ulama, penghulu keraton dan para ketib masjid. Keberadaan Masjid Gede Kauman yang didirikan pada 1773 menjadi bukti sejarah identitas Kauman hingga kini.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Kampung Kauman pada masa lalu juga memiliki hubungan yang erat dengan kampung-kampung lain yang menjadi basis para santri di Jawa Tengah dan Jawa Timur.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Di Kampung Kauman inilah, Muhammad Darwis bin KH Abu Bakar bin KH Sulaiman dilahirkan. Muhammad Darwis yang belakangan berganti nama menjadi KH Ahmad Dahlan dilahirkan pada tahun 1868.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Garis keturunannya adalah para ulama di lingkungan keraton. Ayahnya seorang khatib di Masjid Agung Kesultanan Yogyakarta. Sedangkan ibunya, Siti Aminah, adalah putri dari seorang penghulu Kesultanan Yogyakarta. Silsilah keluarga Dahlan sendiri sampai kepada Maulana Malik Ibrahim (w. 1419 M/882 H) yang juga dikenal sebagai salah satu dari sembilan wali.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Sebagai anak yang lahir di lingkungan ulama dan keraton, maka pada usia 23 tahun, Dahlan muda sudah menunaikan ibadah haji ke Makkah. Ia berangkat ke Tanah Suci, bahkan sambil menimba ilmu di sana.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Di Makkah Al-Mukarramah inilah ia banyak membaca kitab, terutama kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama pembaru yang kemudian dikenal sebagai penggerak harakah at-tajdid (gerakan pembaruan).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Di Makkah Al-Mukarramah pula, Ahmad Dahlan berkenalan dengan ide-ide Pan-Islamisme yang saat itu marak diperbincangkan, karena upaya dominasi Kristen-Barat yang berusaha menguasai negeri-negeri Islam, khususnya pasca jatuhnya Khilafah Utsmaniyah di Turki.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Karenanya, Ahmad Dahlan ketika itu banyak bersentuhan dengan tulisan-tulisan Syaikh Muhammad Rasyid Ridha, Muhammad Abduh, dan Jamaluddin Al-Afghani. Bahkan, Ahmad Dahlan pula yang membawa Majalah Al-Urawatul Wutsqa dan Al-Manar yang ia ‘selundupkan’ lewat perjalanan via kapal yang merapat di Pelabuhan Tuban, Jawa Timur.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<a href="http://ruangjuang.wordpress.com/2012/12/15/1277/ad2/" rel="attachment wp-att-1279" sl-processed="1" style="color: #b85b5a; text-decoration: none;"><img alt="ad2" class="alignleft wp-image-1279" height="380" src="http://ruangjuang.files.wordpress.com/2012/12/ad2.jpg?w=304&h=380" style="border: none; display: inline; float: left; margin: 0px 7px 2px 0px; padding: 4px;" width="304" /></a>Pemikiran-pemikiran dalam majalah-majalah dan buku bacaan yang dibawa Kiai Dahlan dari Timur Tengah itulah yang kemudian banyak mempengaruhi pemikirannya terutama dalam bidang tajdid (pembaruan), sehingga Muhammadiyah yang dibidani oleh Kiai Dahlan disebut sebagai Harakah at-Tajdid (Gerakan Pembaruan).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Pada saat itu, bacaan-bacaan dari Timur Tengah dilarang, karena dianggap oleh Belanda membawa ajaran Pan-Islamisme yang menyuarakan penentangannya terhadap penjajahan di negara-negara Muslim.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<strong>Udara Pembaharuan</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Dalam pertemuan tahunan ibadah haji di Tanah Makkah, tokoh-tokoh Islam dari berbagai belahan dunia, termasuk dari Nusantara, membincangkan upaya untuk menyelamatkan negeri-negeri Muslim dari kolonialisme negara-negara kafir. Kiai Ahmad Dahlan terlibat dalam ide-ide itu selama mukim di Makkah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
J. Vredebregt dalam tulisan berjudul <strong>”The Hadji”</strong> seperti dikutip W. Poespoprodjo menyatakan bahwa kontak langsung dengan Arabia mengalirkan pemikiran-pemikiran ke Indonesia. ”Udara” Asia Barat (Timur Tengah) menghembuskan sikap-sikap baru pada orang Jawa, yakni sebutan bagi orang-orang Nusantara yang melaksanakan ibadah haji.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Arabia tak hanya menjadi tempat berkumpul dan bersatunya umat Islam yang naik haji pada masa itu, tetapi tempat berkumpulnya para ahli-ahli politik dari berbagai dunia Islam, untuk saling bertemu dan berembuk soal politik dan rencana-rencana mereka.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Di Makkah juga mereka mengadakan konsultasi dan saling meminta nasihat, kemudian pulang dengan semangat baru untuk melawan penjajahan yang dilakukan para penjajah Kristen.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Kontak langsung dengan Arabia melalui pertemuan dalam ibadah haji di Makkah menimbulkan ketakutan tersendiri bagi penjajah terhadap munculnya fanatisme yang digerakkan lewat usaha-usaha membangun persaudaraan Muslim dunia.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Karena itu, usaha menghalang-halangi orang pribumi untuk melaksanakan ibadah haji dilakukan lewat Ordonansi Haji (Peraturan Haji). Larangan berhaji juga diberlakukan untuk para Pangreh Pradja, Sultan, regent, dan elit-elit penguasa lokal lainnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Karenanya, tak heran jika elit-elit di Jawa pada masa lalu, terutama mereka yang berasal dari keraton dan priayi yang menjadi kepanjangan tangan kolonial, tak ada yang melaksanakan ibadah haji.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<strong>Boedi Oetomo & Masoon</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Sepulang dari Makkah, KH Ahmad Dahlan bergabung dalam organisasi Boedi Oetomo pada 1909. Namun keberadaanya dalam organisasi yang berada dalam pengaruh kuat Gerakan Freemason ini tak lama.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Kiai Dahlan melihat Boedi Oetomo tak mempunyai kepedulian terhadap Islam. Para aktivisnya ketika itu lebih kental mengamalkan kebatinan, dibandingkan menjalankan ajaran-ajaran Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Sejak awal berdiri, Boedi Oetomo sudah didekati oleh kelompok Freemason, yang pada masa lalu disebut oleh orang Jawa sebagai “Gerakan Kemasonan”. Ketua pertama Boedi Oetomo, Raden Mas Tirtokoesoemo, adalah seorang Mason, begitu pun ketua-ketua selanjutnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Selama di Boedi Oetomo, Kiai Dahlan pernah berupaya mengadakan pengajian keislaman, namun usaha itu ditolak oleh para anggota lainnya yang kebanyakan para penganut kejawen.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Kiai Dahlan juga gencar melakukan dakwah kepada tokoh-tokoh lain di kalangan Kemasonan dan Kristen, seperti Dirk van Hinloopen Labberton (Tokoh Theosofi-Freemasonry) dan Van Lith (Tokoh Katolik Serikat Jesuit), juga dikalangan elit keraton Jawa seperti Ki Ageng Soerjomentaram.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<strong>Pembelaan Islam</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Pada masa itu, kelompok kebatinan-kejawen dan sekular seperti para aktivis Boedi Oetomo memang seringkali menyerang ajaran-ajaran Islam. Bahkan, pelecehan terhadap ajaran Islam dilakukan secara terbuka lewat rapat-rapat umum (openbare) dan media massa.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Inilah yang juga menjadi keprihatinan Kiai Dahlan, sehingga ketika ramai-ramainya Nabi kaum Muslimin dihina oleh kelompok tersebut, KH Ahmad Dahlan bersama para tokoh Islam lainnya terlibat dalam organisasi Tentara Kandjeng Nabi Muhammad yang bertujuan membela kemurnian Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<strong>Melawan Masoon dan Kristenisasi</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Sebagai seorang Muslim yang berilmu, KH Ahmad Dahlan pada waktu itu sangat prihatin dengan maraknya sekolah-sekolah netral (neutrale school) yang bercorak netral agama dan mendapat dukungan pemerintah kolonial Belanda.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Selain itu, ia juga prihatin dengan menjamurnya sekolah-sekolah yang dikelola oleh misi Kristen dan kelompok Freemasonry. Ia khawatir, banyak anak-anak Muslim yang masuk dalam sekolah tersebut sehingga rusak akidahnya. Ia juga miris dengan banyaknya kaum Muslimin yang masih hidup dalam kekurangan, sehingga hanya berpikir bagaimana bisa makan, tanpa memikirkan pendidikan dan masa depan.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Keprihatinan KH Ahmad Dahlan terekam dalam penelitian yang dilakukan oleh sejarawan senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Abdurrachman Surjomihardjo dalam buku<strong>“Kota Yogyakarta Tempoe Doeloe”.</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Dalam buku ini, dijelaskan keprihatinan KH Ahmad Dahlan dengan tumbuh suburnya pendidikan netral bercorak barat, yang dikelola oleh Gerakan Kemasonan.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Selain itu, ia juga prihatin dengan maraknya sekolah-sekolah Kristen yang mendapat subsidi pemerintah Belanda, yang kerap melakukan upaya kristenisasi. Semua sekolah-sekolah ini, selain mendapat dukungan pemerintah kolonial, juga mendapat dukungan elit pemerintahan setempat yang kebanyakan sudah berada dalam pengaruh Gerakan Kemasonan (Freemasonry).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Dukungan pemerintah kolonial terhadap sekolah-sekolah milik Gerakan Kemasonan dan Kristen adalah upaya untuk mendirikan sekolah pribumi yang mampu bersaing dengan pesantren yang menjadi basis pendidikan umat Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Tujuan pendidikan netral yang didirikan oleh Gerakan Kemasonan dan menjamurnya sekolah-sekolah Kristen tak lain adalah upaya mematikan peran pesantren.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Pendidikan netral bertujuan menumbuhkan jiwa loyalitas masyarakat pribumi terhadap pemerintah kolonial atau mengubah anak-anak elit Jawa menjadi <strong>”bangsawan holland denken”</strong> (bangsawan yang berorientasi kebelandaan).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Karena itu, untuk mendapatkan kaki tangan yang setia bagi pemerintah kolonial dalam bidang pemerintahan dan jaksa, dibuatlah sekolah pamong praja, Opleiding School voor Indische Ambtenaren (OSVIA).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Karena prihatin dengan sekolah-sekolah yang membawa misi anti-Islam itu, KH Ahmad Dahlan kemudian mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah pada 18 November 1912, yang secara tegas menonjolkan identitas keislamannya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<strong>Mendirikan Muhammadiyah</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Muhammadiyah mempunyai tujuan: Pertama, <strong>”Menjabarkan pengadjaran Igama Kandjeng Nabi Muhammad sallallahu Alaihi Wasallam kepada pendoedoek boemipoetra di dalam residentie Djokjakarta”.</strong> Kedua, <strong>”Memadjukan hal Igama anggauta-anggautanya”.</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: center;">
<a href="http://ruangjuang.wordpress.com/2012/12/15/1277/fresh-green-muhammadiyah-1366-px/" rel="attachment wp-att-1280" sl-processed="1" style="color: #b85b5a; text-decoration: none;"><img alt="Fresh Green Muhammadiyah 1366 px" class="size-full wp-image-1280 aligncenter" height="213" src="http://ruangjuang.files.wordpress.com/2012/12/fresh-green-muhammadiyah-1366-px.jpg?w=380&h=213" style="border: none; display: block; margin: 0px auto; padding: 0px; text-align: justify;" width="380" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Sebab-sebab berdirinya Muhammadiyah selain faktor internal, yaitu umat Islam tidak lagi memegang teguh tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan merajalelanya kemusyrikan, juga disebabkan faktor eksternal, yaitu kesadaran akan bahaya yang mengancam akidah umat Islam yang disebabkan oleh upaya Kristenisasi yang marak saat itu.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Faktor eksternal lainnya adalah, merebaknya kebencian di kalangan intelektual saat itu yang menganggap Islam sebagai ajaran kolot, tidak sesuai zaman. Dan yang terpenting dari sebab berdirinya Muhammadiyah adalah upaya untuk membentuk masyarakat dimana di dalamnya benar-benar berlaku ajaran dan hukum Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Dengan berdirinya Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan dan beberapa aktivis Islam lainnya berusaha melakukan dakwah dalam bidang pengajaran dan membendung usaha-usaha Kristenisasi yang didukung oleh pemerintah kolonial lewat kebijakan Kerstening Politiek (Politik Kristensiasi) yang dimulai pada tahun 1910 oleh kelompok konservatif di Nederland dan dilaksanakan oleh Gubernur Jenderal A.W.F Idenburg.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Di antara kebijakan Kerstening Politiek adalah dikeluarkannya ”Sirkuler Minggu” dan ”Sirkuler Pasar” oleh Gubernur Jenderal pada 1910. SirkulerMinggu menegaskan bahwa tidak patut mengadakan perayaan kenegaraan pada hari Minggu. Kegiatan pemerintahan pada hari Minggu diliburkan. Sirkuler Pasar melarang diadakannya hari pasaran pada hari Minggu.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Kebijakan ini berlanjut sampai hari ini, sehingga di Indonesia yang mayoritas Muslim, hari liburnya itu Minggu, bukan hari Jumat. Inilah di antara keberhasilan Politik Kristenisasi.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Kiprah KH Ahmad Dahlan dalam membendung arus Kristenisasi dan Gerakan Freemasonry juga dijelaskan oleh Dr. Alwi Shihab dalam disertasinya yang kemudian dibukukan dan diberi judul<strong>“Membendung Arus: Respon Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia”.</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Alwi menjelaskan, bahwa Freemasonry di Indonesia digerakkan oleh orang-orang Kristen yang sadar diri dan sangat peduli terhadap penyebaran Injil. Mereka melakukan upaya Kristenisasi, termasuk tentu saja mempropagandakan ajaran-ajaran Freemasonry.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Alwi Shihab memaparkan, <strong>”Lembaga ini (Freemason, pen) telah berhasil menggaet berbagai kalangan Indonesia terkemuka, dan dengan demikianmempengaruhi berbagai pemikiran berbagai segmen masyarakat lapisan atas… Merasakan bahwa perkembangan Freemasonry dan penyebaran Kristen saling mendukung, kaum Muslim mulai merasakan munculnya bahaya yang dihadapi Islam… Dalam upayanya menjaga dan memperkuat iman Islam di kalangan Muslim Jawa, (Ahmad) Dahlan bersama-sama kawan seperjuangannya mencari jalan keluar dari kondisi yang sangat sulit ini. Untuk menjawab tantangan ini, lahirlah gagasan mendirikan Muhammadiyah. Dari sini, berdirinya Muhammadiyah tidak bisa dipisahkan dari keberadaan dan perkembangan pesat Freemasonry.”</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Selain jawaban terhadap upaya Gerakan Kemasonan dan Kerstening Politik, berdirinya Muhammadiyah juga sebagai respon dari berbagai pelecehan terhadap Islam yang dilakukan oleh para aktivis kebangsaan yang tergabung dalam Boedi Oetomo.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Dengan bahasa sindiran, Muhammadiyah menyatakan, <strong>”Jika agama berada di luar Boedi Oetomo, maka sebaliknya Politik berada di luar Muhammadiyah.”</strong> Demikian khittah perjuangan Muhammadiyah pada awal-awal berdirinya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Begitulah kiprah perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam membendung Kristenisasi dan Freemasonry di Indonesia, dengan mendirikan lembaga pendidikan yang bercorak Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Sudah sepatutnya, generasi pewaris perjuangan KH Ahmad Dahlan saat ini, yang menjadi kader Persyarikatan Muhammadiyah, meniru ketegasan ulama tersebut, terutama dalam mencegah upaya-upaya kelompok yang merusak akidah! (Artawijaya)******</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
klik >> <a href="http://ruangjuang.wordpress.com/2012/12/15/ahmad-dahlan/" target="_blank">ruangjuang.wordpress.com</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-32645241936079427942014-10-07T22:07:00.001-07:002014-10-07T22:07:44.227-07:00Penistaan Martabat Perempuan<h2 id="post-1356" style="background-color: white; clear: both; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS', 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 1.4em; margin: 0px; text-align: justify;">
by >> adian husaeni*</h2>
<br /><div class="entry" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.4em;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlS1WyP6dn-0HvsbFHkNHG35HhpDyctNGLm5z9R2Qh2coM65xnir8yBOS7YxE0oIcTuvz7aFEUgPe-FzEUyTJopWulQ7rTJPozIcaGq6USgC_NQSc4M0CP3-U61dEK1DVD5k1KtfRK2Sc/s1600/white-veil1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlS1WyP6dn-0HvsbFHkNHG35HhpDyctNGLm5z9R2Qh2coM65xnir8yBOS7YxE0oIcTuvz7aFEUgPe-FzEUyTJopWulQ7rTJPozIcaGq6USgC_NQSc4M0CP3-U61dEK1DVD5k1KtfRK2Sc/s1600/white-veil1.png" height="262" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
LAZIMNYA, perempuan biasanya ingin tampil cantik, dan senang dipuji kecantikannya. Sementara laki-laki lazimnya senang memandang kecantikan perempuan. Keinginan naluriah itu ada pada manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah saw pun memberitahukan, bahwa perempuan dikawini karena empat hal: kecantikannya, hartanya, nasabnya, dan juga agamanya. Nabi memerintahkan untuk mengutamakan faktor agama, jika rumah tangganya mau selamat. Toh, faktor cantik tidak dilarang untuk dijadikan sebagai pertimbangan. Sebab, itu memang naluriah laki-laki normal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span id="more-1356"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
Al-Quran juga menjelaskan, salah satu syahwat dunia adalah kecintaan kepada perempuan, anak-anak, harta perniagaan,emas dan perak, sawah ladang, dan peternakan. (QS 3:14).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Islam bukanlah agama yang membunuh naluri manusia, sehingga melarang pemeluknya untuk menikah dengan alasan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tapi, Islam juga bukan agama yang memerintahkan umatnya untuk mengumbar nafsu syahwatnya. Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Islam menunjung tinggi prinsip<span class="skimlinks-unlinked">keadilan.Islam</span> tidak membunuh hawa nafsu, tetapi mengendalikan dan mengatur hawa nafsu, sesuai dengan konsep Sang Pencipta, agar manusia meraih kebahagiaan (sa’adah); bukan sekedar meraih kepuasan syahwat jasmaniah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti telah kita bahas dalam CAP-359, peradaban Barat yang mencengkeram pemikiran manusia modern saat ini, adalah peradaban yang secara ekstrim memuja ‘materi’.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Unsur-unsur fisik dieksploitasi untuk kepuasan syahwat secara berlebihan. Sementara unsur “jiwa” (nafs) diabaikan, dan diserahkan kepada kendali syahwat. Peradaban Barat modern adalah peradaban yang memuja <b>“kekuasaan, kekayaan, kecantikan, dan kepopuleran”</b> (power, wealth, beauty, popularity). Dalam posisi seperti inilah, aspek kecantikan perempuan mendapatkan tempatnya. Para desainer dan juru gambar berusaha keras bagaimana mengeksploitasi dan mendandani tubuh perempuan agar “memuaskan”, menarik, dan membangkitkan syahwat laki-laki. Para manajer eksploitasi syahwat itu tahu persis, bagian-bagian mana dati tubuh perempuan yang harus dibuka dan bagian mana yang harus ditutup, agar – kata mereka – tampak indah, cantik, dan menarik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dunia industri kapitalis yang tidak peduli halal-haram pun tak lupa memanfaatkan (mengeksploitasi) tubuh perempuan agar menjadi daya tarik konsumen, meskipun terkadang, tak ada hubungan antara produk dan tubuh perempuan. Misal, ditampilkannya perempuan seksi untuk mengiklankan produk ban dan cat pengkilat mobil. Tentu, perancang iklan itu paham betul, bahwa tampilnya perempuan cantik dengan pakaian ala kadarnya bisa membangkitkan minat (syahwat) pembeli.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mantan Menteri P&K, <span class="skimlinks-unlinked">Dr.Daoed</span> Joesoef memberikan kritik keras terhadap kontes-kontes kecantikan, dengan menyebutkan bahwa: ”Pemilihan ratu-ratuan seperti yang dilakukan sampai sekarang adalah suatu penipuan, di samping pelecehan terhadap hakikat keperempuanan dari makhluk (manusia) perempuan. Tujuan kegiatan ini adalah tak lain dari meraup keuntungan berbisnis, bisnis tertentu; perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, dengan mengeksploitasi kecantikan yang sekaligus merupakan kelemahan perempuan, insting primitif dan nafsu elementer laki-laki dan kebutuhan akan uang untuk bisa hidup mewah.” (Dikutip dari buku “Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran” (Jakarta: Kompas, 2006).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itulah sebenarnya tujuan utama kegiatan kontes kecantikan. Yakni, eksploitasi tubuh perempuan untuk keuntungan bisnis tertentu. Ironisnya, kegiatan bisnis ini dikemas dengan jargon-jargon sosial bahkan pendidikan. Seolah-olah, kontes kecantikan perempuan adalah untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan. Padahal, menurut Daoed Joesoef, semua itu adalah bohong belaka. Praktik kontes perempuan lebih merupakan bentuk eksploitasi terhadap perempuan. Pakaian yang ala kadarnya – biasanya berupa bikini dan sejenisnya – disyaratkan untuk dikenakan pada sesi tertentu agar tubuh kontestan dapat dilihat dan diukur dengan jelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata Daoed Joesoef: <b>”Namun tampil berbaju renang melenggang di catwalk, ini soal yang berbeda. Gadis itu bukan untuk mandi, tapi disiapkan, didandani, dengan sengaja, supaya enak ditonton, bisa dinikmati penonjolan bagian tubuh keperempuanannya, yang biasanya tidak diobral untuk setiap orang… setelah dibersihkan lalu diukur badan termasuk buah dada (badan)nya dan kemudian diperas susunya untuk dijual, tanpa menyadari bahwa dia sebenarnya sudah dimanfaatkan, dijadikan sapi perah. Untuk kepentingan dan keuntungan siapa?”</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu pendapat Dr. Daoed Joesoef yang dikenal sebagai salah satu tokoh sekuler di Indonesia. Jika tokoh sekuler saja berani bersikap tegas, seyogyanya para tokoh Islam – apalagi yang sedang memegang kendali kekuasaan – berani bersikap lebih tegas lagi. Substansi dari kontes kecantikan yang mengumbar dan mengeksploitasi keindahan tubuh perempuan adalah pola pikir dan kegiatan yang keliru. Dalam istilah Islam, itu disebut hal yang batil dan mungkar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata Rasulullah, jika seorang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan ‘tangan’-nya; jika tidak mampu, dengan lisan (ucapannnya); dan jika tidak mampu juga, maka ubahlah dengan hatinya. Tapi, ingkar dengan hati, tidak rela dan benci terhadap kemungkaran, adalah selemah-lemahnya iman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentu saja orang bisa melihat pada sisi yang berbeda. Tergantung pada cara pandangnya terhadap realitas (worldview). Seorang yang berpaham materialisme dan sekulerisme tidak mempersoalkan masalah moral terhadap kontes semacam ini. Haram-halal, berdosa atau berpahala, ibadah atau maksiat, bukanlah hal penting bagi kaum materialis. Bagi mereka yang terpenting adalah kelimpahan materi, ketenaran, dan puja-pujian terhadap kecantikannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cobalah renungkan, betapa kasihannya orang yang terjangkit pemikiran semacam ini. Ia salah. Ia tanpa sadar telah dikendalikan oleh setan untuk mengumbar hawa nafsunya. Hawa nafsu telah dijadikan Tuhan. Orang seperti ini, sudah tertutup mata, telinga, dan hatinya dari kebenaran. (QS 45:23).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Al-Quran menyebutkan, bahwa orang yang merasa benar dan merasa telah berbuat baik, padahal amalnya sesat dan salah, adalah manusia yang paling merugi amalnya. (QS 18:103-104).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kecantikan bagi seorang perempuan adalah karunia dan sekaligus ujian Allah bagi si perempuan. Harusnya, kecantikannya digunakan untuk beribadah dan dakwah. Ironisnya, biasa kita saksikan, perempuan-perempuan yang terjebak oleh bujuk rayu setan agar mengeksploitasi kecantikan dan kemolekan tubuhnya untuk menggoncang-goncang syahwat lawan jenisnya. Dan itu tentu ada imbalan yang menggiurkan, berupa kemikmatan hidup duniawi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk tampil cantik – tepatnya untuk dikatakan cantik – sebagian perempuan mau melakukan tindakan hina dengan membuka auratnya. Padahal, jika dirnungkan dengan hati tulus ikhlas, jika jutaan orang sudah memuji-muji kecantikannya, apakah si perempuan akan bahagia?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang yang menggantungkan hidupnya pada pujian manusia, tidaklah akan pernah meraih bahagia sejati. Segala puji hanya layak dipanjatkan kepada Allah. Bukan manusia yang patut dipuji degan melupakan Allah. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Sebab. kecantikan, ketampanan, ketenaran, kekayaan, kekuasaan, dapat diraih seseorang hanya karena atas ijin dan karunia Allah. Jika Allah menghendaki, dalam sekejap, semua kecantikan yang dipuja-puja itu bisa sirna.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Si empunya kecantikan sepatutnya mau berpikir, bahwa tak lama lagi, kecantikannya akan pudar . Kecantikan yang diumbar dan ‘dijualnya’ akan sirna. Puji-pujian itu pun akan hilang. Bersamaan dengan itu, muncullah perempuan-perempuan yang lebih cantik dan lebih menarik dari dia. Sungguh kasihan, jika seorang menggantungkan kebahagiannya pada pujian orang. Sebab, itu tak kan diraihnya. Pujian manusia bisa buat puas sementara waktu. Bukan kebahagiaan yang hakiki yang hanya bisa diraih oleh orang taqwa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>MARTABAT PEREMPUAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Jurnal Islamia-Republika edisi 18 April 2013 menurunkan laporan utama tentang martabat perempuan dalam pandangan Islam. Dalam artikelnya, “Teologi Perempuan dalam Islam”, Fahmi Salim – Wasekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) – mengungkapkan kisah seorang sahabat perempuan bernama Asma’ binti Yazid yang mengajukan aspirasi kaumnya kepada Rasulullah saw. Di zaman “pemaksaan paham kesetaraan gender” saat ini, aspirasi Asma’ perlu kita renungkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika itu, Asma’ mendatangi Rasulullah, saat beliau sedang berkumpul dengan sejumlah sahabat laki-laki. Berikut aspirasi kepada Rasulullah: “Demi Allah yang menjadikan ayah dan ibuku tebusanmu wahai Rasulullah, aku adalah perwakilan seluruh muslimah. Tiada satu pun diantara mereka saat ini kecuali berpikiran yang sama dengan aku. Sungguh Allah telah mengutusmu kepada kaum laki-laki dan perempuan, lalu kami beriman dan mengikutimu. Kami kaum hawa terbatas aktivitasnya, menunggui rumah kalian para suami, dan yang mengandungi anak-anak kalian. Sementara kalian kaum lelaki dilebihkan atas kami dengan shalat berjamaah, shalat jumat, menengok orang sakit, mengantar jenazah, bisa haji berulang-ulang, dan jihad di jalan Allah. Pada saat kalian haji, umrah atau berjihad, maka kami yang jaga harta kalian, menjahit baju kalian dan mendidik anak-anak kalian. Mengapa kami tidak bisa menyertai kalian dalam semua kebaikan itu?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasul melihat-lihat para sahabatnya dan berkata, <b>“Tidakkah kalian dengar ucapan perempuan yang bertanya tentang agamanya lebih baik dari Asma’?</b>”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>“Tidak wahai Rasul,”</b> jawab sahabat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beliau lalu bersabda, <b>“Kembalilah wahai Asma’ dan beritahukan kaummu bahwa melayani suami kalian, meminta keridhaannya, dan menyertainya ke mana pun ia pergi pahalanya setara dengan apa yang kalian tuntut”.</b>Asma’ lalu pergi keluar seraya bertahlil dan bertakbir kegirangan. Kisah diatas direkam oleh Abu Nu’aim al-Asbahani dalam kitab Ma’rifat al-Shahabah (<span class="skimlinks-unlinked">Vol.22/420</span>).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aspirasi Asma’ berbeda secara substansial dengan aspirasi kaum pegiat kesetaraan gender saat ini. Asma’ tidak menuntut kesetaraan secara nominal; bahwa perempuan dan laki-laki harus sama-sama aktif di ruang publik untuk kemajuan pembangunan. Perempuan yang aktif mendidik anak-anaknya di rumah dengan sungguh-sungguh tidak dianggap telah berpartisipasi dalam pembangunan. Yang dituntut oleh Asma’ adalah kesetaraan substansial, bukan kesetaraan nominal. Peran bisa berbeda. Tapi,peluang untuk meraih pahala dari Allah adalah sama besarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itulah, setelah Rasulullah memberitahukan bahwa istri yang taat dan diridhai suami serta menyertai suaminya, mendapatkan pahala yang sama dengan pahala suaminya, maka Asma’ bertakbir kegirangan. Asma’ tidak menuntut peran yang sama dengan laki-laki. Yang dituntut adalah pahala dari Allah. Sungguh berbeda tuntutan Asma’ dengan aktivis gender yang tidak menggunakan logika pahala dan ibadah saat merumuskan paham “kesetaraan gender” sekuler.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akibat adanya kekeliruan dalam menggunakan tolok ukur “martabat perempuan” maka pemerintah dan DPR telah sepakat untuk menetapkan angka minimal untuk pengurus perempuan dalam partai politik adalah 30 persen. Peneliti INSISTS, Dr. Dinar Dewi Kania dalam artikelnya yang berjudul “Martabat dan Keterwakilan Perempuan”, mengupas secara tajam kekeliruan cara pandang UU nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum dan UU No 2 tahun 2011 tentang Partai Politik dalam kaitan dengan martabat perempuan. Kedua Undang-Undang itu telah memberi mandat kepada partai politik untuk melibatkan perempuan sekurang-kurangnya 30% dari daftar caleg yang diusulkan partai politik peserta pemilu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>“Umat Islam seharusnya dapat lebih jeli menilai bahwa aturan tentang kuota caleg perempuan berpotensi mengalihkan perhatian perempuan dari peran utama mereka sebagai ibu dan pendidik anak-anak di rumah. Bahkan, dalam paham ini, tugas dan peran sebagai Ibu rumah tangga dipandang sebelah mata, dianggap tidak lebih mulia ketimbang aktif di parlemen. Apakah mereka berpikir, bahwa dengan ”memaksa” perempuan aktif di ruang publik dan meninggalkan keluarga, maka laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dapat lebih leluasa bergaul sampai larut malam, demi ”kemajuan bangsa”? Sementara suami harus menjaga anak-anak bersama pembantu di rumah, menunggui istrinya pulang dari raker berhari-hari di luar kota?”</b> tulis Dr. Dinar Kania.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang Muslim pasti memiliki cara pandang yang khas terhadap “martabat perempuan”. Cara pandang muslim berlandaskan pada prinsip keadilan dalam Islam. Islam mengajarkan pemeluknya agar berperilaku adil kepada seluruh umat manusia tanpa memandang harta, kedudukan atau jenis kelamin. Allah swt telah menegaskan, bahwa” …. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Dengan ayat ini, ajaran Islam secara tegas menetapkan bahwa nilai kemuliaan seorang manusia diukur dari iman, ketinggian akhlak dan perbuatan-perbuatan baiknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menyimak kekeliruan dan ketidakberadaban kontes-kontes kecantikan, kita berharap tidak ada orang Muslim yang ikut-ikutan mendukung berbagai jenis kontes kecantikan, semisal kontes Miss World. Jadi, kontes Miss World bukanlah hanya soal baju, tapi soal penetapan dan pemberian penghargaan martabat perempuan yang keliru. Tidaklah tepat jika ada pemimpin daerah yang menyetujui acara semacam itu, hanya karena pada kontes kali ini tidak lagi diperagakan parade bikini. Andaikan kontes Miss World menggunakan mukena sekali pun, kontes semacam itu tetap keliru, sebab martabat utama perempuan dinilai berdasarkan unsur utama kecantikan fisiknya. Kontes semacam ini sudah salah menetapkan martabat perempuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan ini hanyalah sekedar bentuk taushiyah kepada sesama Muslim, yang masih terlibat dalam acara Miss World dan sejenisnya. Semoga mereka menyadari kekeliruannya. Cobalah bayangkan, andaikan di Hari Akhir nanti, penyelenggara acara kontes atau pemimpin daerah yang menyetujui acara itu, ditanya oleh Allah SWT! Apa jawab mereka? Apakah mereka merasa telah beramal shalih, karena berhasil mendatangkan devisa? Apa bedanya dengan meraih penghasilan dari pajak pelacuran dan perjudian?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah bersabda: <b>“Dua golongan ahli neraka yang belum pernah saya lihat sebelumnya: para lelaki yang membawa cambuk di tangannya seperti ekor sapi yang digunakan untuk mencambuk manusia, dan perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, sesat dan menyesatkan. Kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak mencium baunya.”</b>(HR Muslim).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai pengemban perjuangan risalah kenabian, tugas kita hanyalah menyampaikan titah baginda Rasul saw tersebut kepada umat manusia, apa pun agamanya. Semoga bermanfaat bagi yang mau mengikuti petunjuk-Nya.*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
* Penulis Ketua Program Doktor Pendidikan Islam – Universitas Ibn Khaldun Bogor. Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah hasil kerjasama Radio Dakta 107 FM dan <span class="skimlinks-unlinked">hidayatullah.com</span></div>
<div style="text-align: justify;">
sumber: <a href="http://www.dakta.com/catatan-akhir-pekan/43299/penistaan-martabat-perempuan.html/" rel="nofollow" sl-processed="1" style="color: #b85b5a; text-decoration: none;">http://www.dakta.com/catatan-akhir-pekan/43299/penistaan-martabat-perempuan.html/</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
klik>> <a href="http://ruangjuang.wordpress.com/2013/07/18/penistaan-martabat-perempuan-adian-husaeni/" target="_blank">ruangjuang.wordpress.com</a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-27274783820446623022014-10-07T22:00:00.003-07:002014-10-07T22:02:32.188-07:00Snouck Hurgronje; Bapak Orientalis Imperialis yang Hafal Al Quran<h2 id="post-1361" style="background-color: white; clear: both; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS', 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 1.4em; margin: 0px; text-align: justify;">
</h2>
<div class="entry" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.4em;">
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Muhammad Isa Anshori*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7g6A2VTgybJHupe46B73MISCFCG1bZ3Q-V6T3Cg1dQY2stAhyphenhyphen5cpEjY6DOFitxNJwkEoTuB1-c0_i9tmmTUGb1q9XEYIeV8IMYFNXTvAZQ06vGAmPi4J6VS5iO7U0fpVYiI1gqwrdaFo/s1600/kumpulankarangSnouckHurgronjeIV.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7g6A2VTgybJHupe46B73MISCFCG1bZ3Q-V6T3Cg1dQY2stAhyphenhyphen5cpEjY6DOFitxNJwkEoTuB1-c0_i9tmmTUGb1q9XEYIeV8IMYFNXTvAZQ06vGAmPi4J6VS5iO7U0fpVYiI1gqwrdaFo/s1600/kumpulankarangSnouckHurgronjeIV.jpg" height="320" width="247" /></a></div>
Nama lengkapnya adalah Christiaan Snouck Hurgronje; seorang orientalis Belanda terkenal dan ahli politik imperialis. Lahir pada 8 Februari 1857 di Oosterhout dan meninggal pada 26 Juni 1936 di Leiden. Ia merupakan anak keempat pendeta J.J. Snouck Hurgronje dan Anna Maria, putri pendeta Christiaan de Visser.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perkawinan kedua orang tuanya didahului oleh skandal hubungan gelap sehingga mereka dipecat dari gereja Hervormd di Tholen (Zeeland) pada 3 Mei 1849. Seperti ayah, kakek, dan kakek buyutnya yang betah menjadi pendeta Protestan, Snouck sempat bercita-cita ingin menjadi seorang pendeta. Oleh karena itu, pada 1874 ia memasuki Fakultas Teologi di Universitas Leiden. Setelah lulus sarjana muda pada 1878, Snouck melanjutkan ke Fakultas Sastra Jurusan Sastra Arab di Universitas yang sama. Ia berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Sastra Semit pada 1880 dengan disertasi berjudul Het Mekkansche Feest (Perayaan Mekah).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span id="more-1361"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
Beberapa orientalis terkenal menjadi guru dan sahabat Snouck serta sangat mempengaruhi pandangannya tentang Islam dan politik imperialis. Mereka antara lain adalah Abraham Kuenen, C.P. Tieles, L.W.E. Rauwenhoff, M.J. de Goeje, Ignaz Goldziher, Theodor Nöldeke, dan R.P.A. Dozi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam dan bahasa Arab, pada 1884 Snouck pergi ke Mekah. Di hadapan para ulama, ia menyatakan masuk Islam dan memakai nama Abdul Ghaffar. Ia mengadakan hubungan langsung dengan para pelajar dan ulama yang berasal dari Hindia Belanda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengetahuannya tentang Islam memang cukup luas. Ia sangat menguasai bahasa Arab, bahkan juga hapal Al-Qur’an. Kelak ketika bertugas di Hindia Belanda, banyak pribumi muslim memberinya gelar Syaikhul Islam Tanah Jawi karena terkagum dengan ilmunya dan menyangkanya benar-benar sebagai muslim. Padahal, menurut P. Sj. Van Koningsveld, keislaman Snouck Hurgronje hanyalah tipu muslihat. Karena sering menghadapi perlawanan jihad dari umat Islam, pemerintah kolonial Hindia Belanda pada 1889 mendatangkan Snouck Hurgronje ke Indonesia. Mereka mengangkatnya sebagai penasihat untuk urusan-urusan Arab dan pribumi. Tugasnya adalah melakukan penyelidikan mengenai hakikat agama Islam di Indonesia dan memberikan nasihat kepada pemerintah mengenai urusan-urusan agama Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Deislamisasi dan Imperialisme</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesuai dengan tugasnya, Snouck merumuskan kebijakan pemerintah Hindia Belanda dalam menangani masalah Islam. Ia membedakan Islam dalam arti <em>“ibadah”</em> dengan Islam sebagai “<em>kekuatan sosial politik</em>”. Ia membagi masalah Islam atas tiga kategori.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Pertama,</strong> dalam semua masalah ritual keagamaan atau aspek ibadah, rakyat Indonesia <strong>harus dibiarkan bebas menjalankannya</strong>. Snouck menyatakan bahwa pemerintah Belanda yang ”kafir” masih dapat memerintah Indonesia sejauh mereka dapat memberikan perlakuan yang adil dan sama-rasa sama-rata, bebas dari ancaman dan despotisme.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Kedua,</strong> sehubungan dengan lembaga-lembaga sosial Islam atau aspek <strong>muamalat,</strong> seperti perkawinan, warisan, wakaf, dan hubungan-hubungan sosial lain, <strong>pemerintah harus berupaya mempertahankan dan menghormati keberadaannya</strong>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Ketiga,</strong> dalam masalah-masalah <strong>politik,</strong> Snouck menasihati pemerintah untuk <strong>tidak menoleransi kegiatan apa pun</strong> yang dilakukan kaum Muslim yang dapat menyebarkan seruan-seruan Pan-Islamisme atau menyebabkan perlawanan politik atau bersenjata menentang pemerintah kolonial Belanda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hal ini, Snouck menekankan pentingnya politik asosiasi kaum Muslim dengan peradaban Barat. Cita-cita seperti ini mengandung maksud untuk mengikat jajahan itu lebih erat kepada penjajah dengan menyediakan bagi penduduk jajahan itu manfaat-manfaat yang terkandung dalam kebudayaan pihak penjajah dengan menghormati sepenuhnya kebudayaan asal (penduduk).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Agar asosiasi ini berjalan dengan baik dan tujuannya tercapai, pendidikan model Barat harus dibuat terbuka bagi rakyat pribumi. Sebab, hanya dengan penetrasi pendidikan model Baratlah pengaruh Islam di Indonesia bisa disingkirkan atau setidaknya dikurangi. Dalam bukunya, Nederland en de Islam, Snouck menyatakan, <em>“Opvoeding en onderwijs zijn in staat de Moslims van het Islamstelsel te emancipeeren”</em>. Artinya,<strong>“Pendidikan dan pelajaran dapat melepaskan kaum Muslim dari genggaman Islam.”</strong> (hlm. 79) Melalui pendidikan itu, pemikiran Snouck tentang Islam disebarkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti gurunya, Ignaz Goldziher, Snouck mengingkari turunnya wahyu kepada Rasulullah Muhammad SAW. Ia bahkan menuduh Al-Qur’an sebagai hasil saduran Muhammad dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. (Mohammedanism, hlm. 30-31) Snouck juga melecehkan syariat Islam. Ia menyatakan dalam Nederland en de Islam (hlm. 61) bahwa syariat Islam hanya cocok untuk peradaban abad pertengahan; bukan untuk abad modern. Oleh karena itu, poligami, mempermudah ikatan pernikahan, dan sikap tunduk wanita pada hegemoni laki-laki –misalnya– menghalangi tercapainya kemajuan keluarga yang normal. Menurut ulama dan sejarawan Indonesia, Abdullah bin Nuh, pemikiran seperti itu sengaja disebarkan untuk menjauhkan pribumi Indonesia yang mengenyam pendidikan Barat dari agama Islam dan syariatnya, sesuai politik imperialis dan tujuan misi Kristen di Indonesia. (Darsun min Hayâh Mustasyriq, hlm. 29). Oleh karena itu, dari sekolah-sekolah Barat yang didirikan pemerintah Hindia Belanda pada masa politik etis muncullah golongan nasionalis sekuler. Mereka sering melecehkan Islam meskipun mengaku sebagai muslim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari Asosiasi Hingga Kristenisasi Politik asosiasi yang direkomendasikan Snouck Hurgronje dalam kenyataan bertemu dengan politik Kristenisasi. Para misionaris Kristen berpendapat bahwa apabila asosiasi dapat dipenuhi, mereka dapat berusaha agar bisa lebih diterima oleh penduduk. Sebaliknya, pertukaran agama penduduk menjadi Kristen akan menguntungkan negeri Belanda. Sebab setelah masuk Kristen, mereka akan menjadi warga negara yang loyal lahir batin kepada pemerintahan Belanda. (Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, hlm. 26-27)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Snouck menggalakkan pembukaan sekolah-sekolah misi dengan harapan agar penganut Islam secara berangsur beralih ke agama Kristen. Cara demikian ditempuh karena ratusan ribu penduduk merindukan pendidikan, tetapi mereka tidak menyukai pendidikan Kristen untuk anak-anak mereka. Aktivitas mereka pun didasarkan pada politik asosiasi karena ia berpendapat bahwa penyebaran sekolah-sekolah berpola Eropa merupakan satu-satunya sarana untuk mewujudkan impian, sekali pun hal itu dilakukan melalui sekolah-sekolah misi. (Kumpulan Karangan Snouck Hurgronje, Jilid X, hlm. 165-166) Kepada para zendeling dan misionaris, Snouck mengingatkan bahwa Kristenisasi pribumi tetap harus dalam kerangka politik asosiasi. Snouck mengatakan,<strong> “Mereka yang percaya pada Kristenisasi umat Islam pribumi (telah saya katakan mengapa saya tidak ikut berharap) paling tidak harus melihat dalam penyatuan bangsa dan politik para kawula Belanda sebagai langkah pertama menuju ke sana. Oleh karena itu, mereka harus bekerja keras untuk menunjangnya. Memang seperti halnya orang Belanda mana pun, dari sekte dan kelas mana pun, misionaris lebih diterima oleh rekan setanah air kita di Timur, yang berperadaban kita, daripada oleh kawula pribumi yang berasal dari rezim yang lama, yang mudah-mudahan segera lenyap.”</strong> (Nederland en de Islam, hlm. 94)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Snouck memang telah meninggal pada 1936. Namun, semangat dan pemikirannya meninggalkan pengaruh besar di Indonesia. Ia telah memperlebar akses sekulerisasi dan Kristenisasi. Hingga kini, kedua hal ini menjadi tantangan dakwah terbesar umat Islam Indonesia. Wallahu a‘lam.[mzf]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
* Peneliti pada Pusat Studi Peradaban Islam (PSPI)</div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: <a href="http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/snouck-hurgronje-bapak-orientalis-imperialis-yang-hafal-al-quran.html#.UegcsKzd8yb" rel="nofollow" sl-processed="1" style="color: #b85b5a; text-decoration: none;">http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/snouck-hurgronje-bapak-orientalis-imperialis-yang-hafal-al-quran.html#.UegcsKzd8yb</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
klik <a href="http://ruangjuang.wordpress.com/2013/07/18/snouck-hurgronje-bapak-orientalis-imperialis-yang-hafal-al-quran/" target="_blank">ruangjuang.wordpress.com</a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-48826759595649900102014-10-07T21:38:00.002-07:002014-10-07T21:39:45.247-07:00A Hassan, Mengobarkan Semangat Keislaman di Era Kolonial<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvD5LSs0Rp0XIVpDOhiY_VFkySuH-fG9sK7F39-m6JYzDoh7n9G-yHu53MR9QsEwwVuoY7wDWFFVTKxBhos3QLdC8y-h_-Of7bX-2d500RcPPizvxsfI_lMoDJqXNc6UNu3LnGReS6lXU/s1600/A_Hassan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvD5LSs0Rp0XIVpDOhiY_VFkySuH-fG9sK7F39-m6JYzDoh7n9G-yHu53MR9QsEwwVuoY7wDWFFVTKxBhos3QLdC8y-h_-Of7bX-2d500RcPPizvxsfI_lMoDJqXNc6UNu3LnGReS6lXU/s1600/A_Hassan.JPG" /></a></div>
<strong>(I)</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Selama beberapa dekade, wacana tentang agama dan hukum mewarnai kehidupan berbangsa di negeri ini.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px;">
<span id="more-899"></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Salah satu dari isu yang paling sering muncul untuk diperdebatkan adalah penerapan hukum Islam atau syariah. Sebagian kelompok ingin mempertahankan interpretasi Islam secara formal, termasuk di dalam penerapan syariah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Sedangkan, kelompok lain menghendaki adanya kesesuaian antara Islam dan nilai-nilai universal, seperti hak asasi manusia (HAM), demokrasi, hak perempuan, dan pluralisme agama.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Perdebatan ini sudah mewarnai Indonesia sejak awal abad ke-20, bahkan saat Indonesia masih di bawah cengkeraman kolonialisme Belanda.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Pada zaman penjajahan Belanda, kelompok Islam melakukan gerakan bawah tanah sebagai reaksi atas kondisi sosial dan politik saat itu. Di antara tokoh-tokoh Islam yang memiliki semangat dan ide-ide dalam memperjuangkan tuntutan kelompok Islam tersebut adalah Ahmad Hassan (A Hassan).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Michael Feener dalam bukunya, <em>Muslim Legal Thought in Modern Indonesia</em>, menyebut A Hassan sebagai penggerak atas munculnya organisasi yang bersifat sukarela, terbukanya kesempatan pendidikan, juga mendorong terbitnya media cetak. Ia pula yang mendorong lahirnya sekolah pemikir dan berkembangnya komunitas baru.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Ilmuwan Jepang, Takashi Shiraishi, menyebut masa ini sebagai<em>age in emotion</em>, yaitu suatu masa ketika bangsa Indonesia rajin membaca dan mendiskusikan ide-ide yang terinspirasi dari gerakan reformasi Islam dari Timur Tengah untuk pembaruan semangat keislaman dan melawan pengaruh kolonial Barat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Kiprah A Hassan, seorang keturunan Tamil yang lahir di Singapura, dimulai saat ia bergabung di organisasi keislaman Persis (Persatuan Islam). Ia bergabung satu tahun setelah organisasi ini didirikan pada 1923 oleh sekelompok pedagang di Bandung.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Kehadiran A Hassan ini menjadikan Persis sebagai organisasi Islam yang berani menyuarakan aspirasinya pada masa itu. A Hassan sendiri dikenal sebagai tokoh yang cukup keras mengkritik praktik ibadah tradisional yang diklaim sebagai bid’ah dan khurafat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: center;">
<strong>(II)</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<a href="http://ruangjuang.files.wordpress.com/2012/05/a-has-3.jpg" sl-processed="1" style="color: #b85b5a; text-decoration: none;"><img alt="Image" class="size-full wp-image alignleft" src="http://ruangjuang.files.wordpress.com/2012/05/a-has-3.jpg?w=279" height="372" style="border: none; display: inline; float: left; margin: 0px 7px 2px 0px; padding: 4px;" width="279" /></a>Laman<a href="http://www.hawaii.edu/" rel="nofollow" sl-processed="1" style="color: #b85b5a; text-decoration: none;">http://www.hawaii.edu</a> menyebut, A Hassan juga berseberangan dengan ide nasionalisme karena ia berpendapat, Muslim tak bisa dipisahkan dari negara. Ia berargumen, Muslim seharusnya menyatu di bawah satu daulah (negara).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Di bawah kepemimpinan A Hassan, Persis lebih berkonsentrasi pada bidang pendidikan untuk menyebarkan ide-idenya. A Hassan lalu mendirikan institusi pendidikan Islam, yaitu Pesantren Persis di Bangil, Jawa Timur.<br />
<strong><br />Kritis dan tajam</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<b><br /></b>A Hassan dikenal memiliki pandangan yang kritis dan tajam. Karena itulah, ia kerap berlawanan dengan mayoritas pandangan ulama tradisional. Sosok ulama Persis yang satu ini tak hanya dikenal luas di Indonesia, tetapi juga di negeri tetangga, Malaysia dan Singapura.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Sebagai seorang ulama, ia dikenal sangat militan, teguh pendirian, dan memiliki kecakapan luar biasa. Pemahamannya dalam bidang ilmu pengetahuan agama sangat luas dan mendalam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Dalam buku <em>Dai yang Politikus: Hayat dan Perjuangan Lima Tokoh Persis</em> karya Dadan Wildan disebutkan bahwa nama Ahmad Hassan yang sebenarnya adalah Hassan bin Ahmad.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Akan tetapi, berdasarkan kelaziman penulisan nama keturunan India di Singapura yang menuliskan nama orang tua (ayah) di depan, maka Hassan bin Ahmad lebih dikenal dengan panggilan Ahmad Hassan.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Ia lahir di Singapura pada 1887, berasal dari keluarga campuran Indonesia-India. Ayahnya bernama Ahmad, juga bernama Sinna Vappu Maricar, seorang penulis yang cukup ahli dalam bidang agama Islam dan kesusastraan Tamil.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Sang ayah pernah menjadi redaktur majalah Nur Al-Islam (sebuah majalah sastra Tamil), selain sebagai penulis beberapa kitab berbahasa Tamil dan beberapa terjemahan dari bahasa Arab.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Ibunya, Muznah, adalah wanita berasal dari Palekat Madras, tetapi lahir di Surabaya. Setelah menikah, kedua orang tua Ahmad Hassan ini menetap di Singapura.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: center;">
<strong>(III)</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: center;">
<a href="http://ruangjuang.files.wordpress.com/2012/05/a-has-4.jpg" sl-processed="1" style="color: #b85b5a; text-decoration: none;"><img alt="Image" class="size-full wp-image aligncenter" src="http://ruangjuang.files.wordpress.com/2012/05/a-has-4.jpg?w=345" height="228" style="border: none; display: block; margin: 0px auto; padding: 0px; text-align: justify;" width="345" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Ahmad Hassan melewati masa kecil di Singapura. Ia sempat mengenyam pendidikan sekolah dasar, tetapi tidak sampai lulus.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Kemudian, ia masuk sekolah Melayu dan menyelesaikannya hingga kelas empat. Ia juga sempat belajar di sekolah dasar Pemerintah Inggris sampai tingkat yang sama sambil belajar bahasa Tamil dari ayahnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Saat mengenyam pendidikan di sekolah Melayu inilah ia belajar bahasa Arab, Melayu, Tamil, dan Inggris. Pada usia tujuh tahun, sebagaimana anak-anak pada umumnya, ia belajar Alquran dan memperdalam agama Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Pada usia 12 tahun, A Hassan belajar mandiri dengan bekerja di sebuah toko milik iparnya. Sambil bekerja, ia menyempatkan diri belajar privat dan berusaha menguasai bahasa Arab sebagai kunci untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Dia juga mengaji pada Haji Ahmad di Bukittiung dan pada Muhammad Thaib, seorang guru yang terkenal, di Minto Road. Ahmad Hassan banyak mempelajari ilmu nahwu dan sharaf dari Muhammad Thaib.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Sebagai orang yang keras kemauannya dalam menuntut ilmu, ia tidak keberatan jika harus datang dini hari sebelum Subuh.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Namun, karena merasa tidak ada kemajuan setelah kira-kira empat bulan belajar nahwu dan sharaf, ia memutuskan untuk beralih mempelajari bahasa Arab pada Said Abdullah Al-Musawi selama tiga tahun.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Selain itu, ia juga belajar kepada pamannya, Abdul Lathif (seorang ulama yang terkenal di Malaka dan Singapura), Syekh Hasan (seorang ulama yang berasal dari Malabar), dan Syekh Ibrahim (seorang ulama dari India). Ia mempelajari dan memperdalam Islam dari beberapa guru tersebut sampai kira-kira 1910, menjelang usia 23 tahun.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Tak hanya aktif dalam gerakan keislaman, A Hassan juga aktif menu liskan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Karya-karyanya meliputi beragam bidang.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Karyanya di bidang tafsir meliputi <em>Tafsir Al-Furqan, Tafsir Al-Hidayah, Tafsir Surah Yasin, </em>dan<em> Kitab Tajwid. </em>Sementara, di bidang hadis, fikih dan ushul fikih, A Hassan menelurkan sejumlah karya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Di antaranya <em>Jawaban tentang Berbagai Masalah Agama, Risalah Kudung, Pengajaran Shalat, Risalah Al- Fatihah, Risalah Ijma’,</em>dan<em> Risalah Qiyas.</em> Di bidang akhlak, A Hassan menulis <em>Hai Cucuku, Hai Putraku, Hai Putriku, </em>dan <em>Kesopanan Tinggi Secara Islam.</em></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<em><br /></em></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: center;">
<strong>(IV)</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<a href="http://ruangjuang.files.wordpress.com/2012/05/a-has-2.jpg" sl-processed="1" style="color: #b85b5a; text-decoration: none;"><img alt="Image" class=" wp-image alignright" src="http://ruangjuang.files.wordpress.com/2012/05/a-has-2.jpg?w=377&h=564" height="564" style="border: none; display: inline; float: right; margin: 0px 0px 2px 7px; padding: 4px;" width="377" /></a>A Hassan juga menulis buku yang berbicara soal kristologi, diantaranya <em>Ketuhanan Yesus, Dosa-Dosa Yesus, Bibel Lawan Bibel, Benarkah Isa Disalib?, </em>dan<em> Isa dan Agamanya.</em></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<em><br /></em></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Dalam bidang akidah, tercatat sebagian karyanya, yaitu<em>Pemikiran Islam dan Umum: Islam dan Kebangsaan, Pemerintahan Cara Islam, Adakah Tuhan?, Membudakkan Pengertian Islam, What is Islam?, ABC Politik, </em>dan<em> Merebut Kekuasaan.</em></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<em><br /></em></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Dalam bidang sejarah diantaranya <em>Al-Mukhtar </em>dan<em> Sejarah Isra’ Mikraj</em>. Tak hanya tulisan yang serius, A Hassan juga pernah menulis cerita humor yang berjudul <em>Tertawa</em> yang diterbitkan dalam empat jilid.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
A Hassan dikenal sangat keras menentang ajaran Ahmadiyah. Sebagai ahli debat, Hassan melakukan perdebatan dengan tokoh Ahmadiyah Indonesia, Abu bakar Ayyub.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Pergaulannya yang sangat luas membuatnya berteman dekat dengan Presiden RI pertama, Soekarno. Saat diasingkan di Ende, Soekarno beberapa kali bersurat kepada Hassan pada periode 1934-1936.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Sebagai sahabat dan juga guru dalam mempelajari Islam, karya Hassan dikagumi oleh Soekarno. Di mata Soekarno, Hassan memiliki cara pandang berbeda melihat ajaran Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Tak jarang, Soekarno berbagi pemikiran tentang taklid, takhayul, dan kejumudan umat Islam dengan Hassan. Sang Presiden juga menunjukkan ketertarikan yang sangat besar pada sa lah satu karya A Has san yang ber judul Utusan Wahabi.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Meski bersahabat dengan Soekarno, Hassan tak segan mengkritik pemikiran Soekarno yang menerima paham sekularisme dan mengidolakan toko sekuler asal Turki, Mustafa Kemal Attaturk. Bagi Hassan, agama tidak bisa dipisahkan dari urusan negara. Paham nasionalis sekuler masa itu dikritik Hassan melalui karyanya bertajuk Islam dan Kebangsaan.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
Tokoh pembaruan Islam yang sangat kritis ini wafat di Surabaya pada 10 November 1958 dalam usia 70 tahun. Meski sudah lama berpulang, karya-karyanya masih dikenal dan dibaca banyak orang hingga kini.***</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
source: <a href="http://www.republika.co.id/" rel="nofollow" sl-processed="1" style="color: #b85b5a; text-decoration: none;">http://www.republika.co.id</a></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16.799999237060547px; text-align: justify;">
klik >> <a href="http://ruangjuang.wordpress.com/2012/05/23/a-hassan-mengobarkan-semangat-keislaman-di-era-kolonial/" target="_blank">ruangjuang.wordpress.com</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-10429902414071925272014-10-07T21:22:00.000-07:002014-10-07T21:22:21.027-07:00Kisah Perdebatan A. Hassan dengan Tokoh Atheis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLwJj1wamI4G-WobYk_9JFbvXNyTASTiVJcxahDw9rwWoq68R-wqQiCeBczm3LqlLGv5GGVymsdvR0P7jnFh7o1ky7v_deNfO0KUwijdiN8zVLCtTl5ZCWN6g9KomCKrAKB15bGpXBUiA/s1600/a-has-3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLwJj1wamI4G-WobYk_9JFbvXNyTASTiVJcxahDw9rwWoq68R-wqQiCeBczm3LqlLGv5GGVymsdvR0P7jnFh7o1ky7v_deNfO0KUwijdiN8zVLCtTl5ZCWN6g9KomCKrAKB15bGpXBUiA/s1600/a-has-3.jpg" height="320" width="239" /></a></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<em style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box;">Oleh: Artawijaya (</strong>Editor Pustaka Al Kautsar)</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
GEDUNG milik organisasi Al-Irsyad, Surabaya, hari itu penuh sesat dipadati massa. Almanak menunjukkan tahun 1955. Kota Surabaya yang panas, serasa makin panas dengan dilangsungkannya debat terbuka antara Muhammad Ahsan, seorang atheis yang berasal dari Malang, dengan Tuan A. Hassan, guru Pesantren Persatuan Islam, Bangil. Meski namanya berbau Islam, Muhammad Ahsan adalah orang atheis yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, dan tidak pula meyakini bahwa alam semesta ini ada Yang Maha Mengaturnya. Ia juga menyatakan manusia berasal dari kera, bukan dari tanah sebagaimana dijelaskan Al-Qur’an.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Menurut keterangan Ustadz Abdul Jabbar, guru Pesantren Persis, yang menyaksikan perdebatan itu, hadirin yang datang cukup membludak. Lebih dari ratusan massa datang berkumpul, mengular sampai ke luar gedung. Mereka mengganggap perdebatan ini penting, karena Muhammad Ahsan, telah secara terbuka di Surat Kabar Harian Rakyat, 9 Agustus 1955, meragukan keberadaan Tuhan. Ia juga menolak keyakinan Islam bahwa orang yang berbuat kebaikan di dunia, akan dibalas di akhirat kelak. Ahsan berkeyakinan, segala sesuatu tercipta melalui evolusi alam, dan akan musnah dengan hukum alam juga. Dalam surat kabar itu, ia menyatakan lugas, “Pencipta itu mestinya berbentuk. Tidak mungkin suatu pencipta tidak berbentuk, “tulisnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Atas pernyataan itu, Hasan Aidit, Ketua Front Anti Komunis, menghubungi A. Hassan agar bersedia bertukar pikiran dengan tokoh atheis itu. Sebelumnya, Hasan Aidit dan Bey Arifin sudah melayangkan tantangan debat di forum Study Club Surabaya pada 12 Agustus 1955, namun rencana itu gagal. Ia kemudian menyusun rencana agar Ahsan yang atheis itu dipertemukan dengan A. Hassan, sosok yang dikenal ahli dalam berdebat soal-soal keislaman. A. Hassan dan Muhammad Ahsan bersedia bertemu di forum terbuka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Singkat kata, perdebatan terbuka benar-benar terjadi. Karena dikhawatirkan akan berlangsung panas, maka panitia memberikan beberapa peraturan kepada hadirin yang datang menyaksikan. Hadirin tak boleh bertepuk tangan, tidak boleh bersorak sorai, tidak boleh saling berbicara, tidak menampakkan gerak-gerik yang merendahkan salah seorang pembicara, dan tidak boleh mengganggu ketentraman selama berlangsungnya perdebatan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Sementara untuk orang yang berdebat dibuat aturan pula. Masing-masing berdiri di satu podium dan diberi mikrophone, kemudian saling bertukar pertanyaan dan jawaban. Sementara pimpinan acara, yaitu Hasan Aidit, duduk di sebuah meja didampingi seorang sekretaris untuk mencatat jalannya perdebatan. Tugas pimpinan acara adalah mengatur jalannya perdebatan, dan menegur siapa saja yang melanggar aturan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Setelah dibuka dengan ceramah dari KH. Muhammad Isa Anshary, tokoh Persatuan Islam yang juga petinggi Partai Masyumi, acara pun di mulai. Perdebatan berlangsung dalam format tanya jawab dan saling menyanggah pendapat yang diajukan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Berikut point-point penting dari ringkasan perdebatan itu. Tokoh atheis Muhammad Ahsan akan disingkat menjadi (MA), sedangkan A. Hassan disingkat menjadi (AH):</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Saya berpendirian ada Tuhan. Buat membuktikan keadaan sesuatu, ada beberapa macam cara; dengan panca indera, dengan perhitungan, dengan kepercayaan yang berdasar perhitungan, dengan penetapan akal. Makatentang membuktikan adanya Tuhan, tuan mau cara yang mana?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Saya mau dibuktikan adanya Tuhan dengan panca indera dan perhitungan dan berbentuk. Karena tiap-tiap yang berbentuk, seperti kita semua, mestinya dijadikan oleh yang berbentuk juga…</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Tidak bisa dibuktikan Tuhan dengan panca indera, karena ada banyakperkara yang kita akui adanya, tetapi tidak dapat dibuktikan dengan panca indera..</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Seperti apa?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Tuan ada punya aka, fikiran, dan kemauan?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A : Ada</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H : Bisakan tuan membuktikan dengan panca indera?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Tidak bisa</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Bukan suatu undang-undang ilmi (ilmiah) dan bukan aqli bahwa tiap-tiapsatu yang berbentuk itu penciptanya mesti berbentuk juga. Ada banyak perkara, yang tidak berbentuk dibikin oleh yang berbentuk…</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Seperti apa?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H : Saya berkata-kata, perkataan saya tidak berbentuk sedang saya sendiriyang menciptakannya berbentuk. Bom atom berbentuk dan bisa menghancurkan semua yang berbentuk di sekelilingnya, sedang akal yang membikinnya tidakberbentuk. Kekuatan elektrik (listrik) tidak berbentuk, tetapi bisa menghapuskan dan melebur semua yang berbentuk. Jadi, buat mengetahui sesuatu, tidak selamanya dapat dengan panca indera. Dan pencipta sesuatu yang berbentuk, tidak selalu mesti berbentuk.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
* * *</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Di dalam dunia ini adakah negeri yang dinamai London, Washington, danMoskow?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Ada</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Apakah tuan sudah pernah ke negeri-negeri itu?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Belum</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Maka dari manakah tuan tahu adanya negeri itu?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Dari orang-orang</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Bisa jadi diantara orang-orang itu ada yang belum pernah kesana.Walaupun bagaimanapun keadaannya, buat tuan, adanya negeri- negeri itu, hanya dengan perantaraan percaya, bukan dengan panca indera.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Ya, memang begitu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Dari pembicaraan kita, ternyata ada terlalu banyak perkara yang kitaterima dan akui adanya semata-mata dengan kepercayaan danperhitungan, bukan dengan panca indera.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Ya memang begitu</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Oleh itu, tentang adanya Tuhan, tidak usah kita minta bukti dengan pancaindera, tetapi cukup dengan perhitungan dan pertimbangan akal, sebagaimana kita akui adanya ruh, akal, kemauan, fikiran, percintaan,kebenciaan, dan lain-lain.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Ya, saya terima.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Bila tuan tidak ber-Tuhan, tentulah tidak beragama. Dari itu semua, baikdan jahat tentunya tuan timbang dengan fikiran dan akal. Maka menurutfikiran, apakah tuan merasa perlu ada keadilan dan keadilan itu perludibela hingga tidak tersia-sia?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Ya, perlu ada keadilan dan perlu dibela</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Apakah tuan makan benda berjiwa?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Kalau binatang yang sedang berjiwa saya tidak makan</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Saya tidak maksudkan binatang yang sedang hidup, tetapi daging binatang-binatang: Sapi dan kambing yang dijual dipasar.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Ya, saya makan</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Itu berarti tidak adil, tuan zalim</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Mengapa tuan berkata begitu?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Karena menyembelih binatang itu, menurut fikiran satu kesalahan dan</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Kezaliman</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Saya tidak bunuh binatang-binatang itu, tetapi penjualnya</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H : Kalau tuan tidak makan dagingnya, tentu orang-orang tidak sembelih binatangnya. Jadi, tuan adalah seorang dari yang menyebabkan binatang-binatang itu disembelih. Baiklah kita teruskan, apa tuan berbuat (lakukan)kalau tuan digigit nyamuk?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Saya bunuh</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Bukankah itu satu kezaliman?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Saya bunuh nyamuk itu lantaran ia gigit saya</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Menurut keadilan fikiran, jika nyamuk gigit tuan, mestinya tuan balas gigit dia. Balas dengan membunuh itu tidak adil…(tuan M.A tertawa dan hadirin bertepuk tangan. Padahal dalam kesepakatan debat, ini dilarang)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
* * *</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Tuan ada menulis di “Suara Rakyat” tanggal 9 Agustus 1955 tentang seorang yang keluar buntutnya dan terus memanjang, lalu ia minta pada Rumah Sakit Malang supaya dipotong dan dihilangkan. Karena semakin panjang, semakin menyakitkan. Apakah (dengan tulisan itu) tuan bermaksud dengan itu bahwa manusia berasal dari monyet?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Ya, betul</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Apakah tuan menganggap bahwa buntut orang itu kalau tidak dibuangdan terus memanjang, niscaya dia jadi monyet?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
M.A: Ya, betul begitu</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
A.H: Jika demikian berarti monyet berasal dari manusia, bukan manusia berasal dari monyet…(Tuan M.A tertawa, hadirin juga terbahak dan bertepuk tangan, lupa dengan peraturan majelis)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px;">
<img alt="buku adakah tuhan Kisah Perdebatan A. Hassan dengan Tokoh Atheis" class="aligncenter size-full wp-image-126849" height="400" src="http://1-ps.googleusercontent.com/h/www.islampos.com/wp-content/uploads/2014/08/285x400xbuku-adakah-tuhan.jpg,q9df561.pagespeed.ic.eNkUCDBX3g.webp" style="border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; display: block; height: auto; margin: 5px auto; text-align: justify; vertical-align: middle; width: 489.984375px;" title="Kisah Perdebatan A. Hassan dengan Tokoh Atheis" width="285" /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Perdebatan sengit yang akhirnya diselingi derai tawa dan tepuk tangan karena keahlian A. Hassan yang mampu mematahkan argumen dengan gaya yang santai, lucu, dan ilmiah, ini dikenang sepanjang massa sebagai debat terbaik A. Hassan dengan tokoh atheis tersebut. Perdebatan ini sendiri berlangsung dua kali. Debat pertama berlangsung selama dua setengah jam, dan berakhir dengan pernyataan Ahsan menerima apa yang disampaikan oleh A. Hassan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Ia menyatakan menerima dan kembali pada Islam. Namun dalam pertemuan pertama, A. Hassan meminta Ahsan untuk berpikir dulu, sebelum menerima apa yang disampaikan. Akhirnya pada pertemuan kedua yang berlangsung selama dua jam, Ahsan benar-benar menerima dalil-dalil dan argumentasi yang disampaikan A. Hassan. Tokoh atheis itu akhirnya kembali ke pangkuan Islam. Kisah perdebatan antara A. Hassan dengan tokoh atheis ini kemudian didokumentasikan dalam sebuah buku oleh A. Hassan dengan judul, “Adakah Tuhan?” []</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
klik>> <a href="http://www.islampos.com/kisah-perdebatan-a-hassan-dengan-tokoh-atheis-2-126847/" target="_blank">islampos.com</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-67498777372681724472014-10-05T21:48:00.000-07:002014-10-05T21:48:19.336-07:00Tempat Kokoh Itu Bernama Rahim<div style="text-align: justify;">
<em style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">“</em></div>
<div class="separator" style="clear: both; display: inline !important; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<em style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina. Kemudian Kami letakkan Dia dalam tempat yang kokoh (rahim). Sampai waktu yang ditentukan, Lalu Kami tentukan (bentuknya), Maka Kami-lah Sebaik-baik yang menentukan”. (QS. Al-Mursalat: 21-23)</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<em style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><br /></em></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8c45nZGFUkkVssGRaxWl0Ym24Wwe_Ti0Dy4Rr0P2nEqtEMKyDHkJi2bu4_bJN3NjI9K89qqLIHwv8dbSwg3xnQ2XlpMmWgrCQI-tpyIyvAmZsa4cq4dycA6RdsvomluFlXsiy5ske6sk/s1600/216.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8c45nZGFUkkVssGRaxWl0Ym24Wwe_Ti0Dy4Rr0P2nEqtEMKyDHkJi2bu4_bJN3NjI9K89qqLIHwv8dbSwg3xnQ2XlpMmWgrCQI-tpyIyvAmZsa4cq4dycA6RdsvomluFlXsiy5ske6sk/s1600/216.jpg" height="231" width="320" /></a></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<em style="box-sizing: border-box;">“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”. (QS. Almuminun: 12-14)</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
AYAT-ayat di atas menerangkan tentang penciptaan manusia yang mengandung informasi mendasar tentang perkembangan embriologi dalam rahim ibu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Deskripsi rahim sendiri ialah sebagai “tempat kokoh” yang berada dalam tubuh wanita, dimana telah dipahami melalui ilmu pengetahuan modern.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Proses pembentukan zigot yang dihasilkan oleh sperma dan sel telur yang datang secara bersamaan dan berlanjut sampai munculnya seorang manusia yang lengkap. Dalam proses tersebut triliunan sel-sel bekerja secara harmonis yang berlangsung di rahim ibu, di tempat inilah embrio berkembang selama 9 bulan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Dari penjelasan ilmiah diatas itulah, tepat seperti apa yang telah dijelaskan dalam Al-qur’an yang menerangkan sangat rinci tentang tempat kokoh itu—rahim.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Dalam Al-Quran sendiri kata “makiin” pada ayat 12 surat Al-Muminun, diterjemahkan sebagai kata ‘aman’ juga menunjukkan makna seperti ‘tak tergoyahkan, suara, tegas, kuat, tetap’. Sedangkan kata “karar” berarti ‘lokasi, stabilitas, permanen dan tempat penyelesaian’. Penjelasan-penjelasan dalam Al-Quran itulah, sungguh sangat luar biasa untuk menggambarkan rahim sebagai tempat kokoh dan aman.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Rahim ibu menyediakan ruang isolasi terhadap gangguan-gangguan yang berasal dari luar dan terutama melindungi bayi dari shock dan tekanan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Rahim terletak di rongga panggul yang dilindungi oleh tulang tebal dan kuat, membantu menanggung berat embrio sampai akhir kehamilan. Strukturnya yang kuat dan ideal dibangun untuk pertumbuhan bayi dan perkembangan di dalamnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
Semua informasi tentang perkembangan embriologi dalam rahim ibu yang dirincikan dalam Al Qur’an adalah salah satu bukti nyata bahwa Al Qur’an merupakan wahyu dari Allah, Pencipta segala. Hal ini juga dinyatakan dalam Al Qur’an yang penuh informasi yang turun dari ratusan tahun lalu yang menyoroti dunia ilmiah sampai saat ini.</div>
<em style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"></em><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<em style="box-sizing: border-box;">“Dan pada penciptaan dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran (di bumi) terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) untuk kaum yang meyakini”. (QS. Al-Jasiyah: 4)</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<em style="box-sizing: border-box;"><br /></em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<em style="box-sizing: border-box;">klik: <a href="http://www.islampos.com/tempat-kokoh-itu-bernama-rahim-355/" target="_blank">islampos.com</a></em></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1865665157180618292.post-80659130531102584042014-10-05T18:52:00.001-07:002014-10-05T18:52:22.344-07:00Pengertian Jihad yang Sebenarnya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjefX_SFasiB4yaTxraShJJGuhsyY7uD8N41BgKrwfUUein-OAR_m-Es1Kc-tbPSra4KwDTpaXMM2B93M_Tan_7mKe_WsootoXIxo5-KyKl0sGlJbyv-BKfoKvY2OrO2akTZP5bVD2zoU8/s1600/jihad+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjefX_SFasiB4yaTxraShJJGuhsyY7uD8N41BgKrwfUUein-OAR_m-Es1Kc-tbPSra4KwDTpaXMM2B93M_Tan_7mKe_WsootoXIxo5-KyKl0sGlJbyv-BKfoKvY2OrO2akTZP5bVD2zoU8/s1600/jihad+1.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>MAKNA</b>, arti, definisi, atau pengertian jihad yang sebenarnya
harus dipahami dengan baik dan disosialisasikan kaum Muslim kepada
publik agar tidak terjadi miskonsepsi, mispersepsi, dan misunderstanding
tentang konsep jihad dalam Islam.<br /><br />Pengertian jihad dewasa ini tampak makin "menyempit", yaitu hanya dipahami sebagai “perang suci” (<i>holy war</i>)
atau “perang bersenjata” (jihad fisik-militer). Bahkan, dewasa ini
kalangan masyarakat Barat kerap mengasosiasikan jihad dengan
ekstremisme, radikalisme, bahkan terorisme.<br /><br />Aksi kekerasan
sebagai bentuk perlawanan dan perjuangan sebuah gerakan Islam oleh Barat
disebut aksi “terorisme”. Sebaliknya, pihak gerakan Islam meyakini itu
sebagai salah satu manifestasi jihad fi sabilillah.<br /><br />Banyak kalangan sangat fobi atau <i>ngeri</i> dengan kata jihad. Sebabnya, <i>ruhul jihad </i>merupakan
sumber kekuatan umat Islam. Pengamalan jihad membawa seorang Muslim
pada kerelaan berkorban apa saja, nyawa sekalipun, demi membela agama
dan umat Islam.<br /><br />Bagi mujahid --sebutan bagi orang yang berjihad-- mati syahid adalah cita-cita karena para syuhada dijamin masuk surga. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<h3>
Pengertian Jihad Secara Bahasa</h3>
Kata jihad berasal dari kata “jahada” atau ”jahdun” (جَهْدٌ) yang
berarti “usaha” atau “juhdun” ( جُهْدٌ) yang berarti kekuatan.<br /><br />Secara bahasa, asal makna jihad adalah <i>mengeluarkan segala kesungguhan, kekuatan, dan kesanggupan</i> pada jalan yang diyakini (diiktikadkan) bahwa jalan itulah yang benar.<br /><br />Menurut Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Nabi Saw, secara bahasa jihad berarti <i>“mencurahkan
segenap kekuatan dengan tanpa rasa takut untuk membela Allah terhadap
cercaan orang yang mencerca dan permusuhan orang yang memusuhi”.</i><br /><br /> <h3>
Pengertian Jihad Secara Istilah</h3>
Pengertian jihad secara istilah sangat luas, mulai dari mencari nafkah
hingga berperang melawan kaum kuffar yang memerangi Islam dan kaum
Muslim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4JdOvUFSBy4ZclogZagxpZnjXWPPmHZ1qVD7h39o6Rdbms8L2Mk1TUwgooy66702aOjlkrYdAPX-k1N1EOAQuK_SFzJ_LTtYjBn_41CL91UVpZeZllMq6lvAdRlOzIiEMdLKKV5qWqw4/s1600/jihad+2.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4JdOvUFSBy4ZclogZagxpZnjXWPPmHZ1qVD7h39o6Rdbms8L2Mk1TUwgooy66702aOjlkrYdAPX-k1N1EOAQuK_SFzJ_LTtYjBn_41CL91UVpZeZllMq6lvAdRlOzIiEMdLKKV5qWqw4/s1600/jihad+2.jpg" height="156" width="320" /></a>
Dalam istilah syariat, jihad berarti mengerahkan seluruh daya kekuatan memerangi orang kafir dan para pemberontak.<br /><br />Menurut
Ibnu Taimiyah, jihad itu hakikatnya berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk menghasilkan sesuatu yang diridhoi Allah berupa amal shalih,
keimanan dan menolak sesuatu yang dimurkai Allah berupa kekafiran,
kefasikan, dan kedurhakaan.<br /><br />Makna jihad lebih luas cakupannya
daripada aktivitas perang. Jihad meliputi pengertian perang,
membelanjakan harta, segala upaya dalam rangka mendukung agama Allah,
berjuang melawan hawa nafsu, dan menghadapi setan.<br /><br />Kata “jihad”
dalam bentuk fiil maupun isim disebut 41 kali dalam Al-Qur’an, sebagian
tidak berhubungan dengan perang dan sebagian berhubungan dengan perang.<br /><br />Dalam hukum Islam, jihad mempunyai pengertian sangat luas yang dibagi dalam dua pengertian: secara umum dan khusus (<i>Ensiklopedi Islam</i>).<br /><br /><h3>
Makna Umum Jihad</h3>
Secara umum, sebagian ulama mendefinisikan jihad sebagai “segala bentuk
usaha maksimal untuk penerapan agama Islam dan pemberantasan kedzaliman
serta kejahatan, baik terhadap diri sendiri maupun dalam masyarakat.” <br /><br />Ada
juga yang mengartikan jihad sebagai “berjuang dengan segala pengorbanan
harta dan jiwa demi menegakkan kalimat Allah (Islam) atau membela
kepentingan agama dan umat Islam.”<br /><br />Kata-kata jihad dalam al-Quran
kebanyakan mengandung pengertian umum. Artinya, pengertiannya tidak
hanya terbatas pada peperangan, pertempuran, dan ekspedisi militer,
tetapi mencakup segala bentuk kegiatan dan usaha yang maksimal dalam
rangka dakwah Islam, amar makruf nahyi munkar (memerintah kebajikan dan
mencegah kemunkaran). <br /><br />Dalam pengertian umum ini, berjihad harus
terus berlangsung baik dalam keadaan perang maupun damai, karena
tegaknya Islam bergantung pada jihad.<br /><br /><h3>
Makna Khusus Jihad</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlI0X-5CeDOHP92Tuy3cFnFhQLwcd_2moQKDP91c9f7m9yRDyxmFGLv-sgd_NyvAggJyCkWxZBIBGncxEGoCwOD699MtAbRbYOx5CcRsQVNnIoL74IWb2yif8ykKqv4tTXKIHrH-af3xo/s1600/jihad+3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlI0X-5CeDOHP92Tuy3cFnFhQLwcd_2moQKDP91c9f7m9yRDyxmFGLv-sgd_NyvAggJyCkWxZBIBGncxEGoCwOD699MtAbRbYOx5CcRsQVNnIoL74IWb2yif8ykKqv4tTXKIHrH-af3xo/s1600/jihad+3.jpg" height="208" width="320" /></a></div>
Jihad dalam arti khusus bermakna “perang melawan kaum kafir atau
musuh-musuh Islam”. Pengertian seperti itu antara lain dikemukakan oleh
Imam Syafi’i bahwa jihad adalah “memerangi kaum kafir untuk menegakkan
Islam”. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Juga sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Atsir, jihad berarti “memerangi
orang Kafir dengan bersungguh-sungguh, menghabiskan daya dan tenaga
dalam menghadapi mereka, baik dengan perkataan maupun perbuatan.”<br /><br />Pengertian
jihad secara khusus inilah yang berkaitan dengan peperangan,
pertempuran, atau aksi-aksi militer untuk menghadapi musuh-musuh Islam.<br /><br />Kewajiban jihad dalam arti khusus ini (berperang, red) tiba bagi umat Islam, apabila atau dengan syarat: </div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li>Agama Islam dan kaum Muslim mendapat ancaman atau diperangi lebih dulu (QS 22:39, 2:190)</li>
<li>Islam dan kaum Muslim mendapat gangguan yang akan mengancam eksistensinya (QS 8:39)</li>
<li>Untuk menegakkan kebebasan beragama (QS 8:39)</li>
<li>Membela orang-orang yang tertindas (QS 4:75).</li>
</ol>
<br />Banyak sekali ayat al-Quran yang berbicara tentang jihad dalam arti khusus ini (perang), antara lain: </div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhswfLfw_4ii6Edf0mTLnE_VoOSBkdNLBD9-Mdz6ptEo60qiY1-yT5MER04GgT_kawB1Vf8-plQ4ogiveCTrUXH5LJZIZ71fXsNzvW3SA00FP6oTc0r-9K6eoLhlzT5BN8f1XHGklf2VRk/s1600/jihad+4.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhswfLfw_4ii6Edf0mTLnE_VoOSBkdNLBD9-Mdz6ptEo60qiY1-yT5MER04GgT_kawB1Vf8-plQ4ogiveCTrUXH5LJZIZ71fXsNzvW3SA00FP6oTc0r-9K6eoLhlzT5BN8f1XHGklf2VRk/s1600/jihad+4.jpg" height="180" width="320" /></a><ol>
<li>Tentang keharusan siaga perang (QS 3:200, 4:71); </li>
<li>Ketentuan atau etika perang (QS 2:190,193, 4:75, 9:12, 66:9); </li>
<li>Sikap menghadapi orang kafir dalam perang (QS 47:4), </li>
<li>Uzur yang dibenarkan tidak ikut perang (QS 9:91-92). </li>
</ol>
<br />Ayat yang secara khusus menegaskan hukum perang dalam Islam bisa
disimak pada QS 2:216-218 yang mewajibkan umat Islam berperang demi
membela Islam. Dan, perang dalam Islam sifatnya “untuk membela atau
mempertahankan diri” (defensif), sebagaimana firman Allah SWT,<br /><br /><i>“Dan
perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tapi
janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas.”</i> (QS 2:190).<br /><br /><h3>
Tujuan Jihad</h3>
Yang menjadi latar belakang perlunya berjihad didasarkan pada al-Quran,
antara lain Surat at-Taubah:13-15 dan an-Nisa:75-76, yakni:<br /><br />(a) Mempertahankan diri, kehormatan, dan harta dari tindakan sewenang-wenang musuh,<br />(b) Memberantas kedzaliman yang ditujukan pada umat Islam,<br />(c) Membantu orang-orang yang lemah (kaum dhu’afa), dan<br />(d) Mewujudkan keadilan dan kebenaran.<br /><br /><h3>
Hukum Jihad: Wajib</h3>
Jihad merupakan kewajiban setiap orang beriman. Perintah jihad merupakan
salah satu ujian Allah SWT untuk menguji sejauh mana keimanan
seseorang. Firman Allah SWT,<br /><br /><i>“Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan dibiarkan (begitu saja) sedang Allah belum mengetahui (dalam
kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil
teman selain Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman?”</i> (QS 9:16)<br /><br />Dalam
al-Quran, kata jihad hampir selalu diikuti dengan kalimat fi sabilillah
(di jalan Allah), menjadi jihad fi sabilillah, yaitu berjuang melalui
segala jalan dengan niat untuk menuju keridhaan Allah SWT (mardhatillah)
dalam rangka mengesakan Allah SWT (menegakkan tauhidullah), dan bahwa
jihad harus dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah serta norma-norma yang
telah ditentukan Allah SWT.<br /><br /><h3>
Macam-Macam Jihad</h3>
<i>“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah
dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di
sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”</i> (QS 9:20)<br /><br />Berdasarkan ayat tersebut, jihad terbagi dua, yaitu<br />1. Jihadul Maali (jihad dengan harta)<br />2. Jihadun Nafsi (jihad dengan diri atau jiwa raga).<br /><br />Jihad
dengan harta yaitu berjuang membela kepentingan agama dan umat Islam
dengan menggunaan materi (harta kekayaan) yang dimiliki.<br /><br />Jihadunnafsi
yaitu berjuang dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada pada diri
berupa tenaga, pikiran, ilmu, kerampilan, bahkan nyawa sekalipun.<br /><br />Ibnu Qayyim membagi jihad ke dalam tiga kategori dilihat dari pelaksanaannya, yaitu<br />1. Jihad mutlak,<br />2. Jihad hujjah,<br />3. Jihad ‘amm.<br /><br />Jihad
mutlak adalah perang melawan musuh di medan pertempuran (berjuang
secara fisik). Jihad hujjah adalah jihad yang dilakukan dalam berhadapan
dengan pemeluk agama lain dengan mengemukakan argumentasi yang kuat
tentang kebenaran Islam (berdiskusi, debat, atau dialog). <br /><br />Ibnu
Taimiyah menanamakan jihad macam ini sebagai “jihad dengan lisan” (jihad
bil lisan) atau “jihad dengan ilmu dan penjelasan” (jihad bil ‘ilmi wal
bayan). Dalam hal ini, kemampuan ilmiah dan berijtihad termasuk di
dalamnya.<br /><br />Sedangkan jihad ‘amm (jihad umum) yaitu jihad yang
mencakup segala aspek kehidupan baik yang bersifat moral maupun
material, terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Jihad ini
dilakukan dengan mengorbankan harta, jiwa, tenaga, waktu, dan ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Jihad ini adalah menghadapi musuh berupa diri
sendiri (hawa nafsu), setan, ataupun musuh-musuh Islam (manusia).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Macam-Macam Jihad Menurut Imam Al-Ghazali </b></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Jihad Zahir -- jihad melawan orang yang tidak menyembah Allah SWT. </div>
<div style="text-align: justify;">
2. Jihad menghadapi orang yang menyebarkan ilmu dan hujjah yang batil.<br />3- Berjihad melawan nafsu yang sentiasa menyeret manusia ke arah kejahatan. (<i>Kitab Penenang Jiwa</i>, Imam Al-Ghazali)<br /><br /><h3>
Ayat-Ayat dan Hadits tentang Jihad</h3>
<i>Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allah , mereka itu mengharapkan rahmat Allah , dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.</i> (Al Baqarah:218)</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di
jalan Allah ; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak
tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari
minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka
tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik
yang kamu nafkahkan (di jalan Allah ), maka sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui.</i> (Al Baqarah:273) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><i>Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum
nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata
orang-orang yang sabar. (Ali 'Imran:142)</i><br /><br />Tidaklah sama antara
mukmin yang duduk (yang tidak terut berperang) yang tidak mempunyai
uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka
dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta
dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada
masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan
Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan
pahala yang besar, (An Nisaa':95) <br /><br /><i>Hai orang-orang yang
beriman bertaqwalah Kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan.</i> (Al Maa-idah:35) <br /><br />Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada
jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain
lindung melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi
belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban atasmu melindungi mereka,
sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi jika mereka meminta pertolongan
kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu
dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al
Anfaal:72)<br /><br />Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad di jalan Allah , dan orang-orang yang memberi tempat kediaman
dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah
orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan
rezki (nikmat) yang mulia. (Al Anfaal:74) <br /><br />Dan orang-orang yang
beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka
orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai
hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya
(daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah . Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Anfaal:75)<br /><br />Apakah kamu akan
mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum
mengetahui (dalam kenyatan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan
tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah , Rasul-Nya dan
orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (At Taubah:16)<br /><br />Apakah (orang-orang) yang memberi
minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil
haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian serta berjihad di jalan Allah . Mereka tidak sama di sisi
Allah ; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. (At
Taubah:19).<br /><br />Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi
derajatnya di sisi Allah ; dan itulah orang-orang yang mendapatkan
kemenangan. (At Taubah:20)<br /><br />Katakanlah: "Jika bapak-bapak,
anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan
yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai
lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya,
maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (At Taubah:24).</div>
<div style="text-align: justify;">
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan
dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah . Yang demikian
itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (At Taubah:41) <br /><br />Orang-orang
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta ijin
kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan
Allah mengetahui orang-orang yang bertaqwa. (At Taubah:44).<br /><br />Hai
Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik
itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka
Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (At
Taubah:73).</div>
<div style="text-align: justify;">
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira
dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka
berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka
berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik
ini". Katakanlah: "Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)",
jikalau mereka mengetahui. (At Taubah:81) <br /><br />Tetapi Rasul dan
orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan
diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan
mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung. (At Taubah:88)<br /><br /><i>Nabi
s.a.w telah ditanya: Apakah yang dapat dibandingkan dengan jihad pada
jalan Allah? Nabi s.a.w menjawab: Kamu tidak akan sanggup melakukannya.
Pertanyaan tersebut diulang sehingga dua atau tiga kali. Tetapi baginda
masih menjawab: Kamu tidak akan sanggup melakukannya. Pada kali yang
ketiganya baginda bersabda: Perumpamaan orang yang berjihad pada jalan
Allah samalah seperti seorang yang selalu berpuasa dan selalu melakukan
ibadat malam serta taat kepada ayat-ayat Allah. Beliau tidak merasa
letih dari puasa dan sembahyangnya sehinggalah orang yang berjihad pada
jalan Allah itu kembali (HR Muslim).</i><br /><br /><i>Rasulullah s.a.w
bersabda: Sesungguhnya keluar berjuang di jalan Allah sepagi atau
sepetang adalah lebih baik daripada dunia dan isinya (HR Muslim)</i><br /><br /><i>Sesungguhnya
seorang lelaki telah datang kepada Nabi s.a.w dan bertanya: Siapakah
orang yang paling baik dari kalangan manusia? Nabi s.a.w menjawab:
Seseorang yang berjihad pada jalan Allah dengan harta benda dan jiwanya.
Lelaki itu bertanya lagi: Kemudian siapa lagi? Nabi s.a.w menjawab:
Seorang mukmin yang berada di kaki bukit dan beribadat kepada Allah
serta menjauhkan manusia dari kejahatannya (HR Muslim).</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br />Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Allah tersenyum (reda)
terhadap dua orang lelaki, salah seorang darinya membunuh yang seorang
lagi namun kedua-duanya dimasukkan ke dalam Syurga. Para sahabat
bertanya: Bagaimana boleh terjadi begitu wahai Rasulullah? Baginda
bersabda: Seseorang yang ikut berperang pada jalan Allah lalu beliau
mati syahid, kemudian orang yang membunuh tadi telah bertaubat dan Allah
telah menerima taubatnya. Setelah memeluk Islam beliau juga turut
keluar berperang pada jalan Allah, kemudian beliau juga mati syahid </i>(HR Muslim).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan menelaah tulisan yang dirangkum dari berbagai sumber di atas,
insya Allah kita akan memahami Pengertian Jihad yang Sebenarnya. <i>Wallahu a'lam bish-showabi</i>. (www.risalahislam.com).*</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
klik: <a href="http://www.risalahislam.com/2014/08/pengertian-jihad-yang-sebenarnya.html" target="_blank">risalahislam.com</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06813710308900762946noreply@blogger.com0