Home » » Biografi Abul A’la Al-Maududi

Biografi Abul A’la Al-Maududi

SEJARAH KELAHIRAN DAN PERTUMBUHANNYA

Al-Maududi ditahirkan pada 3 Rajab 1321 Hijrah (1903 Masehi). Ayahnya bernama Sayyid Ahmad Hasan Maudud yang di lahirkan di Delhi (1266 – 1338 H). Al-Maududi dibesarkan dalam keluarga yang zuhud. Dialek dan tutur katanya terjaga meskipun sering berpindah tempat. Ayahnya senang membacakan Sirah Nabi dan Tarikh Islam sejak ia kecil. Ayahnya menginginkan beliau untuk menjadi seorang ulama, sehingga memberikan pelajaran fokus bahasa Arab dan Persia, Ilmu Fiqh dan Hadith. Al-Maududi tidak tertarik memperlajari bahasa Inggris.

Aktivitas Akademiknya nampak unggul. Di sekolah, Al-Maududi begitu menonjol, ia duduk di kelas 8 padahal usianya baru 11 tahun. Pada usia ini beliau telah menulis artikel dan menyampaikan ceramah, sehingga guru-guru & temannya berasa kagum. Pada usia 15 tahun, ia bekerja sebagai editor pada surat kabar harian yang terbit di kota kecil, Pajnoor.
Sebelum wafat, ayah beliau sakit parah hingga hanya bisa duduk dan sulit untuk bergerak. Al-Maududi bekerja untuk menghidupi dirinya dan membantu orangtuanya. Al-Maududi melukiskan masa ini dengan mengatakan: “Aku melewati hari-hari yang amat lambat, sementara obor harapan semakin redup perlahan-lahan, dan hakikat yang amat pahit akan segera nampak kelihatan. Cobaan hidup selama satu setengah tahun, mengajarkan kepadaku pelajaran yang bermanfaat. Bahwa tidak ada jalan lain bagi manusia kecuali harus berjuang untuk tetap hidup. Allah telah mengurniakan kepandaian menulis kepadaku yang didapati melalui bacaan dan tela’ah. Dan sini aku memutuskan untuk menjadikan pena sebagai alat mencari rezeki.”

Tahun 1818 M, Sayyid Abul Khair al-Maududi – kakak kandung beliau – menjadi pemimpin redaksi surat kabar “Bajamur”, beliau pun ikut bekerja disana. Inilah awal kiprah Al-Maududi dalam dunia pers dan jurnalistik. Tidak lama kemudian surat kabar tersebut dibekukan oleh pemerintah. Dua bersaudara ini lalu bergabung dengan gerakan ke-khilafahan. Kemudian mereka sempat berkerja di majalah “Taaj”. Tugas jurnalistik majalah tersebut memaksa Al-Maududi belajar bahasa Inggris. Setelah itu beliau mulai membaca buku-buku sejarah, filsafat, politik, sosial, perbandingan agama, dll. Pemerintah kembali penutup penerbitan surat kabar tempat Al-Maududi bekerja. Beliau lalu kembali ke Delhi dan menjadi pemimpin redaksi majalah “Jaridah Muslim” yang diterbitkan Organisasi Ulama India. Majalah itu ditutup oleh pemerintah pada tahun 1341 H. Awal tahun 1342, Al-Maududi diminta membantu penerbitan surat kabar “Hamdarat” (Saling Kasih) oleh Muhammad Ali Jauhar. Mereka berdua aktif mengjawab tuduhan-tuduhan terhadap Islam yang dilontarkan oleh Mahatma Gandhi. Sementara itu, Syaikh Ahmad Said ingin menerbitkan surat kabar dengan nama Al-Jam`iyah, dibawah Organisasi Ulama India. Keduanya terbit awal tahun 1343 H. Ketika itulah Al-Maududi menulis dua buku, Al-Jihad fil Islam dan Ad-Dawlah al-Ashifiyah wa al-Hukumah al-Birithaniyah.

Setelah menulis dua judul buku tersebut Al-Maududi keluar dari organisasi pers dan mulai menulis pemikirannya sendiri.

 Al-Maududi mulai bekerja untuk pemikirannya secara otonom. Beliau menulis dengan metode yang beliau yakini, ‘bahwa setiap pemikiran memiliki lafal-lafal tertentu dan datang dengan lafalnya sendiri’. Pada masa ini Al-Maududi banyak menulis makalah ilmiyah dan buku-buku pemikiran Islam.

Meski telah keluar dari kepengurusan pers milik Ali Jauhar dan Organisasi Ulama India, Al-Maududi tidak meninggalkan da`wah dan jihad melalui media massa. Tahun 1932 beliau menerbitkan majalah “Turjuman al-Qur`an” dengan slogan“Wahai Kaum Muslimin, Pikul Da`wah Al-Qur`an, Bangkitlah dan Terbanglah ke Angkasa Raya”.
maududi
KEPRIBADIAN

Kepribadian beliau menunjukan pada ketegran dalam menghadapi ujian, kesabaran dalam penderitaan dan kegigihan dalam berjuang. Berbagai ujian seperti penjara, fitnah, dan teror. Sebetulnya kita bisa menerka keribadian Al-Maududi dengan melihat latar belakang dan pertumbuhan beliau. Akan tetapi dengan memperjelas pemikiran dan perasaan beliau tentu akan banyak ibroh yang dapat kita peroleh.

Kepeloporan dan konsistesi dalam bersikap Al-Maududi bisa kita lihat dari pernyataannya tentang gerakan yang beliau bangun. Saat pemilihan Amir Jama`ah beliau berkata:
“Sesungguhnyaa gerakan ini adalah tujuan hidupku. Hidup dan matiku tergantung dengan gerakan ini. Jika ada diantara kalian yang ragu-ragu untuk menjalani jalan ini, aku akan tetap berjalan dan silahkan dia berbelok dari jalan ini. Jika tidak ada seorangpun yang akan maju ke depan, aku akan tetap maju. Jika tidak ada seorangpun yang menemaniku, aku akan tetap berjalan walaupun sendirian. Jika seluruh dunia bersatu dan aku tinggal sendirian, aku tidak akan gentar menghadapinya”

Demikian juga seperti yang terjadi ketika beliau berada di atas podium saat pertemuan Jama`ah. Sekelompok orang melepaskan tembakan membabi buta. Saat itu tembakan mengarah ke podium tempat Al-Maududi berceramah. Seorang anggota Jama`ah berkata kepada Al-Maududi: “Cepat menunduk, tembakan senjata api itu mengarah kepadamu.” Lalu beliau menjawab dengan perkataan yang tidak mungkin diucapkan oleh seorang yang pengecut dan takut mati. Perkataan yang berani, bijak dan berwibawa. “Jika aku menunduk, siapa yang akan berdiri di podium ini?”

Namun demikian, beliau bukanlah seorang yang berambisi terhadap kekuasaan. Bahkan ketika selesai mengumpulkan para aktivis guna membentuk Jama`ah beliau segera memposisikan diri sebagai anggota biasa. Beliau menolak pandangan yang menyatakan bahwa seorang penggagas niscaya menjadi pemimpin. Bi idznillah, forum pertemuan memilih dan mengangkat Abul A`la Al-Maududi sebagai Amir Jama`ah. Bukan karena beliau yang menggagas pertemuan dan pembentukannya, tapi karena karisma dan kapabilitas beliau sebagai Ulama dan Muharrik yang sudah diketahui bersama.

Al-Maududi adalah seorang ahli politik yang juga sastrawan, seorang negarawan dan cendikiawan, seorang muharrik yang juga seorang mufassir.

MENUJU PEMBENTUKAN JAMA`AH ISLAMIYAH

Pergumulan dan pengkristalan ideologi dan pandangan Al-Maududi bermula ketika beliau menerbitkan media propaganda Turjuman Al-Qur`an. Dengan sarana majalah ini orang-orang mendengar dan menymak pesan-pesan ideologis Al-Maududi. Dengan perantara majalah in juga undangan pembentukan Jama`ah Islam disebarkan.

Al-Maududi memiliki visi untuk mempersatukan kelompok Islam di India-Pakistan. Usaha beliau berbenturan dengan pandangan kaum nasionalis dan kepentingan kelompok hindu. Beliau memulai usahanya tersebut dengan menyebarkan wacana pembentukan kesatuan ummat untuk penerapan syari`ah. Menurut beliau kelompok-kelompok Islam harus disatukan (dalam gerak dan dakwah). Jangan sampai muncul kelompok baru yang sehingga dapat menambah jumlah kelompok Islam. Sebab secara logis hal ini berarti akan mempersulit dan semakin jauh cita-cita persatuan. Akan tetapi kenyataan sejarah menunjukan kepada kita sesuatu yang lain ; terbentuklah kelompok baru bernama Jama`atul Islam (Jama`at el-Islamy).

Terbentuknya jama`ah ini didorong oleh pertarungan pemikiran dan bahaya yang mengancam kaum muslimin. Kelompok nasionalis dan Kelompok Islam pragmatis menguasai perasaan masyarakat. Oleh karena itu Jama`ah segera dibentuk dan berkonfrontasi dengan partai nasionalis bahkan dengan pemerintah yang berkuasa. Jama`ah juga berusaha memperbaiki partai Islam, meluruskan pandangannya dan mendukung popularitasnya. Sehingga pemikiran yang benar tersebar ke tengah masyarakat.

Jama`atul Islam bermula di Lahore pada 26 Agustus 1941, ketika sekitar 75 orang berkumpul dari berbaga penjuru India.

Pada 26/28 Agustus 1948, berdirilah sebuah negara; Pakistan. Kaum Muslimin pun bernafas lega dan merasa bahawa impian mereka telah menjadi kenyataan secara serentak. Lalu mereka berbondong-bondong melaukan hijrah ke negara Republik Islam Pakistan dan memisahkan diri dari India. Masalah hijrah ini sempat membuat Kantor Darul Islam yang dibentuk oleh Al-Maududi untu mempersenjatai diri guna menghadapi gangguan dari kalangan militer India.
Abul_ala_Maududi
KONSEP PERUBAHAN DAN PERJUANGAN

Al-Maududi memiliki pandangan yang integral antara perbaikan sistem dan perbaikan individu. Bahkan beliau tidak membedakan masalah pemikiran dengan masalah akhlak. Konsep perubahan yang diyakini dan dilakukan oleh Al-Maududi berfokus pada 4 hal:

    Penyucian pikiran dan pembersihannya.
    Perbaikan individu
    Perbaikan masyarakat
    Perbaikan sistem hukum.

Dalam pandangan Al-Maududi, sistem yang baik hanya bisa dibentuk dan diemban oleh orang-orang baik. Akan tetapi perbaikan individu harus dilanjutkan dengan memperbaiki sistem dan tatanan sosial dan pemikiran masyarakat. Adapun konsepsi Jihad yang danut oleh Al-Maududi berwujud dalam 4 jenis konfrontasi:

    Menentang sistem nasionalisme tunggal kesukuan
    Menentang hegemoni dan dominasi peradaban Barat.
    Menentang pemimpin yang mengusung pemikiran kafir dan bertentangan dengan Islam.
    Menentang kejumudan dalam fiqh dan `ullumuddin.

Oleh karena itu, Al-Maududi membuat banyak karya tulis diberbagai bidang. Beliau tidak hanya menulis dan mendakwahkan persoalan politik dan undang-undang, tapi juga masalah pendidikan dan tafsir Al-Qur`an. Beliau juga tidak hanya berjiwa revolusioner, tap seorang pecinta sastra dan keindahan. Beliau pernah mengulang syair yang ditulis oleh Muhammad Iqbal ketika berfrontir dengan kelompok nasionalis yang mengaku muslim.

Ikatlah jiwamu dengan Muhammad, AI-Musthafa
Itulah keteladanan isi agama. Jika jiwamu tidak
sampai ke sana;
maka Anda dan Abu Lahab sama!

Lampiran Sebagian Karya Tematik Al-Maududi
1. Al-Qur`an dan Hadith
- Tafsir Tafhim al-Qur`an (6 juz)
- Al-Ishtilahat al-Arba`ah Aal-Asasyah fil Islam.
- Al-Makanah al-Qanuniyah li as-Sunnah
- Ushul al-Asasiyah li fahm al-Qur`an
2. Pendidikan Islam
- Qadhaya Diniyah
- Muhadharat
- Mas`alah al-Abr wa al-Qadr
3. Sejarah dan Peradaban
- Sejarah an-Nabi juz 1&2
- Uqubah al-Murtad fil Islam
- `Alamah ath-Thariq
- At-Tafhimat
- Al-Hadharah al-Islamiyah
- Ushuluha wa Mabadiuha
- Baths `an al-badat al-Islamiyah
- Nizdam al-Hayah al-Islami
- Al-Islam wal Jahiliyah
- Al-Hayah Ba`dal Maut
- Thariqul Amaan
- Al-Jihad fil Islam
- Al-Din al-Haq
- Wijhah an-Nazhr al-Akhlaqiyah fil Islam
4. Politik
- Harakah Tahrr al-Hind wa al-Muslimin juz 1 & 2
- Nazhariyah al-Islam as-Siyasiyah
- Kayfa Tuqam al-Hukumah al-Islamiyah
- An-Nasyath al-Intikhabi
- Al-Intikhabat al-Mukhtalithah
- Lima Laa? Mas`alah al-Qawmiyah
- Al-Muthaalabah bi an-Nizham al-Islami
- Qadhayana ad-Dakhiliyah wa –al-Kharijiyah
- Yahlil li Ahwal Bakistan Asy-Syarqiyah
- Al-Khilafah wa Al-Malakiyah
5. Hukum dan Undang-Undang
- Al-Qanun al-Islami
- Asas ad-Dustur al-Islami
- al-Qanun al-Islami wa ad-Dustur
- Muqtarahat Dusturiyah
- Al-Huquq al-Asasiyah
- Tadwin ad-Dustur al-Islami
- Huquq Ahl adz-Dzimmah
- Istifta’ Hamm
- Ad-Dawlah al-Islamiyah.
6. Ilmu Sosial
- Al-Jihad fi Sabilillah
- Ad-Dakwah al-Islamiyah wa Mutathallibaatiha
- al-Muslimun
- Maadhihim wa Haadhirihim wa Mustaqbalihim
- Irsyadat
- Barnamij al-`Amal al-Qaadim li al-Jama`ah al-Islamiyah
- Al-Asas al-Akhlaqiyah li al-Harakah al-Islamiyah
- Tajdid wa Ihya ad-Din
- Tarkh Dakwah al-Jama`ah
- Al-Islamiyah wa Barnamij `Amaliha
- Syahadah al-Haq
- Al-‘Adl al-Ijtima`i
- Ta`limat
- Rasa’il wa Masa’il (4 juz)
7. Pendidikan
- Nidzam at-Ta`lim al-Jadid
- Nidzam at-Ta`lim al-Islami
- Khutbah Tawzi Asy-Syahadat
8. Ilmu Ekonomi
- Al-Musykilah al-Iqtishadiyah li al-nsan wa al-Hill al-Islami
- Qadiyah Milkiyah al-Ardh
- Ar-Riba’
- An Nazhariyat al-Iqtishadiyah fil al-Qur`an
- Al-Iqtishad al-Islami
- Al-Ushul al-Asasiyah li al-Iqtishad al-Islami
- Al-Islam wa Nazhariyat al-Iqtishad al-Haditsah
9. Kemasyarakatan
- Al-Hijab
- Tandzim al-Ushrah
- Al-Islam wa Tahdid an-Nasl
- Huquq az-Zawjain
- Mathalib al-Islam Tjah al-Mar`ah al-Muslimah.
Di sarikan dari Buku karya Dr.Samir Abdul Hamid Ibrahim yang berjudul Abul A`la Al-Maududi, Fikruhu wa Da`watuhu.

link: RUANG JUANG

1 komentar: